Pelaksanaan Diklat Tahapan Diklat

40

b. Pelaksanaan Diklat

Evans Edwin dalam Istu Harjono, 2012: 33-34 mengungkapkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan perkembangan dari latihan dalam pekerjaan on the job training dan pola magang apprenticeship. Pada pola latihan dalam pekerjaan, siswa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian di dunia usaha industri. Kemudian Elliot 1983: 15 menyatakan bahwa pola latihan dalam pekerjaan memiliki keunggulan karena siswa dapat langsung belajar pada keadaan yang sebenarnya sehingga mendorong siswa belajar secara inkuiri. Pola magang yaitu dimana siswa melaksanakan pekerjaan di dunia usaha industri dengan didampingi seorang instruktur. Instruktur bertanggung jawab untuk membimbing dan mengajarkan pengetahuan serta keterampilan kepada siswa dalam melaksanakan pekerjaan Evans Edwin dalam Istu Harjono, 2012: 34. Pelaksananaan praktik industri mengacu pada penyelenggaraan identifikasi dan analisis kebutuhan pada tahap perencanaan. Setiap siswa calon peserta praktik industri berhak untuk mendapatkan bekal, berupa keterampilan terkait kompetensi keahlian, pengarahan, dan penanaman sikap kerja serta motivasi untuk membentuk sikap siswa di dunia usaha industri. Hal tersebut sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Praktik Industri SMK Negeri 6 Yogyakarta, yang menyatakan bahwa setiap siswa wajib mengikuti kegiatan pembekalan sebelum melaksanakan praktik industri. Terkait dengan hal tersebut, sekolah menyelenggarakan kegiatan pembekalan praktik industri untuk orangtua dan siswa calon peserta praktik industri. 41 Pembekalam menurut Tanjung dan Rahmawati dalam Ira Tusmowati, 2004: 9 merupakan pelatihan pra tugas pre-service-training. Tujuan penyelenggaraan pembekalan praktik industri yaitu untuk memberikan bekal bagi siswa terkait kompetensi siswa dan kesiapan siswa untuk memasuki dunia usaha industri. Penyelenggaraan pembekalan merupakan suatu sistem, yang artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dan lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana penyelenggaraan pelatihan, komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pembekalan yaitu meliputi: 1 tujuan pembekalan, 2 peserta pembekalan, 3 panitia pelaksana, 4 pemateri pembekalan, 5 materi pembekalan, 6 strategi pembekalan, 7 metode pembekalan, 8 sarana dan prasarana pembekalan, dan 9 evaluasi pembekalan. Miller, D.C., dan Form dalam Crites, 1969: 1984 menyebutkan bahwa membentuk siswa untuk membiasakan mencintai kerja dapat dilakukan dengan membuat suplemen sekolah yang kondisinya menyerupai tempat kerja sesungguhnya. Terdapat 5 hal pokok yang harus diajarkan kepada siswa yaitu: 1 siswa dilatih untuk mempelajari bagaimana belajar kerja dan bekerja, 2 siswa dilatih untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku ditempat kerja, 3 siswa dilatih mengembangkan karakternya, 4 siswa dianjurkan membangun inisiatif dan menambah sosialisasinya, 5 siswa dilatih untuk bergaul dengan guru dan teman sekolahnya. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mengenalkan siswa terhadap lingkungan kerja yang sesungguhnya dilakukan melalui penyelenggaraan pembekalan praktik industri. 42

c. Evaluasi Diklat

Dokumen yang terkait