24
e. mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. f. menghitung keliling persegi dan persegi panjang
g. menghitung luas persegi da persegi panjang. h. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi, dan
persegi panjang. Penelitian ini mengambil pokok bahasan matematika kelas III semester dua
pada materi pecahan yang berkaitandengan pengenalan pecahan sederhana, perbandingan pecahan sederhana,dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pecahan sederhana.
5. Tinjauan tentang Pecahan
Menurut Yoppy Wahyu Purnomo, 2015:10 Kata pecahan berasal dari kata
latin fraction, yang berarti membelah atau memecah. Pengertian bilangan pecahan
pada matematika sekolah dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu benda atau himpunan atas beberapa bagian yang sama Lisnawaty Simanjuntak, 1993:153-
154. Bilangan pecah adalah perbandingan dua bilangan cacah yang pembagi bukan nol, dengan kata lain, suatu bilanagn pecah adalah sembarang bilangan
yang dapat diberi nama
�
dengan dan bilangan-bilangan cacah dan ≠0
Akbar Sutawijaya, 1992:154. Siswa dikenalkan pecahan mulai dari kelas 3 SD dengan mempelajari
pecahan sederhana. dengan pembilang dan penyebut berupa bilangan cacah. Di kelas tinggi bentuk pecahan dipelajari berupa pecahan dengan pembilang dan
penyebut bilangan bulat. Bentuk pecahan dengan pembilang dan penyebut berupa bilangan bulat disebut bilangan rasional. Pembilang dan penyebut pecahan dapat
berupa sembarang bilanagn selama penyebut tidak nol. Bentuk umum pecahan sederhana, yakni menggunakan dua bilanagn cacah yang ditulis dalam bentuk
�
di
25
mana ≠ 0 , disebut pembilang dan disebut dengan penyebut. Pecahan
sederhana adalah bilanagn yang dapat dinyatakan dengan pasangan bilanagn cacah
�
di mana ≠ 0.
Dalam pembelajaran di SD, konsep pecahan pertama kali diawali dengan makna sebagai bagian dari keseluruhan. Namun terdapat hambatan yang mungkin
terjadi dalam pembelajaran pecahan yang menemukan bahwa sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep bagi adil dalam pecahan Yoppy
Wahyu Purnomo, 2015: 14. Menurut Kennedy 1994:425
– 427 makna dari pecahan dapat muncul dari situasi-situasi sebagai berikut.
1. Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan.
Pecahan dapat digunakan untuk menyetakan makna dari setiap bagian dari yang utuh. Apabila ibu mempunyai sebuah roti yang akan diberikan kepada 4
orang anaknya dan masing-masing harus memperoleh bagian dari keseluruhan roti. Bagian dari sebuah pecahan biasanya menunjukkan hakikat situasi dimana
lambing bilangan tersebut muncul. Dalam lambing bilangan , 4 menunjukkan banyaknya bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan dan disebut penyebut
seangankan 1 menunjukkan banyaknya bagian yang utuh menjadi perhatian pada saat tertentu dan disebut pembilang.
2. Pecahan untuk menyatakan pembagian Apabila
sekumpulan objek
dikelompokkan menjadi
bagian yang
beranggotakan sama banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan
26
pembagian. Misalnya sehelai kain yang panjangnya 3 meter akan dipotong menjadi 4 bagian yang berukuran sama, hal tersebut mengilustrasikan situasi yang
akan menuntun ke kalimat pecahan yaitu . 3. Pecahan sebagai perbandingan rasio
Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan. Contohnya dalam kelompok 10 buku terdapat 3 buku yang
bersampul biru. Rasio buku yang bersampul biru terhadap keseluruhan buku adalah 3 : 10 atau buku yang bersampul biru dari keseluruhan buku.
Dari ketiga situasi tersebut semuanya dikenalkan kepada siswa dengan urutan kelas yang berbeda. Untuk tahap pertama konsep pecahan dikenalkan dengan
memunculkan situasi yang pertama yaitu pecahan sebagai bagain dari keseluruhan.
Kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti bila didahului dengan menggunakan objek-objek nyata seperti : apel, tomat, kue dan lain-lain. Peraga
selanjutnya dapat berupa daerah-daerah bangun datar beraturan misalnya persegi, lingkaran, dan persegi panjang yang akan membantu dalam memperagakan
konsep pecahan.
D. Karakteristik Peserta Didik