2.1.2. Ruang Lingkup Ergonomi
Ruang lingkup ergonomi tidak hanya sebatas bagaiman cara mengatur posisi kerja yang baik, namun juga mencakup tehnik, antropometri, dan disain. Pusat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Departemen Kesehatan RI 2008, menyatakan bahwa ruang lingkup ergonomi mencakup beberapa aspek keilmuan yaitu:
1. Tehnik, yaitu cara-cara melakukan pekerjaan dengan baik sehingga dapat
mengurangi resiko cedera akibat ergonomi yang tidak baik. 2.
Fisik, yaitu dimana penampilan seseorang mencerminkan keseimbangan antara kemampuan tubuhnya dengan tuntutan tugas. Apabila tuntutan tugas
lebih besar daripada kemampuan tubuh maka akan terjadi ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit, serta menurunya
produktivitas. Sebaliknya, apabila tuntutan tugas lebih kecil dari kemampuan tubuh, akan terjadi understress, seperti kejenuhan, kebosanan, kelesuhan,
kurang produktif dan sakit. 3.
Anatomi, yaitu berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian.
4. Antropometri, yaitu suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia yang meliputi ukuran, bentuk dan kekuatan yang nantinya berfungsi untuk mendisain tempat kerja seseorang.
5. Fisiologi, yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi dan kerja tubuh, seperti
temperature tubuh, oksigen yang didapat saat bekerja, aktifitas otot dan lain- lain.
Universitas Sumatera Utara
6. Disain, yaitu berupa perancangan tempat kerja yang sesuai dengan pekerja
supaya dapat bekerja secara layak, aman dan nyaman.
2.1.3. Tujuan Ergonomi
Tujuan penerapan perilaku ergonomi yang baik adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di suatu instansi, organisasi ataupun tempat-tempat
manusia melakukan aktivitasnya. Menurut Santoso 2004, ada empat tujuan utama ergonomi, yaitu memaksimalkan efisiensi karyawan, memperbaiki kesehatan dan
keselamatan kerja, menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat, dan memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan.
Menurut Tarwaka 2004, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ergonomi, antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial
dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Sikap Kerja