Modul Diklatpim Tingkat IV Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
25 26
Alternatif Pemecahan Masalah merupakan langkah yang sistematis untuk menentukan keputusan.sebagai tindakan terbaik untuk
memperbaiki “penyimpangan” yang ada. Ada 3 tiga ide yang mendasar dalam melakukan alternatif
pemecahan masalah yaitu: 1. Menentukan sasaran-sasaran atau membuat kriteria yang
mengidentifikasi hasil-hasil yang akan kita capai serta sumber- sumber apa saja yang harus kita siapkan;
2. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang dapat memenuhi sasaran, serta menentukan alternatif mana yang cocok dengan
kebutuhan kita; 3. Menilai akibat-akibat yang merugikan atau berbagai resiko yang
terkandung dalam alternatif-alternatif yang menarik sebelum diadakan komitmen untuk bertindak.
Langkah-langkah analisis keputusan tersebut dapat digambarkan seperti berikut :
E. Menyatakan Tujuan Pengambilan Keputusan
Langkah alternatif pemecahan masalah dimulai dengan Menyatakan Tujuan Pengambilan Keputusan. Dengan menyatakan tujuan
pengambilan keputusan tersebut, kita akan mengetahui apa yang harus kita lakukan. Semakin spesifik pernyataan tersebut, semakin
baik kita dapat melakukan pengambilan keputusan, sedangkan pernyataan yang kurangtidak spesifik akan membuat kita sulit
memusatkan perhatian pada tujuan yang akan kita putuskan. Contoh dari masalah ini adalah : jika tujuan pengambilan keputusan
kita adalah untuk mengiris bawang kita nyatakan dengan
“diperlukan pisau dapur yang tajam” maka akan lebih mudah bagi kita untuk menetapkan keputusan jika dibandingkan dengan
pernyataan “alat-alat apa saja yang dapat digunakan untuk mengiris bawang”, karena kita masih perlu berfikir beberapa kali
untuk menentukan alat-alat apa saja yang dapat mengiris bawang.
F. Menentukan Kriteria Pemilihan
Langkah ini biasa juga disebut dengan Persyaratan Pemilihan.
Pada langkah ini kita akan menentukan persyaratan apa yang harus kita tuntut untuk calon pilihan kita. Kriteria ini sebagai sortir atau
penyaring terhadap calon-calon yang akan kita pilih nantinya.
Kriteria dapat dibagi menjadi dua bagian.yaitu kriteria wajib keharusan dan kriteria keinginan. Kriteria keharusan dibuat untuk
memberikan batasan calon yang layak untuk dipilih,sedang kriteria keinginan dibuat untuk memilih calon mana dari yang sudah layak
untuk dipilih tersebut pantas menjadi pilihan atau pilihan-pilihan terbaik.
Kriteria wajibkeharusan mempunyai ciri mutlak, terukur, dan realistis. Mutlak artinya kriteria yang kita buat akan menjadi batasan
apakah sesuatu atau seseorang calon layak menjadi calon terpilih. Kriteria wajibkeharusan ini juga tidak bisa ditawar lagi. Jawaban
yang diminta sifatnya tertutup, misalnya dengan menjawab, ’ya’ atau ’tidak’; ’berhasil’ atau ’gagal’ dan seterusnya.Ciri lain dari kriteria
ini adalah terukur, artinya jelas parameter ukurannya, misalnya dibutuhkan 8 orang pegawai baru, dicetak 100 eksemplar buku
panduan, dan lain-lain. Untuk ciri realistik, maksudnya adalah sipengambil keputusan harus berhati-hati dalam menentukan kriteria
Menentukan Sasaran Menilai Alternatif
Menilai Akibat
Modul Diklatpim Tingkat IV Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
27 28
untuk masuk dalam keharusan, misalnya calon pegawai yang memiliki nilai potensi akademik terataslah yang lolos untuk masuk pada tes
berikutnya sedangkan yang terbawah akan gugur dengan sendirinya. Berbeda dengan kriteria wajibkeharusan, kriteria keinginan lebih
bersifat relatif, artinya kriteria keinginan digunakan untuk memilih mana calon atau alternatif yang paling mendekati dengan keinginan
tertentu, dan biasanya untuk menentukan kriteria keinginan ini harus terlebih dahulu melewati kriteria wajibkeharusan, sehingga akan
lebih objektif. Langkah selanjutnya, maka kita tinggal menetapkan bobot dari
masing-masing kriteria tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kriteria yang lebih tinggi peruntukannya memiliki bobot yang lebih tinggi
demikian pula sebaliknya akan memiliki bobot yang lebih rendah. Pembuatan kriteria merupakan langkah yang bersifat substantif,
imajinatif dan kreatif dimana setiap individu diberikan kesempatan untuk memikirkan bentuk maupun jenis kriteria itu sendiri agar benar-
benar sesuai dengan tujuan terhadap keputusan yang akan diambil.
G. Mengembangkan Alternatif Pilihan