Agar pembelajaran memilliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang
telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar. Sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas dalam membuat keputusan secara rasional agar peserta
didik memahami keterampilan yang dituntut oleh pembelajaran Mulyasa, 2007: 40. Sedangkan Barnawi 2014: 13 mengatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Profesionalitas guru
ditandai dengan keahliannya di bidang pendidikan. Guru dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik, pengajar, pemimpin,
administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran awarreness, keyakian belief, kedisiplinan discipline dan tanggung
jawab responsibility secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa secara optimal Hanafiah, 2009: 106.
Hanafiah 2009: 108 mengutarakan bahwa guru yang berperan sebagai pendidik yaitu guru yang memiliki kewajiban untuk melakukan reformasi kelas
classroom reform sehingga diberi otonomi untuk melakukan inovasi dan perubahan di lingkungan kelasnya. Dengan peran yang diberikannya tersebut,
guru dapat dengan leluasa untuk memahami, mengarahkan, dan mengembangkan peserta didik dalam aspek intelektual, moral, emosional, dan kinestetikal.
c. Tujuan
Setiap pembelajaran yang dilakukan harus mempunyai tujuan, baik tujuan instruksional yang sudah ditentukan ataupun tujuan tambahan yang secara tersirat
dikehendaki oleh guru dalam setiap materi dan pertemuan. Tujuan ini tentu saja harus didasarkan pada keadaan siswa, lingkungan, dan harapan guru Kurniawan,
2014: 34. Tujuan merupakan komponen pokok pembelajaran yang harus dirumuskan
sejak awal karena akan menjadi acuan dalam melaksanakan semua aktivitas. Rumusan tujuan akan memudahkan siswa dan guru dalam pembelajaran. Siswa
mengetahui apa yang harus ia pelajari dan guru dapat merancang sistem pembelajaran agar tercapai secara optimal.
Menurut taksonomi Bloom dalam Wena, 2009: 14, secara teoretis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori, yaitu 1 tujuan pembelajaran ranah
kognitif, 2 tujuan pembelajaran ranah efektif, dan 3 tujuan pembelajaran ranah psikomotorik.
Adanya perbedaan tujuan pembelajaran akan berimplikasi pula pada adanya perbedaan strategi pembelajaran yang harus diterapkan. Jadi, dalam penerapan
suatu stratgei pembelajaran pembelajaran tidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Wena, 2009: 14.
Dalam standar isi pendidikan, mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPMTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa. 6 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia. Pada kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan yang
harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Pada kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam wujud kebiasaan berpikir dan bertindak. Siswa yang telah menguasai kompetensi tertentu tidak hanya mengetahui, namun sampai taraf
memahami dan menghayati bidang tersebut, sehingga tercermin dalam pola kehidupan sehari-hari Sanjaya, 2011: 70.
d. Materi