persen. Struktur pasar industri semen merupakan oligopoli ketat dengan produk homogen serta hambatan masuk yang tinggi.
Perilaku industri dianalisis melalui strategi harga, strategi produksi serta hal-hal yang diawasi KPPU. Hubungan antara struktur dengan kinerja industri
semen nasional dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda. Variabel tidak bebas yang digunakan adalah Price Cost Margin yang merupakan proksi
tingkat keuntungan perusahaan. Variabel bebas yang digunakan adalah indeks Herfindahl, extra efisiensi, utilitas kapasitas produksi, dan tingkat pertumbuhan
nilai barang yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks Herfindahl, ekstra efisiensi dan pertumbuhan nilai barang yang dihasilkan secara
signifikan mempengaruhi tingkat keuntungan dan hubungannya positif.
2.8. Kerangka Pemikiran
Penelitian
Industri minyak goreng sawit merupakan industri yang akhir-akhir ini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian negara ditambah
lagi sebagai salah satu komoditi ekspor andalan dan merupakan juga salah satu dari sembilan bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Peningkatan kebutuhan minyak goreng dalam negeri mengharuskan pemerintah untuk menjaga kesediaan pasokan dalam negeri, salah satunya dengan
meningkatkan produksi, terbukti pada tahun 1998 produksi minyak goreng dari 2.18 juta ton menjadi 6.43 juta ton pada tahun 2005. Hal ini dapat terbukti juga
dengan tingkat konsumsi minyak goreng di Indonesia sejak tahun 1998 hingga tahun 2005 terus tumbuh. Ini tercermin dari tingkat konsumsi per kapitanya yang
meningkat dari 10.7 kilogram per kapita tahun 1998 menjadi 16.5 kilogram tahun 2005. Berdasarkan perkembangan berbagai variabel terkait seperti
peningkatan konsumsi minyak goreng untuk keperluan rumah tangga maupun industri diperkirakan total konsumsi minyak goreng dalam negeri tahun 2005
mencapai 6 juta ton dimana 83.3 persen terdiri dari minyak sawit. Penelitian akan diawali dengan menganalisis bagaimana pengaruh
struktur pasar terhadap kinerja industri minyak goreng sawit Indonesia. Dalam konteks ini, akan dilihat bagaimana pengaruh struktur pasar dengan variabel
tingkat konsentrasi CR4 dan skala ekonomis MES dapat mempengaruhi kinerja dari industri yang diproksi dengan tingkat manfaat-biaya atau PCM.
Selain itu, PCM digunakan sebagai proksi yang mencerminkan tingkat keuntungan dari suatu industri, maka variabel Efisiensi internal XEFF,
GROWTH dan Dummy dimasukkan ke dalam fungsi untuk menganalisis bagaimana pengaruh Efisiensi, GROWTH dan Dummy terhadap PCM atau tingkat
keuntungan industri. Hasil kajian pengaruh struktur pasar terhadap kinerja tersebut akan memberikan hasil keterkaitan dari masing-masing variabel serta
dapat diketahui besarnya pengaruh signifikasi.
Keterangan :
Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian
2.9. Hipotesis Penelitian