52
Berdasarkan paparan
di atas,
penulis mengambil
kesimpulan bahwa masa remaja mempunyai emosi yang belum stabil dikarenakan perubahan fisik dan kelenjar.
D. Efikasi Diri pada Residen
Narkotika dan psikotropika merupakan obat yang banyak digunakan di dunia kedokteran untuk menyembuhkan penyakit,
pembiusan, pengobatan untuk orang yang mengalami stres atau gangguan jiwa, dan sebagainya. Narkotika dan psikotropika tentunya memberikan
manfaat yang besar apabila digunakan dengan baik dan benar sesuai takarannya. Namun, penyalahgunaan narkotika, psikotropika, ditambah zat
adiktif lainnya, dimana banyak dikenal dengan istilah “narkoba”, semakin marak terjadi di masyarakat. Peredaran narkoba banyak terjadi di
masyarakat, tanpa terkecuali di kalangan remaja, yang diperjualbelikan secara bebas dan pemakaiannya dapat membahayakan karena tidak
melalui pertimbangan medis. Ditinjau dari perkembangan aspek kognitif, remaja berada pada
tahap operasional formal. Dalam tahap ini remaja sudah mampu berpikir abstrak dan melakukan hipotesis dimana remaja dapat memperkirakan apa
yang mungkin terjadi. Namun, tidak sedikit pula ditemukan remaja yang hanya mencari kepuasan sesaat dan tidak memikirkan akibat yang
ditimbulkan, seperti penyalahgunaan narkoba untuk melarikan diri dari masalah, pengaruh teman sebaya, dan sebagainya. Penggunaan narkoba
53
yang tidak sesuai dapat menimbulkan kecanduan dan mengakibatkan dampak yang berbahaya, seperti dampak pada fisik, psikis, ekonomi,
bahkan kriminalitas. Oleh karena itu, penyalahgunaan narkoba perlu dihentikan, salah satu caranya dengan proses rehabilitasi.
Masalah penanggulangan korban narkoba dan panti rehabilitasi memang bukanlah sesuatu yang baru. Panti rehabilitasi merupakan salah
satu tempat untuk memulihkan pemakai atau pecandu narkoba secara menyeluruh. Namun, hal ini tidak menjamin mereka untuk dapat berhenti
dari ketergantungan narkoba. Panti rehabilitasi membantu seorang residen terlepas dari ketergantungan narkoba, namun usaha ini tidak akan berhasil
tanpa disertai adanya dorongan dari dalam diri residen untuk pulih. Seorang residen harus mempunyai keyakinan untuk pulih, keyakinan ini
masuk dalam kategori efikasi diri. Efikasi diri merupakan keyakinan diri terhadap kemampuan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai suatu
tujuan. Efikasi diri tiap orang berbeda-beda dan disesuaikan dengan
tujuannya. Apabila membahas mengenai pemulihan residen di panti rehabilitasi sosial, efikasi diri merupakan suatu keyakinan seseorang akan
kemampuannya dalam melewati masa relapse, yaitu penggunaan kembali narkoba secara tidak terkendali yang terjadi selama masa bersih, serta
untuk dapat bertahan dari ketergantungan pada narkoba. Tinggi rendahnya efikasi diri yang dimiliki oleh seorang residen memungkinkan dirinya me-
54
miliki motivasi untuk melakukan tindakan dan usaha untuk berhenti, sehingga pemulihannya akan semakin cepat dan berhasil.
Efikasi diri pada diri tiap individu berbeda antara satu individu dengan lainnya berdasarkan pada tiga aspek. Aspek yang diteliti dari
efikasi diri yaitu tuntutan tugas yang mampu dilakukan level; luas bidang tugas generality; dan tingkat kemantapan, keyakinan, kekuatan
strength. Aspek pertama adalah level, yakni tuntutan suatu tugas yang mampu diselesaikan, dari tuntutan yang sederhana, moderat, sampai yang
membutuhkan performansi maksimal sulit. Aspek kedua adalah generality, yakni perilaku yang mampu dilakukan individu. Aspek ketiga
adalah strength,
yakni berhubungan
dengan derajat
kepercayaankemantapan seseorang bahwa ia dapat melakukan suatu tingkatan tugas.
Di Yogyakarta banyak terdapat panti rehabilitasi sosial, salah satunya yaitu Panti Sosial Pamardi Putra PSPP. Residen yang sedang
dalam tahap pemulihan di PSPP bukan hanya orang dewasa, namun juga remaja. Dari hasil wawancara Januari, 2015 dapat diketahui bahwa
residen yang menjalani rehabilitasi memiliki usaha yang bervariasi untuk pulih. Usaha ini salah satunya ditentukan oleh adanya efikasi diri dalam
diri residen yang berbeda-beda. Di Panti Sosial Pamardi Putra terdapat residen yang merasa dirinya tidak mampu untuk pulih dan kemudian
kembali menggunakan NAPZA, bahkan beberapa residen kabur dari panti rehabilitasi. Dalam menjalani proses rehabilitasi juga terdapat tahap
55
rehabilitasi yang dijalani oleh residen dan tiap residen menjalani tahap rehabilitasi dengan kurun waktu yang berbeda-beda. Dalam tahap
rehabilitasi terdapat tuntutan tugas yang harus dijalani dan juga terdapat ujian kenaikan pada tiap tahap rehabilitasi. Ada residen yang menjalani
rehabilitasi pada tahap awal dan tidak mampu untuk menjalani tuntutan tugas, sehingga sulit baginya untuk naik ke tahap rehabilitasi berikutnya.
Namun demikian, terdapat beberapa residen di Panti Sosial Pamardi Putra yang menunjukkan adanya efikasi diri yang tinggi untuk
mencapai kepulihan dimana mampu menjalankan proses rehabilitasi dengan mencapai tahap rehabilitasi dengan cepat, mampu menjalankan
tuntutan tugas sesuai tahap rehabilitasi, dan tetap bertahan dalam panti rehabilitasi atau tidak kabur.
Subjek penelitian didapatkan melalui wawancara dengan pekerja sosial di PSPP. Kriteria subjek penelitian adalah residen di PSPP yang
berusia remaja dan memiliki efikasi diri yang tinggi. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mendeskripsikan aspek-aspek efikasi diri
residen.
E. Pertanyaan Penelitian