Aspek-Aspek Communication Apprehension COMMUNICATION APPREHENSION

29 juga CA as a state. Communication Apprehension merupakan kecemasan yang terdapat atau dapat dilihat dalam kelompok, di dalam kelas, dalam komunikasi interpersonal, dan juga di lingkungan publik. McCroskey 1977 juga menyatakan bahwa tidak dalam semua kondisi individu mengalami kecemasan karena beberapa individu hanya mengalami kecemasan pada kondisi tertentu, sebagai contohnya adalah berbicara di depan umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori Communication Apprehension yang dikemukakan McCroskey tersebut yang sesuai dengan tujuan penelitian penulis.

2.1.3 Aspek-Aspek Communication Apprehension

Kecemasan dalam berkomunikasi atau yang lebih dikenal sebagai CA merupakan suatu jenis fobia sosial, yang ditandai dengan adanya suatu pemikiran bahwa dirinya akan dikritik atau dinilai jelek oleh orang lain. Menurut Horwits 2001 CA memiliki empat aspek sebagai berikut: a. Aspek kognitif Dalam hal ini individu memberikan perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri dan juga pandangan atau penilaian orang lain. b. Aspek motorik Timbulnya perasaan malu, gelisah dan bingung jika harus berbicara di depan umum. 30 c. Perubahan fisiologis Ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan nadi, keringat berlebihan, tangan dan kaki dingin serta perut yang mulas atau sakit. d. Perilaku motorik Ditandai dengan berbicara yang terpatah-patah, lebih memilih untuk tidak berbicara, gemetaran, selalu merunduk atau berusaha untuk menghindari tatap mata dengan lawan bicara. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Semiun 2006, bahwa ada empat aspek yang memengaruhi kecemasan berbicara di depan umum yaitu: a. Aspek suasana hati. Aspek-aspek suasana hati dalam gangguan kecemasan adalah kecemasan, tegang, panik dan kekhawatiran, individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman atau bencana yang akan mengancam dari sumber tententu yang tidak diketahui. Aspek-aspek suasana hati yang lainnya adalah depresi dan sifat mudah marah. b. Aspek kognitif. Aspek-aspek kognitif dalam gangguan kecemasan menujukan kekhawatiran dan keprihatinan mengenai bencana yang diantisipasi oleh individu misalnya seseorang individu yang takut berada ditengah khalayak ramai. 31 c. Aspek somatik. Aspek-aspek somatik dari kecemasan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pertama aspek langsung dan aspek tambah. Aspek-aspek langsung terdiri dari keringat, mulut kering, bernapas pendek, denyut nadi cepat, tekanan darah meningkat, kepala terasa berdenyut-denyut, dan otot terasa tegang. Kedua apabila kecemasan berkepanjangan aspek-aspek tambah seperti tekanan darah meningkat secara kronis, sakit kepala, dan gangguan usus kesulitan dalam pencernaan, dan rasa nyeri pada perut dapat terjadi. d. Aspek motor. Orang-orang yang cemas sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-mengetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Aspek-aspek motor ini merupakan gambaran rancangan kognitif dan somatik yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi diri dari apa saja yang dirasanya mengancam. Selain Horwitz dan Semiun, McCroskey 1984, p.282-283 juga membagi Communication Apprehension kedalam 4 aspek. Berikut adalah 4 aspek CA yang dikemukakan oleh McCroskey: a. Traitlike CA dilihat sebagai “a relatively enduring, personality type orientation toward a given made of communication across a wide variety of context”. 32 Traitlike CA ini berkaitan dengan kesusastraan atau secara specifik berkaitan dengan CA dalam oral communication, CA about writing, dan CA about singing dengan alat ukur WAT dan TOSA untuk masing-masing kategori. b. Generalized-Context CA merupakan gambaran komunikasi dengan konteks yang disamaratakan. McCroskey 1977 melihat Generalized-context CA sebagai “relatively enduring, personality type orientation toward communication in a given type of context”. Hal ini berarti kecemasan dalam berkomunikasi muncul karena individu harus berbicara sesuai dengan konteks yang diberikan. Dalam jenis ini, terdapat 4 varian CA yaitu CA dalam public speaking, CA dalam speaking in a meetingclassroom, CA dalam speaking dikelompok kecil, dan CA dalam interaksi diadik. Alat ukur yang digunakan oleh penulis adalah PRCA Personal Report of Communication Apprehension Scale. Hal ini dikarenakan PRCA lebih menjawab kebutuhan penulis dalam penelitiannya karena terdapat banyak aspek yang ditemui, seperti dalam diskusi kelompok, menyampaikan ide atau gagasan dalam kelas, dan lain sebagainya. c. Person-Group CA CA with generalized people menggambarkan reaksi dari individu dalam berkomunikasi dengan individu atau grup dalam waktu 33 tertentu. McCroskey 1977 memandang hal ini sebagai, “a relatively enduring orientation toward communication with a given person or group of people”. Dalam tipe atau jenis ini, CA muncul karena ketidakfamiliaran dengan orang yang diajak berkomunikasi atau berinteraksi. d. Situational CA CA as a State menggambarkan reaksi yang akan ditimbulkan atau dimunculkan oleh individu dalam berkomunikasi dengan individu atau kelompok tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan. McCroskey 1977 memandang CA tipe ini sebagai, “transitory orientation toward communication with a given person or group of people”. Ini berarti komunikasi tidak terjadi dalam situasi seperti kehidupan sehari-hari, tetapi lebih dalam situasi yang khusus. Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh beberapa peneliti diatas, penulis menggunakan aspek CA yang dikemukakan oleh McCroskey 1984. Hal ini dikarenakan aspek- aspek CA yang dikemukakan oleh McCroskey tersebut, sesuai dengan kebutuhan penulis. Selain itu, aspek-aspek yang dikemukakan oleh McCroskey 1984 jauh lebih mudah untuk dijumpai di dalam kehidupan nyata seperti halnya di kelas Public Speaking. 34

2.1.4 Faktor – faktor yang memengaruhi Communication

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: suatu analisis psikologi indigenous

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB I

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB IV

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB I

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB II

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB IV

0 3 53

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB V

0 0 4