54
b. Motivasi Berprestasi dan Communication Apprehension
Selain Self Efficacy, penelitian mengenai motivasi dengan CA juga telah dilakukan oleh beberapa penulis. Putra 2010
menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara motivasi dengan performance mahasiswa di STIE AMA Salatiga yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,000 p0.05. Budiawan 2008 juga menemukan hubungan yang signifikan antara
Motivasi Belajar Bahasa Inggris dengan Prestasi dalam mempelajari Bahasa Inggris. Penelitian serupa juga dilakukan
oleh Yusuf 2011 dan Azar 2013 yang meneliti mengenai Self Efficacy, Motivasi Berprestasi dan prokrastinasi dalam kaitanya
dengan achievement dan juga performance dengan nilai signifikan 0,04 p 0,05. Temuan peneliti sebelumnya tersebut
menunjukkan bahwa Motivasi cenderung memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan performance.
Namun, hasil dari penelitian-penelitian di atas berbeda dengan penelian yang dilakukan oleh Baharudin 2013 terhadap
siswa kelas XI di Pejagoan Kebumen. Baharudin 2013 menemukan bahwa motivasi tidak memiliki hubungan yang
positif dan signifikan dengan performance mahasiswa dalam menggunakan Bahasa Inggris dengan koefisien determinasi R
Square sebesar 0,019, yang menggambarkan bahwa sumbangan motivasi terhadap performance sangat kecil yaitu 1,9 atau
hampir tidak memberikan pengaruh. Ray 1990 menganalisa mengenai hubungan Motivasi Berprestasi dengan CA dari
berbagai macam sudut pandang budaya. Hasil analisis dan penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
55
Motivasi Berprestasi dengan kecemasan berbahasa asing CA. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan Motivasi
Berprestasi dengan Communication Apprehension masih dalam perdebatan. Oleh sebab itu penulis ingin menguji kembali
hubungan Motivasi
Berprestasi dengan
Communication Apprehension.
c. Self Efficacy, Motivasi Berprestasi, dan Communication Apprehension