5
juga cukup pesat. Kondisi gizi pada anak usia sekolah bila tidak tertangani akan meningkatkan kesakitan dan menurunkan kecerdasan dari generasi penerus di
wilayah ini. Upaya intervensi untuk kedaan gizi pada anak sekolah di Dusun Muntigunung
memerlukan sebuah gambaran status gizi anak sekolah di wilayah ini. Hingga saat ini, data tersebut belum tersedia, sehingga memerlukan suatu penelitian awal
untuk mengetahui status gizi pada anak – anak sekolah dasar usia sekolah, yang
nantinya dapat dijadikan acuan baseline untuk merancang program intervensi selanjutnya. Data Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan
untuk mengetahui status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Kabupaten Karangasem,
Bali 2015.
D. PERUMUSAN MASALAH
Status gizi kurang pada balita di Dusun Muntigunung, Karangasem, berdasarkan BBU 47,5 dan berdasarkan TBU 37,1 Muliawan dkk, 2009, merupakan
prevalensi gizi kurang yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan angka prevamsi provinsi yang hanya 11,4 Riskesdas Bali, 2007. Kondisi ini
mengindikasikan pula bahwa status gizi pada anak usia sekolahnya tidak akan jauh dari angka tersebut. Apalagi bila dilihat di Kabupaten Karangasem sendiri
memiliki status gizi anak kurus tertinggi untuk usia anak sekolah. Prevalensi anak kurus usia 6-14 tahun yaitu 12,6 pada anak laki-laki dan 11,1 pada anak
perempuan menurut Riskesdas Bali, 2007. Kondisi status gizi anak di Dusun Muntigunung perlu mendapat perhatian dan intervensi demi kelangsungan dan
kualitas hidup anak-anak di Muntigunung. Data mengenai status gizi anak usia sekolah di wilayah ini belum ada, sehingga memerlukan sebuah survey untuk
mengetahui status gizi anak – anak usia sekolah serta factor risikonya sehingga
nantinya dapat merancang sebuah program intervensi gizi yang tepat untuk wilayah ini.
6
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui status gizi dan deteksi factor risiko gizi kurang pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015
Tujuan khusus:
1. Mengetahui status gizi pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015
2. Mengetahui prevalensi dan factor risiko gizi kurang yang terjadi pada anak- anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015.
F. URGENSI PENELITIAN
Status gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Berbagai
upaya juga telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan status gizi anak di Indonesia, namun masih ada kesenjangan terutama di wilayah-wilayah
geografisnya tergolong sulit dan terpencil, seperti halnya sebuah dusun di Bali, yaitu Dusun Muntigunung. Dusun yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten
Karangasem, dan merupakan salah satu daerah kantong kemiskinan di Provinsi Bali dengan jumlah penduduk miskin diperkirakan sekitar 64 BPS Prov. Bali,
2006. Kondisi geografis yang ada disekitar lereng gunung membuat akses
menuju pelayanan kesehatan menjadi sebuah hambatan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar seperti posyandu. Status gizi balita di
wilayah ini, pada penelitan yang dilakukan Muliawan dkk 2009, didapatkan sebesar 47,5 balita dengan status gizi kurang berdasar BBU dan 37,1
berdasarkan TBU. Tingkat anemia pada balita di daerah ini juga sangat besar yaitu
83,1 Muliawan. 2009. Kabupaten Karangasem sendiri termasuk kedalam satu dari tiga kabupatenkota di Bali yang memiliki angka prevalensi
kekurusan diatas angka prevalensi provinsi, yaitu 13,4, dimana angka prevalensi kekurusan Provinsi Bali sekitar 11,4 Riskesdas Bali, 2007.
Kabupaten Karangasem juga memiliki status gizi anak kurus tertinggi untuk usia
7
anak sekolah. Prevalensi anak kurus usia 6-14 tahun yaitu 12,6 pada anak laki- laki dan 11,1 pada anak perempuan menurut Riskesdas Bali, 2007.
Kondisi gizi kurang pada balita yang terjadi cukup tinggi di Dusun Muntigunung, apabila tidak tertangani dengan baik maka akan berlanjut pada tahap kehidupan
mereka selanjutnya, yaitu masa sekolah. Masa sekolah dimana anak akan lebih aktif dan dalam masa tumbuh kembang yang pesat, tentunya sangat memerlukan
kecukupan nutrisi yang memadai. Hal tersebut mereka perlukan karena saat usia sekolah, mereka dituntut untuk bisa berkonsentrasi dengan baik dalam menerima
pelajaran disekolah. Selama ini program intervensi gizi lebih diutamakan kepada balita, padahal sangat penting juga untuk tetap membuat kondisi gizi pada anak
usia sekolah berada dalam batas memadai. Data mengenai status gizi anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung juga tidak tersedia. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu adanya suatu survey untuk melihat status gizi anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung ini, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai data
dasar baseline untuk melakukan intervensi gizi selanjutnya.
G. MANFAAT PENELITIAN