Pendahuluan Kumpulan Makalah KBI X subtema 5 0 Bahasa Daerah dan Bahasa Asing sebagai Pendukung Bahasa Indonesia

2

1. Pendahuluan

Kedudukan bahasa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI sangat kuat karena bahasa Indonesia diposisikan sebagai bahasa nasional sekaligus sebagai bahasa negara. Posisi sebagai bahas nasional atau bahasa persatuan ini diikrarkan dengan tegas dalam butir ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan bahwa putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Adapun kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara terlihat pada pasal 36 UUD NKRI 1945 yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional dan bahasa negara itu, bahasa Indonesia mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Namun, fungsi-fungsi itu saling menguatkan dan memperkokoh kedudukan bahasa Indonesia dalam NKRI Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu bangsa, serta sarana komunikasi antarbudaya dan antar daerah. Adapun dalam kedudukannya sebaga bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar dalam pendidikan, komunikasi tingkat nasional, alat pengembangan kebudayaan nasional, dan alat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Fungsi-fungsi bahasa tersebut ditegaskan lagi secara rinci dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Tahun 2009, pada Bab III tentang Bahasa Negara, mulai pasal 25 hingga pasal 40 yang berisi kewajiban-kewajiban menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai kepentingan baik komunikasi lisan maupun tulis di berbagai tempat dan kesempatan yang harus dilakukan oleh setiap warga negara RI dalam kehidupan sehari-hari mulai dari penggunaan bahasa sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta, penulisan karya ilmiah, papan informasi, spanduk, iklan hingga informasi di media massa lihat UU RI No.242009, hal.13- 16. Dalam meningkatkan peran dan fungsinya yang lebih luas, bahasa Indonesia sebenarnya mempunyai peluang untuk dijadikan sebagai bahasa internasional karena bahasa Indonesia dituturkan oleh hampir seperempat milyar orang Indonesia. Di samping itu, meskipun negeri ini bukan termasuk negara maju dari sisi ipteks, negeri ini punya kekayaan etnis, bahasa daerah, tradisi, seni dan budaya, kekayaan sumber 3 daya alam, keindahan panorama alam, dan lain-lain yang dapat menarik perhatian warga dunia untuk datang ke Indonesia untuk berwisata, meneliti, berinvestasi sekaligus belajar tentang bahasa dan kebudayaan Indonesia. Sebenarnya wacana untuk mengupayakan peran dan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sudah lama “digunjingkan” oleh pemerhati bahasa dan pengelola program BIPA di berbagai PTNPTS yang menangani langsung program pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing. Mengapa wacana itu sering “digunjingkan”? sebab dari waktu ke waktu peminatnya semakin meningkat bahkan melonjak drastis. Wacana internasionalisasi bahasa Indonesia juga pernah saya lontarkan dalam sebuah tulisan dimuat di kolom Wacana Nasional Harian Suara Merdeka yang berjudul “Internasionalisasi Bahasa Indonesia”. Tulisan pendek saya itu ternyata disambut positif bahkan diunduh oleh berbagai kalangan, baik tingkat kementrian Kemenag RI dan Kemdikbud RI, lembaga bahasa, berbagai laman lembaga negeri-swasta, maupun laman pribadi pakar bahasa dan pemerhati bahasa. Dari tulisan itu, banyak bermunculan tulisan-tulisan lain terkait dengan wacana internasionalisasi bahasa Indonesia. Kini peningkatan peran dan fungsi bahasa Indonesia tidak lagi menjadi sebuah wacana yang “digunjingkan”, tetapi kewajiban yang harus dilakukan oleh berbagai pihak terutama pemerintah sebab amanat dan tugas itu sudah ditetapkan dengan Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2009 pada bab III, bagian keempat, pasal 44 ayat 1, 2, dan 3. Untuk lebih jelasnya perhatikan kutipan berikut ini. 1 Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. 2 Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Peraturan Pemerintah UURI No.242009 hal 17. Dari kutipan pasal dan ayat di atas cukup jelas bahwa internasionalisasi bahasa Indonesia harus dilaksanakan pemerintah secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Pemerintah. Koordinator pelaksanaan internasionalisasi bahasa Indonesia adalah lembaga kebahasaan, yakni Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Badan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 4 Terkait dengan ketetapan Undang-Undang RI yang menugaskan Badan Bahasa untuk mengkoordinasi peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, penulis melalui tulisan pendek ini mencoba melakukan analisis mendalam terhadap kekuatan strength, kelemahan weakness, peluang opportunity, dan ancaman threat terhadap bahasa Indonesia bila ditingkatkan fungsinya menjadi bahasa internasional. Analisis mendalam seperti di atas lazim disebut analisis SWOT atau SWOT Analysis. Uraian singkat terkait dengan analisis SWOT akan diuraikan pada subbagian di bawah ini.

2. Analisis SWOT