Gambaran gejala Muskuloskletal Disorders MSDs dapat diperoleh dengan menggunakan Nordic Body Map NBM dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak
nyaman sedikit sakit, sakit hingga sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh NBM maka dapat diestimasi tingkat dan jenis keluhan otot skelektal
yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana, namun kurang teliti karena mengandung nilai subjektifitas yang tinggi Kuorinka et al, 1997.
2.5.2. Faktor Resiko Keluhan Muskuloskeletal
Hubungan sebab akibat faktor penyebab timbulnya MSDs sulit untuk dijelaskan secara pasti. Namun ada beberapa faktor risiko tertentu yang selalu ada dan
berhubungan atau turut berperan dalam menimbulkan MSDs. Faktor-faktor risiko tersebut bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu pekerjaan, lingkungan dan
manusia atau pekerja Pheasant, 1991; Oborne, 1995 dan ditambah lagi dengan faktor psikososial Susan Stock, et al, 2005.
1. Faktor Pekerjaan a. Postur Kerja
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiahnya. Semakin jauh posisi bagian tubuh
dari pusat gravitasi, semakin tinggi pula terjadi keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah pada umumnya karena ketidaksesuaian pekerjaan dengan
kemampuan pekerja Grandjen, 1993. Berdasarkan hasil penilitian Hendra dan Raharjo 2008, diperoleh
bahwa skor risiko REBA pada pekerjaan pemuatan kelapa sawit ke dalam truk sebesar 8-10high risk, dan 83,7 dari 117 pekerja merasakan keluhan MSDs
Universitas Sumatera Utara
pada leher dan punggung bawah. Adapun postur-postur janggal adalah sebagai berikut :
Berdiri. Duduk tanpa dukungan lumbar.
Duduk tanpa footrest tumpuan kaki yang baik dengan ketinggian yang sesuai.
Duduk dengan mengistirahatkan bahu pada permukaan alat kerja yang terlalu tinggi.
Tangan bagian atas terangkat tanpa dukungan dari alas vertikal. Kepala mendongak.
Posisi membungkuk, punggung yang mengarah ke depan. Membawa beban berat dengan cara memanggul atau memikul.
Semua posisi tegang. Posisi ekstrim yang terus menerus pada setiap sendi.
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pergerakan tenaga yang besar dan
apabila terjadi secara terus menerus, dapat meningkatkan terjadinya keluhan otot bahkan dapat menyebabkan cedera otot skletal.
b. Tekanan. Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak, sebagai contoh
pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak
Universitas Sumatera Utara
akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.
c. Getaran. Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah.
Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot Suma’mur, 1989.
d. Mikrolimat. Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan,
dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Beda suhu lingkungan dengan
suhu tubuh yang terlalu besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan terpakai oleh tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan tersebut.
Apabila tidak diimbangi dengan pemasukan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan energi otot dan akan berakibat peredaran darah kurang
lancar, suplai oksigen ke otot menurun sehingga metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa
nyeeri otot Astrand Rohl, 1977. 2. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut, dsb. Keluhan otot
terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relaksasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Sikap kerja tidak alamiah Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang mengakibatkan pergerakan
posisi bagian-bagian tubuh menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat, dsb. Semakin jauh
posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan muskuloskletal.
4. Penyebab kombinasi Risiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat apabila disaat
bekerja, pekerja dihadapkan pada beberapa faktor risiko dalam waktu yang bersamaan, misalnya pekerjaan yang harus melakukan aktivitas angkat angkut di
bawah tekanan panas matahari seperti yang dilakukan pekerja bangunan. Disamping
ke-empat faktor
penyebab terjadinya
keluhan sistem
muskuloskeletal tersebut di atas, beberapa ahli menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan
ukuran tubuh dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal Tarwaka, 2004.
a. Umur. Chaffin 1979 dan Guo et al.1995 menyatakan bahwa pada umumnya
keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 26-65 tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan
akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis kelamin. Secara fisiologis kemampuan otot wanita memang lebih rendah daripada pria.
Hasil penelitian Bettie at.al 1989 menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60 kekuatan otot pria, khususnya untuk otot
lengan, punggung dan kaki. c. Kebiasaan merokok.
Bouishen at.al 1993 menemukan hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang
memerlukan pengerahan otot. d. Kesegaran Jasmani
Pada umumnya keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
Sebaliknya, apabila dalam pekerjaan tenaga yang diperlukan pekerja tersebut besar tetapi waktu untuk istirahatnya tidak cukup maka akan sering mengalami
keluhan otot. Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan dengan
bertambahnya aktivitas fisik. e. Kekuatan fisik.
Chaffin and Park 1973 yang dilaporkan oleh NIOSH menemukan adanya peningkatan keluhan punggung yang tajam pada pekerja yang melakukan tugas
yang menuntut kekuatan melebihi batas kekuatan otot.
Universitas Sumatera Utara
f. Ukuran tubuh antropometri. Walaupun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan massa tubuh
merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal. Vessy at.al 1990 menyatakan bahwa wanita gemuk memiliki
resiko 3 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita kurus.
2.6. Nordic Body Map