PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN SEGMEN OPERASI

26 c. Peningkatan biaya produksi Peningkatan upah minimum regional, bahan bakar minyak untuk pengangkutan produk, biaya listrik dan biaya bahan baku meskipun secara historikal harga bahan baku kayu relatif cukup stabil dapat meningkatkan biaya produksi sehingga dapat menurunkan laba Perseroan apabila peningkatan biaya produksi tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan harga penjualan.

d. Suku bunga pinjaman

Risiko tingkat suku bunga pinjaman Perseroan terutama berasal dari utang bank dan lembaga keuangan non bank yang diperoleh Perseroan dimana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. Perseroan mengelola risiko tersebut dengan senantiasa memonitor pergerakan tingkat suku bunga pasar yang berlaku dan mengelola ketersediaan arus kas yang digunakan untuk melunasi pinjaman dan modal kerja.

3. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Mulai 1 Januari 2016, mata uang fungsional Perseroan menurut biaya dan pendanaan menggunakan mata uang Rupiah. Dengan demikian, laporan keuangan pencatatan Perseroan berubah dari USD ke IDR. Sesuai dengan ketentuan PSAK 10, ketika ada perubahan dalam mata uang fungsional entitas, entitas harus menerapkan prosedur translasi berlaku untuk mata uang fungsional baru secara prospektif sejak tanggal perubahan yang efektif 1 Januari 2016. Oleh karena itu, Perseroan telah melakukan translasi atas laporan keuangan konsolidasian pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan laporan keuangan tahun sebelumnya yang dikeluarkan dalam mata uang USD ke mata uang penyajian IDR dengan menggunakan prosedur berikut: 1 Sebuah aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan konsolidasian yang disajikan yaitu termasuk perbandingan, akan dijabarkan dengan kurs penutupan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian; 2 Pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian atau laporan laba rugi terpisah yang disajikan yaitu termasuk perbandingan harus dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata satu tahun; dan 3 Semua selisih kurs yang dihasilkan harus diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Berikut ini rasio-rasio keuangan yang terkena dampak atas perubahan kebijakan akuntansi Perseroan, yaitu: 2015 2014 Sebelum translasi Setelah translasi Sebelum translasi Setelah translasi ROA 2,13 1,91 1,07 1,02 ROE 6,02 5,45 2,72 2,59

4. SEGMEN OPERASI

Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba rugi operasi pada laporan keuangan konsolidasian. Harga transfer antar entitas hukum dan antar segmen diatur dengan cara yang serupa dengan transaksi dengan pihak ketiga. 27 Tabel berikut ini menyajikan informasi sehubungan dengan segmen operasi kelompok usaha: Manufaktur Kehutanan Perdagangan Eliminasi Jumlah Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 Penjualan Ekspor 1.026.540.465.068 - - - 1.026.540.465.068 Lokal 305.849.159.828 246.350.857.933 36.204.535.529 291.556.039.319 296.848.513.971 Jumlah penjualan 1.332.389.624.896 246.350.857.933 36.204.535.529 291.556.039.319 1.323.388.979.039 Laba usaha segmen dilaporkan 381.358.174.212 63.423.900.972 11.490.391.916 1.886.516.240 458.158.983.340 Laba tahun berjalan 248.537.160.026 14.994.971.389 9.644.396.316 112.806.511.081 141.081.224.018 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 Penjualan Ekspor 934.570.856.734 - - - 934.570.856.734 Lokal 83.967.126.076 116.215.944.705 15.690.047.060 31.747.302.864 184.125.814.977 Jumlah penjualan 1.018.537.982.810 116.215.944.705 15.690.047.060 31.747.302.864 1.118.696.671.711 Laba usaha segmen dilaporkan 198.860.792.892 37.425.651.556 4.459.787.060 959.380.867 241.705.612.375 Laba tahun berjalan 37.322.106.952 3.597.223.987 1.698.020.145 690.004.637 38.531.306.157 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 Penjualan Ekspor 693.677.348.752 - - - 693.677.348.752 Lokal 165.867.214.698 201.117.894.571 10.501.664.547 75.058.863.700 302.427.910.116 Jumlah penjualan 859.544.563.450 201.117.894.571 10.501.664.547 75.058.863.700 996.105.258.868 Laba usaha segmen dilaporkan 114.205.488.236 40.516.673.349 3.000.749.113 1.465.654.836 159.188.565.534 Laba tahun berjalan 8.803.266.034 5.896.324.888 786.265.898 43.212.932 15.442.643.888 Berikut adalah rincian kapasitas kegiatan manufaktur Perseroan dan Entitas Anak: 2014 2015 2016 Mebel Kapasitas Terpasang m 3 17.763 23.450 35.044 Volume Produksi m 3 12.588 15.578 16.155 Utilisasi 70,9 66,4 46,1 Building Component Kapasitas Terpasang m 3 17.558 35.558 133.338 Volume Produksi m 3 15.918 18.120 57.008 Utilisasi 90,7 51,0 42,8 Sumber: Manajemen Perseroan Penjualan Pada tahun 2016, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 100,68; 18,62 dan 2,74 dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -22,03 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Pada tahun 2015, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 91,05; 10,39 dan 1,40 dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -2,84 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Pada tahun 2014, penjualan bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 86,29; 20,19 dan 1,05 dari jumlah penjualan konsolidasian setelah eliminasi sebesar -7,54 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. 28 Penjualan bidang manufaktur mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 9,63 dan 4,76 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan terdapat kenaikan pada kuantitas penjualan ekspor - building component serta peningkatan kuantitas atas penjualan lokal buliding component, knock down dan set up. Penjualan bidang kehutanan mengalami kenaikan dan penurunan berturut-turut sebesar 8,23 dan -9,80 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan peningkatan penjualan kayu pada tahun 2016 sedangkan pada tahun 2015, Perseroan tidak mampu memindahkan kayu dari tempat penebangan ke gudang karena sungai yang mengering. Laba Bruto Pada tahun 2016, laba bruto bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 83,24; 13,84 dan 2,51 dari jumlah laba bruto konsolidasian setelah eliminasi sebesar 0,41 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Pada tahun 2015, laba bruto bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 82,27; 15,48 dan 1,85 dari jumlah laba bruto konsolidasian setelah eliminasi sebesar 0,40 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Pada tahun 2014, laba bruto bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 71,74; 25,45 dan 1,89 dari jumlah laba bruto konsolidasian setelah eliminasi sebesar 0,92 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Laba bruto bidang manufaktur mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 0,96 dan 10,53 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan faktor peningkatan efisiensi manufaktur pada beberapa hal antara lain pemanfaatan kayu sisa sebagai bahan baku produksi mebel, peningkatan harga jual untuk mebel-mebel yang memiliki cat dan desain yang menarik, pengurangan penjualan produk-produk yang memiliki tingkat marjin rendah seperti keranjang rotan, dan penurunan biaya bahan baku khususnya cat dan papan MDF medium density fibreboard. Laba bruto bidang kehutanan mengalami penurunan berturut-turut sebesar -1,64 dan -9,97 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan dibidang manufaktur mengalami kenaikan yang lebih signifikan sehingga menyebabkan laba bruto bidang kehutanan terlihat menurun dari tahun ke tahun. Laba Bersih Pada tahun 2016, laba bersih bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 176,17; 10,63 dan -6,84 dari jumlah laba bersih konsolidasian setelah eliminasi sebesar -79,96 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Pada tahun 2015, laba bersih bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 96,86; 9,34 dan -4,41 dari jumlah laba bersih konsolidasian setelah eliminasi sebesar -1,79 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Pada tahun 2014, laba bersih bidang manufaktur, kehutanan dan perdagangan masing-masing sebesar 57,01; 38,18 dan 5,09 dari jumlah laba bersih konsolidasian setelah eliminasi sebesar -0,28 yang merupakan transaksi antar perusahaan dalam Perseroan. Laba bersih bidang manufaktur mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 79,30 dan 39,86 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan terdapat kenaikan pada kuantitas penjualan ekspor - building component serta peningkatan kuantitas atas penjualan lokal buliding component, knock down dan set up. dan faktor peningkatan efisiensi manufaktur. Laba bersih bidang kehutanan mengalami kenaikan dan penurunan berturut-turut sebesar 1,29 dan -28,85 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan pada tahun 2015, Perseroan tidak 29 mampu memindahkan kayu dari tempat penebangan ke gudang karena sungai yang mengering. Laba bersih bidang perdagangan mengalami penurunan berturut-turut sebesar -2,43 dan -9,50 pada tahun 2016 dan 2015 dikarenakan bidang perdagangan baru mulai beroperasi secara komersial pada pertengahan tahun 2016 sehingga penjualannya belum maksimal dan belum dapat menutup beban operasionalnya. Volume Produksi Pada tahun 2016, 2015 dan 2014, volume produksi mebel bidang manufaktur masing-masing sebesar 16.155m 3 , 15.578m 3 dan 12.588m 3 . Sedangkan volume produksi building component bidang manufaktur pada tahun 2016, 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 57.008m 3 , 18.120m 3 dan 15.918m 3 . Kenaikan volume produksi Perseroan tiap tahun, hal ini seiring dengan adanya kenaikan penjualan secara kuantitas Perseroan.

5. ANALISA KEUANGAN