74 Untuk kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata praktik industri dilaksanakan
selama 3 bulan terhitung dari tanggal 4 Januari – 4 Maret 2016. Hal tersebut disampaikan oleh SL, G dan GN.
Pelaksanaan praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 6 Yogyakarta terdiri dari dua lokasi yaitu di biro perjalanan wisata
dan di obyek wisata. Siswa melaksanakan praktik industri di obyek wisata selama 2 bulan, kemudian siswa melakukan praktik industri di obyek wisata selama 1
bulan. Untuk pelaksanaan praktik industri di obyek wisata, sekolah memberikan 2 pilihan obyek wisata bagi siswa yaitu Candi Prambanan atau Museum
Sonobudoyo. Untuk siswa yang memilih praktik industri di obyek wisata Candi Prambanan dikenakan biaya sebesar Rp175.000,00 bulan. Bagi siswa yang
memilih di Museum Sonobudoyo tidak dikenakan biaya. Namun demikan untuk pelaksanaan praktik industri di Museum Sonobudoyo kurang direkomendasikan
oleh sekolah karena minim wisatawan mancanegara.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan praktik industri. Berikut akan dipaparkan tahapan-tahapan dalam
persiapan pembekalan praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 6 Yogyakarta.
1 Membentuk Tim Praktik Industri
Program praktik industri merupakan implementasi dari kebijakan pendidikan sistem ganda. Pada SMK pembelajaran dilaksanakan di sekolah dan di
dunia usaha industri, yang dikenal dengan sebutan praktik industri. Untuk dapat
75 mencapai tujuan secara efektif dan efisien, pelaksanaan praktik industri harus
dikelola dengan baik. Pengelolaan praktik industri di SMK Negeri 6 Yogyakarta dibawah tanggung jawab wakil kepala sekolah urusan humas.
Berdasarkan hasil wawacara yang dilakukan pada hari Rabu, 13 Januari 2016 dengan EP selaku wakil kepala sekolah urusan humas SMK Negeri 6
Yogyakarta diketahui bahwa setiap awal tahun ajaran baru beliau membentuk tim praktik industri. Tim praktik industri terdiri dari beberapa komponen yaitu
diantaranya koordinator praktik industri dari setiap kompetensi keahlian di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Berikut dipaparkan oleh beliau komponen tim praktik
industri SMK Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2015 2016. “...ketua yaitu Ibu Ch. Nur Ida Wahyuningsih, S.P., sekretaris yaitu Ibu
Dwi Nastiti, S.ST.Par., koordinator praktik industri UPW yaitu Bapak Gunawan, S.ST.Par., koordinator praktik industri tata busana yaitu Ibu
Dra. Nanik Darusasi, koordinator praktik industri tata boga yaitu Ibu Nurul Lestari, S.Pd., dan koordinator praktik industri tata boga yaitu Ibu Tris
Sutria Lengkana, S.Pd”.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap koordinator praktik industri kompetensi keahlian bertanggung jawab untuk
mengelola pelaksanaan praktik industri dari tahap persiapan, pelaksanaa, hingga evaluasi pada masing-masing kompetensi keahlian.
2 Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Praktik Industri
Identifikasi dan analisis kebutuhan praktik industri merupakan kegiatan yang diselenggarakan sekolah untuk mengetahui kebutuhan siswa maupun
sekolah dalam
menyelenggarakan kegiatan
praktik industri.
Dengan melaksanakan praktik industri, sekolah akan memperoleh informasi terkait hal apa
saja yang diperlukan untuk mempersiapkan pelaksanaan praktik industri.
76 Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari Selasa, 12
Januari 2016 dengan SL selaku ketua kompetensi keahlian usaha perjalaan wisata SMK Negeri 6 Yogyakarta, beliau menyatakan bahwa:
“Dalam menentukan identifikasi dan analisis kebutuhan praktik industri kita mengundang beberapa perwakilan dunia usaha industri mbak.
Tujuannya yaitu untuk melakukan sinkronisasi kurikulum, kita berdiskusi terkait dengan kompetensi apasaja yang diperlukan siswa dalam
mempersiapkan pelaksanaan praktik industri”.
Hal tersebut juga dipertegas oleh G selaku koordinator praktik industri kompetensi keahlian UPW SMK Negeri 6 Yogyakarta yang menyampaikan
bahwa “Iya mbak, kami melakukan sinkronisasi dan evaluasi praktik industri. Kemudian sinkronisasi kurikulum merupakan kegiatan mengundang perwakilan
dunia usaha industri ke sekolah dalam rangka mencocokkan kompetensi yang diberikan sekolah kepada siswa dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia
usaha industri”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencapai relevansi antara materi yang diajarkan kepada siswa dengan pekerjaan yang yang harus
dilaksanakan siswa selama melaksanakan praktik industri. Metode yang diterapkan dalam kegiatan sinkronisasi kurikulum adalah
dengan workshop selama 3 hari bersama dengan perwakilan dunia usaha industri. Dalam kegiatan tersebut dipaparkan struktur kurikulum kompetensi keahlian
usaha perjalanan wisata di SMK Negeri 6 Yogyakarta, kemudian perwakilan dari beberapa dunia usaha industri memberikan tanggapan terkait struktur kurikulum
tersebut. Kemudian pada hari Rabu, 13 Januari 2016 EP selaku wakil kepala
sekolah urusan humas SMK Negeri 6 Yogyakarta dalam kesempatan wawancara
77 menyampaikan bahwa selain melalui kegiatan sinkronisasi kurikulum, untuk
mempersiapkan kegiatan pembekalan praktik industri, sekolah mengacu pada hasil evaluasi praktik industri pada periode sebelumnya. Berikut pemaparan EP
“Untuk menentukan kebutuhan siswa dalam praktik industri, kami meminta siswa untuk mempresentasikan pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan
praktik industri, mbak”. Evaluasi praktik industri dilaksanakan dengan menunjuk siswa yang telah
melakukan praktik industri untuk mempresentasikan pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan praktik industri. Hasil dari pemaparan pengalaman siswa
akan digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada pelaksanaan praktik industri periode beikutnya.
Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan pembekalan praktik industri
kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata di SMK Negeri 6 Yogyakarta dilakukan melalui dua metode. Metode yang pertama yaitu melalui kegiatan
sinkronisasi kurikulum dengan mengundang perwakilan dunia usaha industri. Kemudian metode yang kedua yaitu melalui hasil evaluasi praktik industri pada
periode sebelumnya. 3
Pendataan Institusi Pasangan Pendataan institusi pasangan dilakukan dengan memperbaharui surat
perjanjian yang telah dibuat pada periode sebelumnya. Dalam kesempatan wawancara EP selaku wakil kepala sekolah urusan humas SMK Negeri 6
Yogyakarta menyampaikan bahwa “Banyak dunia usaha industri yang
78 mengirimkan proposal ke sekolah mbak, sehingga sekolah tidak perlu membuat
surat permohonan kesediaan kepada dunia usaha industri”. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendataan dilakukan oleh
wakil kepala sekolah urusan humas SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan memperbaharui surat perjanjian Memorandum of Understanding MoU.
4 Penempatan Siswa
Penempatan siswa dilakukan oleh Association of the Indonesian Travel Agencies
ASITA. ASITA merupakan lembaga resmi yang menaungi biro perjalanan wisata. G selaku koordinator praktik industri kompetensi keahlian
usaha perjalanan wisata SMK Negeri 6 Yogyakarta menyatakan bahwa: “Penentuan lokasi praktik industri dilakukan oleh ASITA. Kami pihak
sekolah hanya mengirimkan daftar nama siswa yang akan melaksanakan praktik industri, kemudian ASITA mengeluarkan SK berdasarkan daftar
nama siswa yang kami serahkan beserta nama lembaga tempat melaksanakan praktik industri”.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa penempatan siswa yang akan melaksanakan praktik industri di biro perjalana wisata dilakukan
oleh Association of the Indonesian Travel Agencies ASITA.
b. Tahap Pelaksanaan