44
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp207.195.227.485. Arus kas yang diterima dari aktivitas
investasi berasal dari penjualan aset tetap sebesar Rp30.501.435.185. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah untuk perolehan aset tetap sebesar Rp202.720.270.784,
perolehan aset lain-lain sebesar Rp3.886.429.256, perolehan properti investasi sebesar Rp5.334.000.000, dan pembayaran uang muka pembelian aset tetap Rp25.755.962.630.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp113.045.755.066. Arus kas yang diterima dari aktivitas
investasi berasal dari penjualan aset tetap sebesar Rp29.341.546.559. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah untuk perolehan aset tetap sebesar Rp102.242.573.593 dan
perolehan aset lain-lain sebesar Rp2.582.803.591 dan pembayaran uang muka pembelian aset tetap Rp37.561.924.441.
Kas Bersih Yang Diperoleh Aktivitas Pendanaan
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp160.129.156.292. Arus kas yang diterima dari
aktivitas pendanaan antara lain bersumber dari penambahan utang bank dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp2.047.335.308.620 dan tambahan setoran sebesar Rp90.500.000.000,
penambahan utang sewa sebesar Rp3.169.896.192 dan penambahan utang lain-lain sebesar Rp58.713.981.254. Arus kas keluar yang digunakan untuk aktivitas pendanaan antara lain berupa
pembayaran utang bank dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp2.011.273.248.985, pembayaran utang sewa sebesar Rp11.624.734.676 dan pelepasan modal oleh kepentingan
non-pengendali sebesar Rp16.692.046.113.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp296.250.030.831. Arus kas yang diterima
dari aktivitas pendanaan antara lain bersumber dari penambahan utang bank dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp1.473.867.038.596 dan setoran modal oleh kepentingan
non-pengendali sebesar Rp20.112.000.000. Arus kas keluar yang digunakan untuk aktivitas pendanaan antara lain berupa pembayaran utang bank dan lembaga keuangan bukan bank
sebesar Rp1.146.954.528.710, pembayaran utang sewa sebesar Rp18.394.852.126 dan pembayaran utang lain-lain sebesar Rp32.379.626.929.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp113.380.564.656. Arus kas yang diterima dari
aktivitas pendanaan antara lain bersumber dari penambahan utang bank dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp867.031.483.997, perolehan utang lain-lain sebesar Rp38.857.394.607,
tambahan modal disetor sebesar Rp95.000.000.000 dan setoran modal oleh kepentingan non-pengendali sebesar Rp9.054.500.000. Arus kas keluar yang digunakan untuk aktivitas
pendanaan antara lain berupa pembayaran utang bank dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp879.788.730.499 dan pembayaran utang sewa sebesar Rp16.774.083.449.
IV. BELANJA MODAL
Perseroan dan Entitas Anak membelanjakan sekitar Rp135,951 miliar pada tahun 2014, Rp261,867 miliar pada tahun 2015, dan Rp106,460 miliar pada tahun 2016 untuk belanja modal
dengan rincian sebagai berikut:
Segmen Usaha 2014
2015 2016
Rp Juta Rp Juta
Rp Juta
Manufaktur 120.777
88.8 204.658
78,2 80.189
75,6 Konsesi Hutan
14.634 10,8
18.407 7,0
7.237 6,8
Ritel dan Distribusi 540
0,4 38.802
14,8 18.614
17,6
Total Belanja Modal 135.951
100,0 261.867
100,0 106.040
100,0
Sumber: Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan Tanggal 31 Desember 2016, 2015, dan 2014 serta perkiraan manajemen Perseroan
45
Pada tahun 2014 sampai dengan 2016, belanja modal Perseroan dan Entitas Anak digunakan terutama untuk meningkatkan kapasitas terpasang dari 17.763 m
3
pada tahun 2014 menjadi 35.044 m
3
pada tahun 2016 untuk manufaktur mebel dan 17.558 m
3
pada tahun 2014 menjadi 133.338 m
3
pada tahun 2016 untuk manufaktur building component. Peningkatan kapasitas terpasang pada manufaktur mebel terutama disebabkan oleh pembangunan pabrik baru milik
Interkraft untuk menggantikan pabrik lama Interkraft yang terbakar pada tahun 2014. Selain itu, Perseroan juga meningkatkan kapastias terpasang untuk manufaktur building component
karena tingginya permintaan pelanggan atas building component.
Belanja modal untuk segmen ritel dan distribusi mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2015 dan 2016 yang disebabkan oleh pembangunan Thema Home, toko ritel pertama
milik Perseroan, dan gudang untuk penjualan mebel bermerek Vittorio dan THEMA di Indonesia. Perseroan tidak memiliki komitmen khusus untuk pengadaan investasi barang modal yang
nilainya material di masa yang akan datang.
V. MANAJEMEN RISIKO
Perseroan berkomitmen untuk menjalankan manajemen risiko dalam usahanya untuk mempertahankan kinerja yang sudah tercapai saat ini. Perseroan menyadari bahwa jalannya
operasional Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko, baik risiko yang berada di bawah kendali maupun risiko yang berada di luar kendali Perseroan. Karena itu risiko harus dikelola
secara terintegrasi dan berkelanjutan, sebagai bagian dari praktik tata kelola yang baik atas korporasi.
Sebagai bagian dari komitmen Perseroan untuk menjalankan manajemen risiko, Perseroan juga telah membentuk unit Internal Audit, yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama. Pembentukan ini adalah salah satu dari langkah awal yang diambil oleh manajemen yang mengarah kepada penerapan manajemen risiko yang menyeluruh pada masa yang akan
datang.
Disamping itu, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa contoh dari penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
- Sebagai mitigasi risiko peraturan pemerintah, Perseroan berusaha untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan perubahaan regulasi dengan menyesuasikan kebijakan internal Perseroan untuk mengikuti peraturan yang berlaku dan dengan membentuk kebijakan yang
meminimalisasikan dampak dari kondisi eksternal yang tidak menguntungkan. Perseroan akan terus mempertahankan sertifikasi FSC dan SVLK serta melakukan produksi kayu
secara ramah lingkungan untuk selalu memenuhi setiap peraturan dan regulasi dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lainnya mengenai produk kayu dan kehutanan.
- Sebagai mitigasi risiko perubahan kurs mata uang asing, meskipun Perseroan tidak memiliki
kontrol terhadap pergerakan kurs mata uang asing, Perseroan selalu berusaha untuk memperhatikan pergerakan kurs mata uang asing dan menyesuaikan proyeksi keuangan
Perseroan dan Entitas Anak untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin akan dihadapi oleh Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan juga menetapkan sebagian utang
bank dalam bentuk mata uang asing sehingga dapat memberikan dampak natural hedging bagi Perseroan.
- Sebagai mitigasi risiko suku bunga acuan pinjaman. Risiko tingkat suku bunga Perseroan
dan Entitas Anak terutama timbul dari pinjaman untuk tujuan modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai tingkat suku bunga variabel menunjukkan Perseroan dan Entitas
Anak kepada nilai wajar risiko tingkat suku bunga. Manajemen meminimalkan risiko bunga, dengan melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk
mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang.
46
- Sebagai mitigasi risiko ketersediaan pasokan bahan baku, Perseroan menyimpan persediaan
bahan baku dalam jumlah yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan produksi Perseroan. Dengan membeli bahan baku dalam jumlah yang besar, Perseroan memiliki kemampuan
untuk memilih bahan baku kayu dengan kualitas terbaik sehingga dapat memproduksi produk premium untuk pelanggannya. Selain itu, untuk mengantisipasi kondisi cuaca
buruk yang dapat mempengaruhi transportasi bahan baku, Perseroan telah membangun saw mill yang berlokasi di dekat hutan konsesi untuk memotong kayu log menjadi sawn
timber, sehingga sawn timber dapat diangkut melalui jalur darat selain jalur sungai.
- S e b a g a i m i t i g a s i r i s i k o k e b a k a r a n f a s i l i t a s p r o d u k s i , P e r s e r o a n d e n g a n a k t i f
memonitor, mempertahankan dan meningkatkan efisiensi operasional Perseroan serta meminimalisasikan dampak operasional terhadap lingkungan dan mempertahankan standar
kesehatan dan keamanan yang baik. Perseroan dan Entitas Anak telah membeli polis asuransi yang memadai untuk mengamankan fasilitas produksi Perseroan dari kecelakaan
kebakaran. Selain itu, Perseroan juga melakukan pelatihan yang baik untuk memastikan keamanan serta perawatan fasilitas dan latihan untuk menghadapi situasi kebakaran bagi
para karyawannya. Perseroan dan Entitas Anak juga telah membangun desain bangunan yang dapat mengurangi risiko penyebaran kebakaran ke seluruh fasilitas produksi dengan
adanya jarak lebih dari 10 meter per gedung pabrik, penggunaan lampu yang tidak mudah terbakar dan alat pemadam api sprinklers di seluruh gedung pabrik.
- Sebagai mitigasi meningkatnya upah minimum regional, Perseroan dapat memproyeksikan
peningkatan upah dan menentukan strategi bisnis yang tepat untuk meminimalisasikan dampak peningkatan upah dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 78
Tahun 2015 tentang Pengupahan yang mengatur formula penentuan peningkatan upah setiap tahunnya. Selain itu, Perseroan telah memindahkan fasilitas produksi Intercraft ke
fasilitas yang lebih luas di Lamongan, Jawa Timur, yang memiliki upah minimum regional yang lebih rendah dibandingkan dengan Sidoarjo.
- Sebagai mitigasi risiko ketergantungan dengan pelanggan utama, Perseroan dan Entitas
Anak menjaga hubungan jangka panjang yang baik dengan pelanggan utama Perseroan Perseroan dan Entitas Anak berusaha untuk memenuhi kualifikasi dan permintaan dari
pelanggan utama tersebut dengan mempertahankan kualitas dari setiap produk Perseroan dengan Standar Prosedur Operasional dan Quality Assurance yang baik.
- Sebagai mitigasi risiko persaingan usaha, Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan
kualitas produk, memperluas jaringan distribusi dan mempertahankan harga yang kompetitif di pasar. Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan pelanggan-pelanggan Perseroan akan
tetap setia sehingga Perseroan dapat mempertahankan dan juga meningkatkan kinerja keuangan dari tahun ke tahun.
Sebagai tambahan, Perseroan setelah menjadi perusahaan terbuka akan patuh terhadap peraturan-peraturan OJK dan BEI dengan menerapkan prosedur-prosedur seperti pengangkatan
Komisaris Independen, Komite Audit, dan prosedur lainnya guna melindungi kepentingan- kepentingan pemegang saham minoritas.
47
VI. FAKTOR RISIKO