Peluang Opportunity Ancaman Threath

8 Faktor di luar kebahasaan yang dapat dikategorikan sebagai kelemahan internasionalisasi bahasa Indonesia yaitu meskipun negeri ini memiliki kekayaan etnis sumberdaya alam, dan lain-lain, tetapi Indonesia bukanlah negara maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, industri, dan teknik informatika. Kondisi ini tentu saja mengurangi minat orang asing untuk belajar bahasa Indonesia dan datang berkunjung ke Indonesia.

2.1. Peluang Opportunity

Modal besar utama yang menjadikan peluang besar untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional adalah jumlah penutur bahasa Indonesia di dalam dan di luar negeri sangat banyak, minat belajar bahasa dan budaya Indonesia oleh orang asing semakin meningkat, diajarkannya bahasa Indonesia dari tingkat SD sampai perguruan tinggi di luar negeri, dibukanya pusat studi Indonesia dan kajian Indonesia di luar negeri yang kian meningkat, dan dipersiapkannya bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar di Asia Tenggara. Bertolak dari modal utama yang cukup besar itu, secara bertahap bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa internasional. Persoalannya adalah, maukah kita menangkap peluang besar itu, mampukah kita mempersiapkan dan menata strategi-strategi untuk menangkap peluang tersebut, dan pedulikah kita untuk mengangkat Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia.

2.3 Ancaman Threath

Di samping bahasa Indonesia memiliki peluang yang cukup besar menjadi bahasa internasional, tentu saja bila internasionalsasi itu terwujud muncul ancaman- ancaman bagi bahasa Indonesia sendiri. Ada beberapa hal penting yang akan mengancam bahasa dan bangsa Indonesia terkait internasionaliasi bahasa sekurang- kurangnya dari banyak sumber dapat dirangkum menjadi tiga macam, yaitu mengancam orisinalitas bahasa Indonesia, menurunnya jiwa nasionalisme bangsa, dan menurunnya penguasaan bahasa Indonesia bagi orang Indonesia. Ancaman terhadap orisinalitas bahasa Indonesia adalah kecenderungan yang tidak perlu dirisaukan sebab bahasa Indonesia di negeri sendiri juga mengalami proses itu. Bila kita telusuri lebih jauh munculnya bahasa Indonesia yang semula diangkat 9 dari bahasa Melayu, kini pun kalau kita bandingkan dengan bahasa Melayu Riau dan Melayu Deli sudah jauh berbeda. Kalau awalnya bahasa Melayu yang diangkat masih kuat pengaruh bahasa Arabnya, kini sudah mulai luntur karena bahasa Indonesia sekarang ini banyak dipengaruhi bahasa Inggrisnya, bahkan warna kemelayuannya semakin menipis seiring pengaruh bahasa Jawa dan daerah lain mewarnai bahasa Indonesia. Yang menakutkan dari dampak internasionalisasi bahasa Indonesia adalah menurunnya jiwa nasionalisme dan makin rendahnya penguasaan bahasa Indonesia. Kedua hal itu akan muncul jika proses internasionalisasi bahasa tidak diperkuat dengan penanaman rasa nasionalisme dan pembinaan kebahasaan terhadap anak-anak bangsa. Oleh karena itu, dalam merencanakan internasionalisasi bahasa itu, seluruh komponen bangsa dilibatkan. Dengan menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap bahasa Indonesia, dan lebih bangga jika bahasa Indonesia dituturkan dan digunakan oleh berbagai bangsa lain, maka rasa nasionalisme akan terpupuk sebab anak bangsa menjadi lebih percaya diri dengan meningkatnya kedudukan bahasa nasionalnya menjadi bahasa internasional. Munculnya rasa bangga itu tentu saja akan menjadi sangat ironis bila anak bangsa sebagai sang empunya bahasa tidak menguasai bahasa Indonesia.Oleh karena itu, pembinaan bahasa secara internal juga harus lebih digalakkan seiring dengan berjalannya proses internasionalisasi.

3. Internasionalisasi Bahasa dan Pemartabatan Bangsa Indonesia