Perkembangan Fisik Perkembangan Kognitif

49

4. Perkembangan Fisik

Menurut Syamsu Yusuf 2007 : 193, masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Pada masa bayi bagian- bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara proposional terlalu kecil, namun pada masa remaja proposionalnya menjadi terlalu besar karena terlebih dahulu mencapai kematangan daripada bagian-bagian yang lain. Hal serupa juga disebutkan oleh Nurihsan dan Agustin 2013 : 74 bahwa pada remaja awal proporsi ukuran tinggi dan berat badan kurang seimbang, namun pada remaja akhir proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa. Sarlito W. Sarwono 2012 : 11 menambahkan bahwa masa remaja terjadi perubahan fisik berupa pertumbuhan tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi, dan muncul tanda-tanda seksual sekunder. Berdasarkan paparan di atas, maka perkembangan fisik remaja secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa remaja mengalami perubahan fisik yang cepat serta muncul tanda-tanda seksual primer dan sekunder.

5. Perkembangan Kognitif

Piaget Sarlito W. Sarwono, 2012 : 97 berpendapat bahwa remaja masuk dalam tahap operasional formal. Dalam tahap ini remaja sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis dimana remaja dapat 50 memperkirakan apa yang mungkin terjadi. Remaja mampu mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Keating Syamsu Yusuf, 2007 : 195 merumuskan lima hal pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasional formal, yaitu sebagai berikut : a. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadarannya sendiri di sini dan sekarang here and now, cara berpikir remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan word of possibilities. Remaja sudah mampu menggunakan abstraksi- abstraksi dan dapat membedakan antara yang nyata dan konkret dengan yang abstrak dan mungkin. b. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah. c. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya. d. Remaja menyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat proses kognitif itu efisien atau tidak efisien, serta menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan pengaturan kognitif internal tentang bagaimana dan apa yang harus dipikirkannya. Dengan demikian, introspeksi pengujian diri menjadi bagian kehidupannya sehari-hari. 51 e. Berpikir operasional formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru dan ekspansi perluasan berpikir. Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja berada pada tahap operasional formal, dimana remaja sudah mampu berpikir abstrak dan melakukan hipotesis tentang sesuatu.

6. Perkembangan Emosi