sebagai media komunikasi”. Begitu juga diperkuat dengan pernyataan dari Kepala Eksekutif LPS, Mirza Adityaswara, Beliau mengatakan bahwa, “Setiap bank
peserta penjaminan wajib menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank yang dapat diketahui dengan mudah oleh nasabah penyimpan mengenai tingkat
bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan LPS dan maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS”.
Dari permasalahan-permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam sebuah karya tulis berbentuk skripsi dengan
judul : “Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah Bank di Kota Medan Terhadap Lembaga Penjamin Simpanan”
.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti ingin melihat bagaimana tingkat pemahaman nasabah bank di Kota Medan terhadap Lembaga Penjamin
Simpanan.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas maka penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman nasabah bank di Kota
Medan terhadap Lembaga Penjamin Simpanan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat pemahaman nasabah bank di Kota Medan terhadap
Lembaga Penjamin Simpanan.
Universitas Sumatera Utara
2. Menambah wawasan dan informasi bagi penulis dan pembaca tentang Lembaga Penjamin Simpanan.
3. Sebagai informasi bagi pihak lain yang ingin meneliti lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan
LPS dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2009 UU LPS dan mulai beroperasi secara penuh sejak tanggal 22 September 2005. Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2004, LPS adalah lembaga
independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Pasal 2 Ayat 3. LPS merupakan penyempurnaan dari program
penjaminan pemerintah terhadap seluruh kewajiban bank blanket guarantee menjadi penjaminan secara terbatas limited guarantee, sehingga penjaminan
simpanan nasabah bank yang diharapkan dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan dan dapat meminimumkan risiko yang
membebani anggaran negara atau risiko yang menimbulkan moral hazard www1.lps.go.id.
Lahirnya UU No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan menandai babak baru sistem perbankan nasional. Keberadaan LPS ini tidak bisa
dilepaskan dari upaya peningkatan stabilitas sektor keuangan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan yang lain dalam rangka
menciptakan jaring pengamanan sistem keuangan yang terpadu. Namun, eksistensi dari LPS yang utama adalah menciptakan kepercayaan masyarakat
kepada institusi perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Sampai dengan saat ini terdapat 72 negara yang telah mendirikan lembaga penjamin simpanan. Beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan
Swedia bahkan telah mendirikan lembaga penjaminan jauh sebelum krisis perbankan melanda Asia Pasifik. Negara di Asia yang telah mendirikan antara lain
Filipina pada tahun 1963, kemudian Korea pada tahun 1996. LPS memperoleh modal awal dari pemerintah yang merupakan kekayaan
negara yang dipisahkan dan tidak terbagi dalam saham sebesar Rp.4 triliun Pasal 81 Ayat 1. LPS bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengadministrasian
semua kekayaannya. Laporan keuangan LPS setiap tahun diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK Republik Indonesia. Selain dari modal awal, sumber
dana LPS berasal dari hasil investasi serta kontribusi awal dan pembayaran premi kepesertaan oleh bank peserta. Kekayaan LPS dalam bentuk investasi hanya dapat
ditempatkan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah danatau Bank Indonesia. LPS tidak dapat menempatkan investasi dalam bentuk Penyertaan
Modal Sementara dalam rangka penyelamatan bank gagal Pasal 82 Ayat 3. Pemerintah mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga
keberlangsungan LPS termasuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap LPS apabila lembaga tersebut mengalami kesulitan keuangan. UU LPS mengatur
bahwa dalam hal modal LPS menjadi kurang dari modal awal, Pemerintah dengan persetujuan DPR akan menutup kekurangan tersebut. Namun, apabila LPS
mengalami kesulitan likuiditas dalam pembayaran klaim penjaminan, LPS dapat memperoleh pinjaman dari Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan