Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan

2.2 Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan

Berdasarkan UU No.24 Tahun 2004, LPS memiliki dua peran utama yakni menjamin simpanan nasabah dalam jumlah tertentu dan turut serta menjaga stabilitas keuangan, dengan menyelamatkan bank gagal yang berdampak sistemik. Hal ini tak lepas dari fungsi LPS sendiri, yaitu menjamin simpanan nasabah dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya Pasal 4. Fungsi skema penjaminan simpanan yang memadai oleh LPS sebagai salah satu elemen kunci dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Pelaksanaan skim penjaminan simpanan oleh LPS diterapkan kepada seluruh bank yang beroperasi di Indonesia, baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat BPR, baik bank konvensional maupun bank syariah. Dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. LPS memiliki tugas untuk menyelamatkan bank gagal yang berdampak sistemik. Dalam proses pengambilan keputusan penyelamatan bank gagal yang berdampak sistemik, LPS tidak memiliki pilihan lain kecuali menyelamatkan bank gagal tersebut. Keputusan penyelamatan bank gagal yang berdampak sistemik diambil oleh Komite Koordinasi yang beranggotakan Menteri Keuangan, Bank Indonesia, LPS, dan Lembaga Pengawas Perbankan. Selanjutnya, Komite Koordinasi menyerahkan penyelamatan bank gagal yang berdampak sistemik tersebut kepada LPS. Sedangkan dalam proses pengambilan keputusan penyelamatan bank gagal yang tidak berdampak sistemik, LPS memiliki pilihan untuk menyelamatkan atau tidak menyelamatkan bank gagal tersebut. Pilihan tersebut didasarkan pada Universitas Sumatera Utara perkiraan biaya penyelamatan dan perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank gagal dimaksud.

2.3 Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan

Dalam menjalankan fungsinya untuk menjamin simpanan nasabah penyimpan, LPS diberi tugas sebagai berikut Pasal 5 Ayat 1: a. merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan; dan b. melaksanakan penjaminan simpanan. Dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional, LPS bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Pengawas Perbankan. Tugas yang dapat dilakukan oleh LPS sehubungan dengan menjalankan fungsinya untuk turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya adalah sebagai berikut Pasal 5 Ayat 2: a. merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut memelihara stabilitas sistem perbankan; b. merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik; dan c. melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik. Untuk menjalankan tugasnya, LPS mempunyai wewenang sebagai berikut Pasal 6 Ayat 1: a. menetapkan dan memungut premi penjaminan; b. menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta; Universitas Sumatera Utara c. melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS; d. mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank; e. melakukan rekonsiliasi, verifikasi, danatau konfirmasi atas data tersebut pada huruf d; f. menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim; g. menunjuk, menguasakan, danatau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan danatau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu; h. melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan; i. menjatuhkan sanksi administratif. LPS dapat melakukan penyelesaian dan penanganan Bank Gagal dengan kewenangan sebagai berikut Pasal 6 Ayat 2: a. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS; b. menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang diselamatkan; c. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, danatau mengubah setiap kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank; dan Universitas Sumatera Utara d. menjual danatau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur danatau kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.

2.4 Penjaminan Simpanan Nasabah Bank