Umur Jenis Kelamin Masa Kerja

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Pekerja Pembuat Tas di jalan Bajak V Kecamatan Medan Amplas Tahun 2013.

5.1.1. Umur

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi umur pekerja pembuat tas yang tertinggi adalah ≤42 tahun dan frekuensi umur pekerja pembuat tas yang terendah adalah 42 tahun. Menurut Chaffin 1979 dan Guo et al.1995 menyatakan bahwa pada umumnya keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 26-65 tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur.

5.1.2. Jenis Kelamin

Keadaan jenis kelamin pekerja pembuat tas di Jalan Bajak V Kecamatan Medan amplas tahun 2013 adalah 19 orang pekerja 63 berjenis kelamin laki-laki dan 11 orang pekerja 37 berjenis kelamin perempuan. Secara fisiologis kemampuan otot wanita memang lebih rendah daripada pria. Hasil penelitian Bettie at.al 1989 menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60 kekuatan otot pria, khususnya untuk otot lengan, punggung dan kaki. Universitas Sumatera Utara

5.1.3. Masa Kerja

Berdasarkan Tabel.4.3 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi masa kerja pekerja pembuat tas di Jalan Bajak V Kecamatan Medan Amplas Tahun 2013 yang tertinggi adalah pada masa kerja ≤ 21 tahun yaitu sebanyak 17 orang pekerja 56,7 dan yang terendah adalah pada masa kerja 21 tahun yaitu sebanyak 13 orang 43,3. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu bertahun-tahun tentunya dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh Tobing, 1996. 5.2. Keluhan Muskuloskletal Pada Pekerja Pembuat Tas 5.2.1. Keluhan Muskuloskletal Pada Pekerja Pembuat Tas Dengan Sikap Kerja Duduk Di lantai. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Nordic Body Map yang dilakukan pada pekerja sebelum pekerja melakukan pekerjaan dengan sikap kerja duduk di lantai diketahui bahwa dari 25 responden, sebagian besar responden tidak merasakan keluhan sakit. Hasil penelitian yang dilakukan setelah bekerja diketahui bahwa keluhan muskuloskletal dengan kategori “sakit” dirasakan oleh 2 orang pekerja 8 pada daerah leher bawah, 15 orang 60 mengeluh sakit pada daerah bahu kiri, 16 orang 64 mengeluh sakit pada daerah bahu kanan, 15 orang 60 mengeluh sakit pada daerah bokong, 17 orang 68 mengeluh sakit pada daerah pantat, dan 9 orang 36 mengeluh sakit pada daerah pergelangan tangan kanan. Universitas Sumatera Utara Keluhan pada leher dirasakan oleh pekerja pembuat tas dikarenakan kondisi saat bekerja lebih banyak dengan posisi kepala menunduk dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Mereka mulai bekerja dari pukul 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat yang tidak tentu demi mengejar target pesanan tas. Oleh sebab itu, otot-otot pada daerah leher bekerja secara statis dimana pembuluh-pembuluh darah dapat tertekan sehingga aliran darah dalam otot menjadi berkurang yang berakibat berkurangnya glukosa dan oksigen dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Abduksi dan forward flexion kepala turun maju ke depan lebih dari 30 ° dapat mengakibatkan faktor risiko oleh karena adanya penekanan pada otot sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman Nurmianto, 2008. Keluhan muskuloskletal lain yang di rasakan pada lengan yang dialami oleh pekerja dikondisikan karena selama bekerja mereka sering harus mengangkat lengan dalam proses membuat pola, menjiplak, menggunting, mengelem maupun memasang aksesoris. Situasi seprti ini dialami pekerja secara terus menerus selama bekerja. Keluhan pada pergelangan tangan dan jari-jari tangan disebabkan karena kegiatan menggunting bahan yang sedikit sulit untuk digunting. Saat menggunting bahan tas yg keras, pekerja harus menggunakan sedikit tenaga untuk menekan gunting sekuat mungkin agar bahan yang diinginkan tadi bisa digunting. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu aktivitas berulang. Keluhan terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. Tangan pekerja dipaksa untuk bekerja dengan melakukan pekerjaan yang sama dalam waktu yang lama tanpa ada relaksasi. Sebaiknya relaksasi pada tangan dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara meluruskan tangan ke bawah atau ke depan atau dengan menggerakkan tangan secara perlahan ke depan dan ke belakang. Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang berbeda-beda terhadap tubuh. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh Tarwaka, 2004. Berdasarkan penelitian Sinurat, 2011, untuk menghindari keluhan yang dirasakan pada tangan dan leher, pekerja sebaiknya melakukan relaksasi setelah 30 menit bekerja. Relaksasi yang dapat dilakukan misalnya pada tangan, seperti yang sudah disebut di atas, dapat dilakukan dengan meluruskan tangan ke depan atau ke bawah atau dengan menggerak-gerakkan tangan selama 5 menit sehingga otot tangan tidak berkontraksi terus menerus. Sedangkan pada leher, relaksasi yang dapat dilakukan seperti mengerakkan leher dari bawah ke atas secara pelahan-lahan atau dengan menggerakkan leher ke bawah, ke atas, dan ke samping secara bergantian. Keluhan muskoloskletal pada bagian bahu baik kiri maupun kanan dikondisikan karena pekerja duduk cenderung condong ke depan meski terkadang duduk bersandar pada dinding rumah. Tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring. Jika diasumsikan, tekanan tersebut sekitar 100, cara duduk yang tegang atau kaku erect posture dapat menyebabkan tekanan tersebut mencapai 140 dan cara duduk yang dilakukan dengan membungkuk ke depan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190. Sikap duduk yang tegang lebih banyak memerlukan aktivitas otot atau saraf belakang daripada sikap duduk yang condong kedepan Nurmianto, 2008. Universitas Sumatera Utara Keluhan muskuloskletal pada pinggang dan bokong dikondisikan karena saat bekerja pekerja duduk di lantai dalam waktu yang lama, dimana seluruh berat badan saat duduk bertumpu pada daerah pinggang dan bokong.

5.2.2. Keluhan Muskuloskletal Pada Pekerja Pembuat Tas Dengan Sikap Kerja Duduk Di Kursi Menjahit.