Refleksi Siklus II Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kemampuan Awal Pemahaman Kosakata

113 Gambar 5: Grafik Histogram Hasil Tes Pasca Tindakan II Perbendaharaan Kata Kelas 1 SLB B Wiyata Dharma 1 Sleman.

8. Refleksi Siklus II

Refleksi pada siklus II dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus II, meliputi data observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar setelah tindakan siklus II. Data yang diperoleh dari observasi dan tes hasil belajar pada pelaksanaan siklus II dikaitkan dengan data hasil tes hasil belajar dan observasi pada siklus I. Perbandingan pemerolehan data tersebut dapat digunakan sebagai data peningkatan yang telah dicapai pada siklus I dan siklus II. Selain sebagai pembanding data tersebut digunakan untuk mengkaji keberhasilan pendekatan kontekastual terhadap proses peningkatan kemampuan perbendaharaan kata bagi siswa tunarungu kelas I di SLB B Wiyata Dharma 1 Sleman, Yogyakarta. Pendekatan kontekstual dapat dinyatakan berhasil apabila setidaknya setiap subjek mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu sebesar 65. 20 40 60 80 100 SLS BDN ILM P en cap ai an Subjek Data Hasil Tes Pasca Tinda kan II Nilai Tes Pasca Tindakan II 114 Peningkatan kemampuan perbendaharaan kata pada subjek setelah dilaksanalan tindakan siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 12: Data Hasil Peningkatan Tes Pasca Tindakan I dan Tes Pasca Tindakan II Perbendaharaa Kata Kelas 1 SLB B Wiyata Dharma 1 Sleman Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh subjek mencapai peningkatan. Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, seluruh subjek mampu mencapai KKM yang telah ditentukan, yaitu sebesar 65. Subjek SLS pada siklus I memperoleh skor 60 yang belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65, kemudian pada siklus II subjek SLS memperoleh skor 70. Dengan demikin kemampuan subjek SLS mengalami peningkatan sebesar 10 dan telah mencapai KKM 65. Subjek BDN pada siklus I memperoleh skor 66,7 dan pada siklus II memperoleh skor 80 dengan demikian subjek BDN telah mencapai KKM pada siklus I dan II. Peningktan yang diperoleh BDN sebesar 13,3 . Subjek ILM pada siklus I memperoleh skor 76,7 dan siklus II memperoleh skor 85. Dengan demikian subjek ILM memperoleh peningkatan 88,3 dan telah mencapai KKM 65. No Subjek Skor Tes Pasca Tindakan I Hasil Tes Pasca Tindakan II KKM Peningkatan 1 SLS 60 70 65 10 2 BDN 66,7 80 65 13,3 3 ILM 76,7 85 65 8,3 115 Hasil pencapaian kemampuan perbandaharaan kata anak tunarungu kelas dasar 1 ketika tes pasca tindakan I dan tes pasca tindakan II dapat dilihat pada diagram berikut ini: Gambar 6: Grafik Histogram Nilai Kemampuan Peningkatan Hasil Pasca Tindakan I dan Hasil Pasca Tindakan II Perbendaharaan Kata Melalui Pendekatan Kontekstual Setelah Siklus II Grafik di atas semakin menggambarkan bahwa seluruh subjek dalam siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setelah adanya perbaikan pada siklus II dan modifikasi tindakan dalam proses tindakan siklus II. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses tindakan siklus I dapat berkurang. Penguatan, pemberian reward, atau pemberian perhatian yang lebih bagi setiap siswa mampu untuk membantu perkembangan belajar siswa. Pelaksaan pembelajaran mulai berjalan lebih aktif didalam kelas, kemampuan semua subjek menjadi meningkat. Semua subjek mendapatkan skor diatas KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Hasil yang telah dicapai oleh siswa asalah bukti bahwa 20 40 60 80 100 SLS BDN ILM P en cap ai an Subjek Rekapitulasi dataPeningkatan Hasil Kemampuan Pemahaman Kosakata Nilai Tes Pasca Tindakan I Nilai Tes Pasca Tindakan II 116 perkembangan siswa dalam tindakan yang dilakukan dalm siklus II cukup berhasil dan dapat meningkatkan kemampuan subjek. Secara keseluruhan tindakan dan test hasil belajar dapat dikatakan berhasil dengan baik. Kelebihan pada tindakan siklus I juga menjadi lebih baik lagi pada siklus II ini seperti: a. Cara belajar siswa yang lebih meningkat, kemampuan belajar serta konsentrasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik. b. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengidentifikasi benda, tanya jawab mengajar lebih meningkat dengan antusias siswa dalam pembelajaran. c. Suasana pembelajaran lebih menarik berjalan lebih menyenangkan, dan nyaman sehinga siswa mampu memahami konsep dengan cepat. d. Kecurangan atau kegiatan yang mengganggu pembelajaran semakin berkurang dengan adanya reward dan teguran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil pencapaian subjek setelah pelaksanaan tindakan siklus II yang telah digambarkan di atas, peneliti menganggap bahwa hasil yang tercapai dalam pelaksanaan tes hasil belajar atau evaluasi dan observasi pada siklus II telah berhasil secara optimal. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus ke II dan tindakan tidak lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya. 117

9. Analisis Data