41
Posisi per tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan 31 Desember 2014
Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp706.983.227.882, terjadi peningkatan sebesar 18,55 atau setara dengan Rp110.624.855.709 bila dibandingkan
dengan posisi per tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp596.358.372.173. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
sebesar Rp35.655.766.799, dari kegiatan operasional Perseroan sebesar Rp69.814.478.958 dan peningkatan kepentingan non-pengendali KNP sebesar Rp21.098.854.855, karena ada
tambahan modal disetor KNP.
II. RASIO-RASIO KEUANGAN KONSOLIDASIAN Rasio Pertumbuhan dan Keuangan
Keterangan
31 Desember 2014
2015 2016
Likuiditas Rasio lancar x
0,99 1,07
1,21
Leverage Rasio jumlah pinjaman berbunga terhadap ekuitas debt
to equity ratiox
1,23 1,53
0,88
Imbal Hasil Rasio imbal hasil aset ROA
1,02 1,91
4,58
Rasio imbal hasil ekuitas ROE
2,59 5,45
9,87
a. Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek, yang dapat dihitung dengan rasio lancar. Rasio lancar dihitung dengan cara membandingkan
jumlah aset lancar dengan jumlah liabilitas jangka pendek.
Rasio lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2015 dan 2016 masing-masing adalah sebesar 0,99x; 1,07x; dan 1,21x.
Rasio lancar Perseroan yang terus meningkat dari tahun 2014 sampai 2016 disebabkan oleh peningkatan aset lancar yaitu persediaan.
b. Leverage
Leverage menunjukkan proporsi pendanaan Perseroan dari utang dan ekuitas yang digunakan untuk kegiatan operasional maupun ekspansi. Leverage dihitung dengan cara rasio jumlah
utang terhadap ekuitas debt to equity ratio, yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah utang berbunga dengan jumlah ekuitas.
Rasio utang berbunga terhadap ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2015 dan 2016 masing-masing adalah sebesar 1,23x; 1,53x; dan 0,88x.
Rasio utang berbunga terhadap ekuitas Perseroan dari tahun 2014 sampai tahun 2015 cenderung meningkat, hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada utang bank dan
lembaga keuangan bukan bank. Pada tahun 2016, leverage Perseroan mengalami peningkatan yang disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor oleh pemegang saham dan peningkatan
surplus revaluasi Perseroan.
c. Imbal Hasil Aset
Imbal hasil aset menunjukkan kemampuan aset produktif Perseroan dalam menghasilkan laba bersih, yang dihitung dengan cara membandingkan laba komprehensif dengan jumlah aset.
42
Rasio imbal hasil aset Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2015 dan 2016 masing-masing adalah sebesar 1,02; 1,91; dan 4,58.
Rasio imbal hasil aset mengalami peningkatan yang disebabkan oleh terjadi peningkatan laba tetapi juga diikuti dengan peningkatan aset yaitu persediaan terkait pengembangan usaha
yang dilakukan oleh Perseroan.
d. Imbal Hasil Ekuitas