Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013

memperoleh keuntungan baik dari deviden ataupun capital gain. Capital gain akan diperoleh jika saham yang telah dibeli kembali itu kemudian dijual kembali pada harga yang lebih baik, sedangkan dividen apabila saham yang telah dibeli itu kemudian disimpan selama setahun. 167 Dalam pembelian kembali buyback saham, para pemegang saham yang sahamnya dibeli kembali oleh emten tidak akan memperoleh keuntungan. 168 Pemegang saham hanya mempunyai hak untuk mendapatkan pembayaran atas saham yang dikuasainya sesuai dengan harga pasar pada saat dilaksanakannya pembelian kembali tersebut. 169 Pemegang saham yang sahamnya dibeli kembali oleh perseroan secara otomatis bukan lagi pemegang saham perseroan terkait. Yang berarti pemegang saham kehilangan hak dan kewajibannya atas saham tersebut. Hilangnya kepemilikan pemegang saham terhadap sahamnya mengakibatkan hilangnya hak dan kewajiban yang sebelumnya melekat padanya, seperti ikut dalam rapat umum pemegang saham, diperhitungkan dalam menentukan jumlah kuorum, dan memperoleh deviden.

B. Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013

Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Perseroan dapat melakukan pembelian kembali buyback saham jika memperoleh persetujuan dari rapat umum pemegang saham. Namun, Pembelian kembali buyback saham dapat juga dilakukan tanpa persetujuan rapat umum 167 Mr Arbobinardi, “Apa, bagaimana dan kenapa terjadi mekanisme buy back saham?”, Loc. cit. 168 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Bab III, Bagian Kedua, Pasal 40, Angka 2. 169 Roy Mangapon Nababan, Op. Cit., hlm. 87. Universitas Sumatera Utara pemegang saham. 170 Dalam rangka mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan yang menyebabkan tekanan pada bursa saham domestik maka diperlukan kemudahan bagi Emiten atau Perusahaan Publik untuk melakukan aksi korporasi pembelian saham kembali tanpa melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 171 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tidak ada diatur megenai akibat hukum dari tindakan pembelian kembali buyback saham secara eksplisit, namun dapat disimpulkan bahwa akibat hukum dari pembelian kembali buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham adalah: 1. Terhadap Harta dan Kekayaan Perseroan Pembelian kembali buyback saham tanpa persetujuan rapat umum pemegang saham dapat dilakukan apabila terjadi kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Saham yang dapat dibeli kembali paling banyak 20 dua puluh perseratus dari modal disetor 172 tanpa melanggar ketentuan Pasal 91, Pasal 92, Pasal 95, dan Pasal 96 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 173 yang mengatur tentang penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam. 170 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan, Bab II, Pasal 4. 171 Republik Indonesia, Penjelasan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan. 172 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan, Bab II, Pasal 5. 173 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan, Bab I, Pasal 3. Universitas Sumatera Utara Akibat hukum dilakukannya pembelian kembali buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham secara umum adalah sama dengan pembelian kembali saham secara umum, yaitu untuk melindungi harta dan kekayaan perseroan. Hal tersebut diperjelas dengan melihat Pasal 10 ayat 2 huruf b Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 yang menyatakan bahwa harga saham yang dialihkan tidak boleh lebih rendah dari harga rata-rata pembelian kembali saham perusahaan dan dengan ketentuan: a. untuk saham Perusahaan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, tidak boleh lebih rendah dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek satu hari sebelum tanggal penjualan saham atau harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 sembilan puluh hari terakhir sebelum tanggal penjualan saham oleh Perusahaan, mana yang lebih tinggi; b. untuk saham Perusahaan yang tidak tercatat di Bursa Efek, tidak boleh lebih rendah dari harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Penilai; atau c. untuk saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek, namun selama 90 sembilan puluh hari atau lebih sebelum tanggal penjualan saham oleh Perusahaan tidak diperdagangkan di Bursa Efek atau dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek tidak boleh lebih rendah dari: 1 harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Penilai; atau 2 harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek dalam waktu 12 dua belas bulan terakhir yang Universitas Sumatera Utara dihitung mundur dari hari perdagangan terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya, mana yang lebih tinggi. Pengalihan saham yang dilakukan tentunya dapat dilakukan tanpa mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 174 Jika saham yang dibeli kembali telah dialihkan pada harga yang lebih rendah dari harga pembelian kembali, maka kerugian tersebut wajib diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan perusahaan. 175 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika tindakan pembelian kembali buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham dilakukan maka akibatnya adalah dapat melindungi harta dan kekayaan perseroan sesuai dengan ketentuan pengalihan saham hasil pembelian kembali saham yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang menentukan harga pengalihan saham agar pembelian kembali buyback saham tidak merugikan perseroan. 2. Terhadap Saham Yang Dibeli Kembali Saham yang dibeli kembali tanpa rapat umum pemegang saham hanya boleh dikuasai oleh perseroan paling lama 3 tiga tahun. Setelah tiga tahun, saham yang dikuasai perseroan tersebut sudah harus dialihkan. Hal tersebut dapat dilihat dalam Pasal 12 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 yang menyatakan: 174 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan, Bab III, Pasal 10, Angka 1. 175 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02POJK.042013 Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan, Bab III, Pasal 18. Universitas Sumatera Utara a. Dalam hal masih terdapat saham hasil pembelian kembali yang dikuasai oleh Perusahaan selama jangka waktu 3 tiga tahun sejak selesainya pembelian kembali saham, maka Perusahaan wajib mulai mengalihkan saham hasil pembelian kembali dalam jangka waktu paling lama 2 dua tahun. b. Dalam hal kewajiban pengalihan saham sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat dilaksanakan atau belum dapat diselesaikan oleh Perusahaan, maka dalam jangka waktu paling lama 1 satu tahun setelah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Perusahaan wajib telah selesai mengalihkan saham dimaksud. 3. Terhadap pemegang saham yang sahamnya dibeli kembali Dalam pembelian kembali buyback saham baik melalui persetujuan rapat umum pemegang saham ataupun tanpa melalui rapat umum pemegang saham, pemegang saham yang sahamnya telah dibeli kembali oleh emten tidak akan memperoleh keuntungan. Pemegang saham hanya mempunyai hak untuk mendapatkan pembayaran atas saham yang dikuasainya sesuai dengan harga pasar pada saat dilaksanakannya pembelian kembali yang mengakibatkan hak kepemilikan pemegang saham yang bersangkutan hilang. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat dari Kepailitan

3 95 116

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan

2 104 96

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 1/Pojk.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Terhadap Perlindungan Konsumen Perbankan Di Indonesia

10 154 121

Buyback (Pembelian Kembali Saham ) Sebagai Perlindungan Modal Dan Kekayaan Perseroan Terbatas

0 61 108

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan (Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan)

3 71 96

Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengawasan Terhadap Lembaga Asuransi Setelah Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (Studi Di Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Jakarta)

0 12 31

TINJAUAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SETELAH TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) | ASSHIDDIEQY | Legal Opinion 5573 18333 2 PB

0 0 8

BAB II PENGATURAN DAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP SEKTOR JASA KEUANGAN A. Latar Belakang Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan - Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat dari Kepailitan

0 3 22

BAB II LATAR BELAKANG DILAKSANAKANNYA TINDAKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUYBACK) SAHAM YANG BEREDAR DI PASAR MODAL A. Pengertian Pembelian Kembali (Buyback) Saham - Tinjauan Yuridis Terhadap Pembelian Kembali (Buyback) Saham Perusahaan Publik Setelah Terbentukn

0 0 14

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBELIAN KEMBALI (BUYBACK) SAHAM PERUSAHAAN PUBLIK SETELAH TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11