49
dinamis yang lebih tinggi dari pada individu yang mempunyai motif berprestasi rendah. Hal ini menjadikan
individu tersebut berorientasi ke depan. c. Adanya suatu dorongan untuk menyelesaikan tugas yang
belum selesai. d. Cenderung bertindak secara inovatif dan kreatif.
e. Menyukai hal-hal baru yang penuh tantangan. Ciri yang dikemukakan di atas merupakan hal yang sangat
penting untuk dimiliki oleh setiap individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini disebabkan karena tanpa
memiliki ciri tersebut maka individu tidak dapat dikatakan memiliki Motivasi Berprestasi yang tinggi. Oleh sebab itu ciri
yang dikemukakan di atas dapat menunjukkan bahwa individu yang memiliki Motivasi Berprestasi yang tinggi cenderung
memiliki tingkat prestasi belajar yang tinggi jika dibandingkan dengan individu yang memiliki Motivasi Berprestasi yang
rendah. Berdasarkan
berbagai uraian
tersebut, penulis
menggunakan ciri-ciri Motivasi Berprestasi yang dikemukakan oleh McClelland 1985, dikarenakan ciri-ciri tersebut lebih
sesuai dengan kebutuhan penulis.
2.3.3. Peran Motivasi Berprestasi
Motivasi Berprestasi merupakan salah satu faktor psikologis dalam belajar yang memiliki peran penting sebagai
penggerak atau pendorong jiwa individu untuk melakukan kegiatan belajar.Meskipun demikian, Motivasi Berprestasi dapat
50
berubah ataupun hilang seketika dan muncul dengan tiba-tiba. Hal ini terjadi karena adanya fungsi atau peran yang dimiliki.
Menurut Dimyati, dkk 2002 peranan Motivasi Berprestasi adalah sebagai berikut:
a Cita-cita atau aspirasi mahasiswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik.
Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b Kemampuan mahasiswa. Kemampuan akan memperkuat motivasi mahasiswa untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan. Keinginan seorang mahasiswa perlu diikuti dengan perkembangan atau kecakapan dalam
mencapainya. c Kondisi mahasiswa. Kondisi mahasiswa yang meliputi
kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi. Seorang mahasiswa yang sedang sakit, lapar atau marah-
marah akan
mengganggu perhatian
belajar, dan
sebaliknya. d Kondisi Lingkungan. Lingkungan mahasiswa dapat
berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh
karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, serta ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka motivasi berprestasi
mudah diperkuat.
51
e Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Setiap mahasiswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya. Dengan demikian maka unsur-
unsur yang bersifat labil tersebut sangat mudah untuk dipengaruhi.
f Upaya pengajar dalam mengajar. Pengajar adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan
mahasiswa. Intensitas pergaulan dan bimbingan pengajar tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
jiwa mahasiswa. Sehingga sebagai seorang yang profesional, pengajar harus mampu membelajarkan
mahasiswa secara bijaksana. Berdasarkan uraian di atas, Motivasi Berprestasi tidak
selamanya stabil. Hal ini disebabkan banyaknya faktor-faktor yang memengaruhi Motivasi Berprestasi tersebut seperti
kemampuan mahasiswa,
kondisi mahasiswa,
lingkungan mahasiswa dan lain-lain.
2.4 Hasil Penelitian Sebelumnya