92
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan praktik industri. Berikut akan dipaparkan tahapan-tahapan dalam
persiapan pembekalan praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 7 Yogyakarta.
1 Identifikasi dan Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Januari 2016 dengan SI diketahui bahwa dalam melakukan identifikasi dan
analisis kebutuhan pembekalan praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 7 Yogyakarta yaitu melalui kegiatan sinkronisasi
kurikulum. Dalam hal ini wakil kepala sekolah urusan humas mengundang perwakilan dunia usaha industri dari setiap kompetensi keahlian untuk mengikuti
kegiatan sinkronisasi kurikulum. Hal senada juga disampaikan oleh WPR selaku wakil kepala sekolah urusan humas SMK Negeri 7 Yogyakarta dan AE selaku
guru produktif kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 7 Yogyakarta.
Pada kesempatan yang berbeda, AE selaku guru produktif kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 7 Yogyakarta mengungkapkan
bahwa: “Kegiatan sinkronisasi kurikulum merupakan kegiatan mencocokkan
kurikulum sekolah dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia usaha industri. Strategi yang diterapkan dalam menyelenggarakan kegiatan
sinkronisasi kurikulum yaitu dengan mengundang beberapa pewakilan dunia usaha industri dari setiap kompetensi keahlian untuk mengikuti
workshop
selama 1 hari”.
93 Sekolah dalam hal ini diwakili oleh wakil kepala sekolah urusan humas
dan ketua kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata memaparkan struktur kurikulum disampaikan sekolah kepada siswa. Melalui pemaparan ini, perwakilan
dari dunia usaha industri diharapkan dapat memberikan tanggapan terkait komponen struktur kurikulum kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata.
Kegiatan workshop sinkronisasi kurikulum tersebut menghasilkan temuan terkait kesenjangan kompetensi yang diberikan oleh sekolah kepada siswa dengan
kebutuhan dunia usahaa industri. Kesenjangan tersebut yaitu terkait kompetensi siswa dalam reservasi tiket penerbangan melalui Computerized Reservation
System CRS. Sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana yang mendukung
untuk memberikan kompetensi tersebut, selama ini sekolah memberikan kompetensi reservasi tiket penerbangan dengan sistem manual yang sekarang
sudah tidak digunakan oleh biro perjalanan wisata. Kemudian tanggapan dari dunia usaha indsustri yang disampaikan oleh
KW dari Total Nusa Tours Travel terkait hal tersebut yaitu sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan pembekalan bagi siswa sebelum melaksanakan
praktik industri. Kegiatan pembekalan diperlukan siswa untuk mempersiapkan kompetensi dan sikap siswa sebelum memasuki dunia usaha industri. Hal senada
juga diungkapkan oleh WPR selaku wakil kepala sekolah urusan humas SMK Negeri 7 Yogyakarta yang menyatakan bahwa sebelum melaksanakan praktik
industri siswa harus memperoleh pembekalan dari sekolah dan dunia usaha industri. Selama praktik industri, siswa membawa nama baik sekolah sehingga
perlu dipersiapkan dengan sebaik mungkin.
94 Selain temuan tersebut, dalam kegiatan sinkronisasi kurikulum ini
menghasilkan jurnal kegiatan siswa selama praktik industri dan buku bimbingan siswa praktik industri. Jurnal kegiatan siswa selama praktik industri berisi
beberapa subbagian diantaranya: a lembar identitas, b surat pernyataan siswa, c panduan pelaksanaan praktik industri, d petunjuk penilaian, e nilai praktik
industri, f program pelatihan, dan g lampiran yang terdiri dari jurnal kegiatan siswa, laporan kegiatan mingguan, uraian kegiatan, daftar hadir dan rekapitulasi
jenis pekerjaan. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa identifikasi dan
analisis kebutuhan pembekalan praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 7 Yogyakarta dilakukan melalui sinkronisasi
kurikulum dengan melibatkan perwakilan dari dunia usaha industri. 2
Mengirimkan Surat Permohonan Kesediaan Dunia Usaha Industri Kerjasama yang terjalin antara sekolah dan dunia usaha industri tertuang
dalam Memorandum of Understanding MoU. Pada tahap persiapan praktik indsutri sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan humas memperbaharui MoU
tersebut. Pada umumnya MoU berlaku antara 2 – 3 tahun. Untuk menjalin kerjasama dengan lembaga yang baru, wakil kepala sekolah urusan humas
mengeluarkan surat permohonan kesediaan untuk menjadi institusi pasangan dalam pelaksanaan praktik industri. Surat tersebut dikirimkan langsung kepada
dunia usaha industri yang dituju melalui guru produktif pada masing-masing kompetensi keahlian.
95 Dalam menentukan dunia usaha industri sebagai institusi pasangan,
sekolah mempertimbangkan beberapa hal diantaranya yaitu relevansi dan kelayakan lembaga tersebut untuk dijadikan sebagai lokasi melaksanakan praktik
industri. Berikut kutipan wawancara yang disampaikan oleh SI selaku ketua kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 7 Yogyakarta:
“...dalam menentukan lembaga sebagai institusi pasangan, sekolah memilih lembaga yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki siswa
dan bersedia menerima siswa praktik industri secara langsung, dalam artian tanpa melalui ASITA. Alasan kami memilih lembaga yang bersedia
menerima kami secara langsung yaitu masalah biaya. Apabila melalui ASITA, siswa dikenakan biaya sebesar Rp 150.000,00 bulan. Padahal
siswa melakukan praktik industri selama 2-3 bulan, itu sangat memberatkan siswa mbak”.
Berdasarkan pemaparan dan kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah berusaha untuk menjalin kerjasama dengan dunia usaha industri
yang bersedia menerima siswa secara langsung. 3
Penempatan Siswa Setelah memperoleh daftar nama dunia usaha industri yang bersedia
menerima siswa dalam pelaksanaan praktik industri. Sekolah melakukan pembagian lokasi praktik industri bagi siswa. Dalam melakukan pembagian lokasi
praktik industri, sekolah mempertimbagkan beberapa hal. Beberapa hal tersebut antara lain: a kemudahan siswa dalam mengakses lokasi praktik industri, sekolah
mempertimbangkan apakah siswa tersebut memiliki kendaraan pribadi atau menggunakan transportasi umum, b karakter dunia usaha industri; c komunitas
dalam dunia usaha industri, d penyakit atau kelainan yang dimiliki siswa, dan f prestasi siswa. Prestasi siswa menjadi pertimbangan yang terakhir dalam
96 melakukan pembagian lokasi praktik industri karena sekolah menilai semua siswa
memiliki kesempatan yang sama, tidak ada pilih kasih antara satu dan lainnya. 4
Penentuan Guru Pembimbing Praktik Industri Guru pembimbing praktik industri terdiri dari guru produktif dan guru
normatif maupun adaptif yang memiliki interaksi dengan siswa. Tujuan sekolah menunjuk guru pembimbing yang telah memiliki interaksi dengan siswa yaitu
supaya selama pada saat pelaksanaan praktik industri siswa dapat nyaman berkordinasi maupun berkonsultasi dengan guru pembimbing. Setiap guru yang
ditunjuk menjadi guru pembimbing praktik industri akan memperoleh SK yang dikeluarkan oleh wakil kepala sekolah urusan humas.
b. Tahap Pelaksanaan