Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

30

2. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Menurut Elida Prayitno 1991: 23-25 prinsip-prinsip perkembangan anak tingkat sekolah dasar adalah sebagai berikut. a. Prinsip Kesatuan Organis Prinsip kesatuan organis maksudnya bahwa anak merupakan suatu kesatuan fisik dan psikis. Perkembanagn komponen fisik dan psikis saling bersangkut paut dan mempengaruhi satu sama lain. Jika salah satu komponen terganggu maka komponen yang lainnya juga akan ikut terganggu, misalnya jika dalam proses belajar anak sakit fisiknya atau fisiknya lemah akibat kurang gizi maka mental anak juga ikut terganggu sehingga anak tidak dapat belajar secara optimal. b. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan Prinsip tempo dan irama perkembangan maksudnya adalah anak berkembang sesuai dengan tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri yang teratur. Setiap anak memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki tempo dan irama perkembangan yang cepat tetapi ada pula anak yang memiliki tempo dan irama perkembangan yang lambat. Misalnya didalam sebuah kelas terdapat anak yang berumur 10 tahun tetapi memiiki kematangan berpikir sama dengan anak yang berusia 12 tahun, ada juga anak yang berumur 12 tahun tetapi memilik kematangan berpikir seperti anak yang berusia 10 tahun. Tempo dan irama perkembangan ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor pembawaan dan lingkungan. c. Prinsip Kesamaan Pola 31 Prinsip ini mengemukakan bahwa anak sebagai manusia mengikuti pola umum yang sama dalam perkembangannya. Misalnya secara umum anak yang berumur 7 tahun sudah dapat memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan mencapai kemampuan berpikir konkret. Anak berumur 13 tahun telah memasuki masa pra remaja dan siap memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Prinsip ini memiliki beberapa implikasi dalam pelaksanaan pendidikan yaitu: 1 pada umumnya pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap anak yang berumur kronologis sama, 2 dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis tertentu, dan 3 dapat disediakan alat-alat tertentu yang dapat digunakan dari generas kegenerasi berikutnya untuk anak yang sebaya. d. Prinsip Kematangan Seorang anak dapat mengikuti proses belajar di sekolah apabila ia telah matang secara intelektual, sosial dan emosional untuk mengikuti tugas-tugas belajar di Sekolah Dasar. Secara intelektual anak Sekolah Dasar dikatakan matang apabila telah mencapai kemampuan berfikir konkret sehingga dapat memecahkan masalah konseptual dan simbol-simbol dalam pelajaran membaca, menulis, berhitung. Secara sosial-emosional anak harus dapat membina keakraban dengan teman sebaya, mengikuti aturan sekolah, dan memiliki kemandirian. Seorang anak yang belum matang untuk masuk ke Sekolah Dasar tetapi dipaksa untuk mengikuti pelajaran di sekolah kemungkinan akan timbul perasaan gagal, tidak 32 berdaya, dan tidak mampu belajar serta hilangnya kepercayaan kepada kemampuan pada diri sendiri e. Prinsip Kontinuitas Perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal mempengaruhi pencapaian perkembangan periode berikutnya. Jika seorang anak dapat mencapai tugas-tugas perkembangan pada periode awal maka tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya dapat diselesaikan dengan baik, tetapi jika pada periode perkembangan sebelumnya seorang anak tidak dapat menyelesaikan tugasnya maka tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya akan sulit untuk diselesaikan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembanagn Anak Usia Sekolah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

0 2 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MATERI MENYEDERHANAKAN PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 1 KARANGNANAS

0 0 11

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Ujungbatu Kabupaten Rokanhulu

0 0 15