13
D. Kinerja Terkini
1. Produksi Kegiatan operasional PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk mencakup
pengelolaan perkebunan dari tahap pengembangan hingga tahap produksi; pengoperasian pabrik pengolahan minyak sawit dan produk turunan sawit, karet
remah, biji kakao, kopi dan teh, engineering dan sistem pengelolaan proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan,
termasuk prasarana pendukungnya seperti jalan, perumahan dan sarana umum di sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan fasilitas penelitian
dan pengembangan yang berkonsentrasi pada kegiatan pembibitan dan persemaian,proteksi tanaman, serta pengendalian dampak lingkungan dan
pencapaian proses pengembangan yang berkelanjutan. 2. Lahan perkebunan
PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk memiliki dan mengoperasikan areal perkebunan seluas 65.578 hektar yang tersebar di berbagai penjuru nusantara, dan
kini tengah mengupayakan pengembangan perkebunan plasma seluas 31.553 hektar, yang hasilnya akan diolah di pabrik Lonsum sesuai dengan perjanjian
kontrak. Perkebunan kelapa sawit merupakan lahan usaha Lonsum terbesar, dengan
luas areal 41.870 hektar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Perkebunan karet meliputi lahan seluas lebih dari 17.600 hektar terutama
terletak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Perkebunan kakao mencakup areal seluas kurang lebih 4.400 hektar dari lahan yang ditanami,
Universitas Sumatera Utara
14 dan perkebunan teh seluas hampir 600 hektar di dataran tinggi Jawa Barat yang
subur Lebih dari 85 keseluruhan areal perkebunan karet, kakao dan teh berada
pada tahap menghasilkan. Sementara 27.359 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara merupakan kebun produktif dengan prasarana yang sudah tertata
rapi. Sisanya seluas 9.277 hektar sebagian besar merupakan perkebunan kelapa sawit yang baru mulai matang dalam berbagai tahap pengembangan di Sumatera
Selatan dan Kalimantan Timur. 3. Penjualan
Keunggulan PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk dalam hal mutu dan penyediaan produk memungkinkan Perseroan memperoleh pembiayaan penjualan
yang menguntungkan dengan jaminan piutang Perseroan. 4. Penanganan Logistik
Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan menjadi salah satu fitur utama penanganan logistik dan transportasi terpadu.Pengelolaan logistik
yang baik dan benar, terutama dalam hal penanganan dan pengiriman tandan buah segar kelapa sawit TBS dari perkebunan ke pabrik pengolahan, dan pengiriman
CPO dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan. Mutu CPO sangat
bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak bebas FFA, di mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani secara benar, atau terlambat
waktu pengirimannya ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang
sampai ke tangan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
15 Untuk itu, PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk berencana untuk
merombak pengelolaan logistiknya melalui pengembangan sistem terpadu yang memungkinkan Perseroan untuk melakukan pengiriman tepat waktu, hemat biaya,
namun tetap aman. 5. Tanggung Jawab Pelaporan keuangan
Laporan keuangan dan semua informasi keuangan yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Tahunan disiapkan oleh Manajemen Perusahaan. Dalam
pelaksanaannya, manajemen menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan melakukan penilaian serta estimasi terhadap hal-hal yang dirasa perlu. Untuk
memenuhi standar kebenaran dan kewajaran dari laporan dan segala informasi ini, manajemen menerapkan sistem pengawasan intern untuk memastikan bahwa
transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen, semua aktiva yang dimiliki dilindungi dengan baik dan semua hal tersebut dicatat secara benar.
Unsur terpenting dari suatu penetapan kendali adalah dengan pemilihan, penelitian dan pengembangan personilnya termasuk di dalamnya pengawasan
intern. Manajemen percaya bahwa sistem pengawasan inter akan mendukung keamanan dan kebenaran dari Laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
16
BAB III PEMBAHASAN