Kelemahan Weakness Analisis SWOT

6 Ratusan atau ribuan lembaga kajian Indonesia tersebut tidak terlepas dari pembelajaran Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh masing-masing lembaga di negaranya, baik yang melibatkan maupun tidak melibatkan pengajar Indonesia sebagai penutur asli native speaker sebab penguasaan Bahasa Indonesia menjadi tujuan utama lembaga penyelenggara. Dengan banyaknya pembelajaran Bahasa Indonesia di luar negeri, maka posisi tawar Bahasa Indonesia menjadi meningkat karena bahasa itu dikenal dan dikuasai oleh penutur asing sehingga ke depan berpotensi menjadi bahasa internasional Di samping itu, berdasarkan data Biro Perencanaan dan Kerja-Sama Luar Negeri BPKLN Kemendikbud 2012, tercatat kurang lebih 80 negara terlibat dalam pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia melalui program Darmasiswa RI Indonesian Scholarship Program. Berdasarkan sebaran data BPKLN tersebut, juga tercatat bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang terlibat dalam penyelenggarakan pembelajaran BIPA tidak kurang dari 50 lembaga yaitu PTN dan PTS. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia, serta meningkatnya jumlah lembaga kursus dari dalam dan luar negeri ini menjadi modal besar bagi pemerintah dalam rangka internasionalisasi bahasa Indonesia. Hal lain yang mendukung kekuatan bahasa Indonesia adalah popularitas bahasa Indonesia di dunia maya dan kekayaan etnis, seni budaya, keindahan alam dan kekayaan sumberdaya hayati. Ada tiga bahasa Asia yang popular di dunia maya yaitu bahasa Mandarin, Jepang, dan Indonesia. Bahasa Mandarin kini sudah menjadi bahasa internasional sudah diakui PBB, bahasa Jepang sangat sulit dipelajari karena dalam pembelajaran bahasanya menggunakan huruf kenji, sedangkan bahasa Indonesia cukup mudah dipelajari oleh orang asing karena dalam pembelajarannya menggunakan huruf latin. Kemudahan bahasa Indonesia ini tentu saja akan menambah minat orang asing belajar bahasa Indonesia terlebih jika mereka ingin tinggal cukup lama di Indonesia untuk berinvestasi, berbisnis, atau melakukan berbagai penelitian terhadap potensi dan kekayaan Indonesia.

2.2 Kelemahan Weakness

Di samping Bahasa Indonesia mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk menjadi bahasa internasional, tetapi di balik itu secara internal pemakaian bahasa Indonesia masih mengandung banyak kelemahan sebab pemakaian bahasa Indonesia 7 di dalam negeri sendiri belum optimal. Artinya, pemakaian bahasa Indonesia oleh bangsa sendiri belum optimal. Menurut catatan Robert Manurung, kelemahan bahasa Indonesia itu disebabkan oleh empat hal, yaitu penggunaan bahasa ibu daerah di berbagai suku bangsa tertentu masih sangat kuat, masyarakat lebih bangga menggunakan bahasa asing dan campuran bahasa Indonesia dan bahasa asing, banyaknya tawaran promosi budaya dari negara asing, serta penutur bahasa Indonesia tidak memiliki rasa percaya diri dan peduli terhadap kelestarian bahasa nasionalnya sendiri Sebenarnya, dari keempat hal itu persoalan masih kuatnya penggunaan bahasa ibu di kalangan etnis tertentu bukanlah masalah besar karena bahasa daerah itulah ke depan menjadi penguat Bahasa Indonesia. Begitu juga dengan banyaknya tawaran untuk belajar bahasa asing seperti bahasa Jepang, Korea, Mandarin, dan sebagainya bukanlah persoalan yang besar, sebab dengan dikuasainya bahasa asing oleh orang Indonesia maka akan meningkatkan kualitas bangsa Indonesia karena hal itu akan memudahkan komunikasi dan diplomasi bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Persoalan terberat adalah munculnya perasaan rendah diri dan malu menggunakan bahasa Indonesia di dalam dan di luar negeri sehingga mereka lebih percaya diri dengan berbicara dalam bahasa Inggris dan atau asing lainnya. Begitu juga bagi yang penguasaan bahasa asingnya kurang bagus, untuk membuat lebih bergengsi atau agar kelihatan lebih intelektual mereka menggunakan bahasa campuran Indonesia-asing. Bila persoalan rendah diri atau kurang percaya diri merasuk ke hati anak bangsa, maka orang asing pun akan menjadi malas belajar bahasa Indonesia sebab sang empunya bahasa sendiri kurang suka dan kurang menghargai bahasa Indonesia, tetapi lebih menyukai bahasa asing atau campuran. Hal lain yang menjadi titik kelemahan internasionalisasi adalah keberadaan bahasa Indonesia di mata orang asing masih dikacaukan dengan bahasa Melayu atau masih dianggap sebagai bahasa Melayu. Pengacauan yang demikian itu bukan kesalahan mereka tetapi karena kebijakan pemerintah Indonesia terdahulu yang ikut menggerakkan proyek Melindo Melayu-Indonesia. Kondisi demikian menjadi lebih parah lagi ketika Malaysia mengklaim dirinya sebagai sebuah negara Melayu, sehingga bahasa Indonesia seolah-olah menjadi bagian dari bahasa Melayu dan atau bahasa Malaysia. 8 Faktor di luar kebahasaan yang dapat dikategorikan sebagai kelemahan internasionalisasi bahasa Indonesia yaitu meskipun negeri ini memiliki kekayaan etnis sumberdaya alam, dan lain-lain, tetapi Indonesia bukanlah negara maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, industri, dan teknik informatika. Kondisi ini tentu saja mengurangi minat orang asing untuk belajar bahasa Indonesia dan datang berkunjung ke Indonesia.

2.1. Peluang Opportunity