Survey Status Gizi dan Deteksi Faktor Risiko Gizi Kurang Pada Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigunung, Kabupaten Karangasem, Bali 2015.

(1)

LAPORAN KEMAJUAN DOSEN MUDA

2015

Survey Status Gizi dan Deteksi Faktor Risiko Gizi Kurang Pada

Anak-Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigunung, Kecamatan

Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, 2015

Ketua Pengusul:

dr. Desak Putu Yuli Kurniati, M.K.M. (19830723 200801 2 007)

Anggota Pengusul:

dr. Ni Wayan Septarini, MPH (19800929 200801 2 015) dr. Ni Luh Putu Lila Wulandari, MPH (19780627 200501 2 002)

dr. Partha Muliawan, M.Sc (OM) (19510922 198003 1 002)

PEOGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

(3)

A. JUDUL PENELITIAN

Survey Status Gizi dan Deteksi Faktor Risiko Gizi Kurang Pada Anak-Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigunung, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, 2015

B. BIDANG ILMU esehatan Masyarakat

C. PENDAHULUAN

Anak-anak merupakan aset sebuah bangsa. Kualitas kesehatan seorang anak merupakah hal yang perlu mendapatkan priotitas. Berbagai masalah kesehatan banyak ditemukan pada anak-anak baik di Indonesia maupun di dunia. Salah satu masalah kesehatan yang paling sering dihadapi negara berkembang seperti Indonesia dari dulu hingga saat ini adalah masalah gizi pada anak. Saat ini di Indonesia, masalah gizi lebih atau obesitas pada anak mulai banyak muncul terutama pada anak-anak diperkotaan. Hal itu bukan berarti menunjukkan bahwa masalah gizi kurang sudah terselesaikan dengan tuntas diseluruh wilayah Indonesia. Masalah gizi kurang tetap menjadi masalah pada anak-anak terutama di daerah-daerah pedesaan dan terpencil.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 status gizi balita di Indonesia dengan indikator BB/U menunjukkan prevalensi gizi buruk, yaitu 4,9 %, gizi kurang 13,0% dan gizi lebih 5,8% (Depkes RI, 2010). Masalah gizi juga masih menjadi masalah serius di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2004 menunjukkan masalah gizi terjadi di 77,3% Kabupaten dan 56% Kota di Indonesia (Riskesdas, 2010). Propinsi Bali pada tahun 2007 memiliki prevalensi gizi buruk mencapai 3,2% dan prevalensi gizi buruk kurang adalah 11,4%. Kabupaten Karangasem merupakan salah satu Kabupaten di Bali dengan prevalensi gizi buruk yang masih tinggi. Status gizi anak berumur 6-14 tahun di Kabupaten Karangasem merupakan prevalensi anak kurus tertinggi di provinsi Bali, yaitu 12,6% pada anak laki-laki dan 11,1% pada anak perempuan menurut Riskesdas Bali (2007). Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan 40,6% penduduk


(4)

mengonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka Kecukupan Gizi/AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan kelompok umur 24,4% pada balita dan 41,2% pada anak usia sekolah (Riskesdas, 2010).

Berbagai upaya juga telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan status gizi anak di Indonesia, namun masih ada kesenjangan terutama di wilayah-wilayah geografisnya tergolong sulit dan terpencil, seperti halnya sebuah dusun di Bali, yaitu Dusun Muntigunung. Dusun yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Karangasem, dan merupakan salah satu daerah kantong kemiskinan di Provinsi Bali dengan jumlah penduduk miskin diperkirakan sekitar 64% (BPS Prov. Bali, 2006). Kondisi geografis yang ada disekitar lereng gunung membuat akses menuju pelayanan kesehatan menjadi sebuah hambatan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar seperti posyandu. Status gizi balita di wilayah ini, pada penelitan yang dilakukan Muliawan dkk (2009), didapatkan sebesar 47,5% balita dengan status gizi kurang berdasar BB/U dan 37,1% berdasarkan TB/U. Tingkat anemia pada balita di daerah ini juga sangat besar yaitu 83,1% (Muliawan. 2009).

Masalah kecukupan gizi menjadi suatu masalah yang krusial. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak, yaitu faktor asupan gizi. Kurangnya asupan gizi pada masa ini akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan badan, mental, kecerdasan dan mudah terserang penyakit infeksi. Selain gizi kurang juga ditemukan juga masalah pada anak karena gizi lebih, yang menyebabkan kegemukkan dan anak akan berisiko menderita penyakit degeneratif seperti penyakit hipertensi, jantung dan lain-lain (Santoso, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau indikator baik buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan membantu pertumbuhan bagi anak (Irianto, 2007). Kondisi gizi kurang yang terjadi pada masa bayi dan balita, bila tidak tertangani dengan baik akan berlanjut hingga anak memasuki usia berikutnya, yaitu usia sekolah. Pada usia sekolah, kucukupan gizi pada anak – anak mesti terpenuhi karena beban fisik mereka bertambah untuk berkonsentrasi dalam belajar, perkembangan fisik dan mental


(5)

juga cukup pesat. Kondisi gizi pada anak usia sekolah bila tidak tertangani akan meningkatkan kesakitan dan menurunkan kecerdasan dari generasi penerus di wilayah ini.

Upaya intervensi untuk kedaan gizi pada anak sekolah di Dusun Muntigunung memerlukan sebuah gambaran status gizi anak sekolah di wilayah ini. Hingga saat ini, data tersebut belum tersedia, sehingga memerlukan suatu penelitian awal untuk mengetahui status gizi pada anak – anak sekolah dasar (usia sekolah), yang nantinya dapat dijadikan acuan (baseline) untuk merancang program intervensi selanjutnya. Data Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan untuk mengetahui status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Kabupaten Karangasem, Bali 2015.

D. PERUMUSAN MASALAH

Status gizi kurang pada balita di Dusun Muntigunung, Karangasem, berdasarkan BB/U (47,5%) dan berdasarkan TB/U (37,1%) (Muliawan dkk, 2009), merupakan prevalensi gizi kurang yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan angka prevamsi provinsi yang hanya 11,4% (Riskesdas Bali, 2007). Kondisi ini mengindikasikan pula bahwa status gizi pada anak usia sekolahnya tidak akan jauh dari angka tersebut. Apalagi bila dilihat di Kabupaten Karangasem sendiri memiliki status gizi anak kurus tertinggi untuk usia anak sekolah. Prevalensi anak kurus usia 6-14 tahun yaitu 12,6% pada anak laki-laki dan 11,1% pada anak perempuan menurut (Riskesdas Bali, 2007). Kondisi status gizi anak di Dusun Muntigunung perlu mendapat perhatian dan intervensi demi kelangsungan dan kualitas hidup anak-anak di Muntigunung. Data mengenai status gizi anak usia sekolah di wilayah ini belum ada, sehingga memerlukan sebuah survey untuk mengetahui status gizi anak – anak usia sekolah serta factor risikonya sehingga nantinya dapat merancang sebuah program intervensi gizi yang tepat untuk wilayah ini.


(6)

E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum:

Untuk mengetahui status gizi dan deteksi factor risiko gizi kurang pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015

Tujuan khusus:

1. Mengetahui status gizi pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015

2. Mengetahui prevalensi dan factor risiko gizi kurang yang terjadi pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015.

F. URGENSI PENELITIAN

Status gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Berbagai upaya juga telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan status gizi anak di Indonesia, namun masih ada kesenjangan terutama di wilayah-wilayah geografisnya tergolong sulit dan terpencil, seperti halnya sebuah dusun di Bali, yaitu Dusun Muntigunung. Dusun yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Karangasem, dan merupakan salah satu daerah kantong kemiskinan di Provinsi Bali dengan jumlah penduduk miskin diperkirakan sekitar 64% (BPS Prov. Bali, 2006). Kondisi geografis yang ada disekitar lereng gunung membuat akses menuju pelayanan kesehatan menjadi sebuah hambatan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar seperti posyandu. Status gizi balita di wilayah ini, pada penelitan yang dilakukan Muliawan dkk (2009), didapatkan sebesar 47,5% balita dengan status gizi kurang berdasar BB/U dan 37,1% berdasarkan TB/U. Tingkat anemia pada balita di daerah ini juga sangat besar yaitu 83,1% (Muliawan. 2009). Kabupaten Karangasem sendiri termasuk kedalam satu dari tiga kabupaten/kota di Bali yang memiliki angka prevalensi kekurusan diatas angka prevalensi provinsi, yaitu 13,4%, dimana angka prevalensi kekurusan Provinsi Bali sekitar 11,4% (Riskesdas Bali, 2007). Kabupaten Karangasem juga memiliki status gizi anak kurus tertinggi untuk usia


(7)

anak sekolah. Prevalensi anak kurus usia 6-14 tahun yaitu 12,6% pada anak laki-laki dan 11,1% pada anak perempuan menurut (Riskesdas Bali, 2007).

Kondisi gizi kurang pada balita yang terjadi cukup tinggi di Dusun Muntigunung, apabila tidak tertangani dengan baik maka akan berlanjut pada tahap kehidupan mereka selanjutnya, yaitu masa sekolah. Masa sekolah dimana anak akan lebih aktif dan dalam masa tumbuh kembang yang pesat, tentunya sangat memerlukan kecukupan nutrisi yang memadai. Hal tersebut mereka perlukan karena saat usia sekolah, mereka dituntut untuk bisa berkonsentrasi dengan baik dalam menerima pelajaran disekolah. Selama ini program intervensi gizi lebih diutamakan kepada balita, padahal sangat penting juga untuk tetap membuat kondisi gizi pada anak usia sekolah berada dalam batas memadai. Data mengenai status gizi anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung juga tidak tersedia. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya suatu survey untuk melihat status gizi anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung ini, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai data dasar (baseline) untuk melakukan intervensi gizi selanjutnya.

G. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat dari Sisi Metodologi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi status gizi anak usia sekolah di Dusun Muntigunung dan informasi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak sekolah dasar tersebut di Dusun. Hasil Penelitian ini nantinya dapat dijadikan masukan dan ilmu pengetahuan dalam ilmu gizi dan promosi kesehatan dalam upaya peningkatan status gizi anak.

2. Manfaat Aplikatif bagi Pengelola Program Kesehatan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi kesehatan khususnya Puskesmas Kubu II dalam mengadakan perbaikan program gizi pada anak usia sekolah.


(8)

3. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengabdian ataupun penelitian yang berupaya untuk peningkatan status gizi anak usia sekolah.

H. STUDI PUSTAKA

1. Kondisi Status Gizi Anak di Indonesia

Masalah kesehatan masyarakat dibidang gizi dianggap serius bila prevalensi gizi buruk-kurang antara 20,0-29,0 %, dan dianggap prevalensi sangat tinggi bila ≥30 % (WHO, 2010). Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi gizi buruk-kurang pada anak balita sebesar 19,6 %, yang berarti masalah gizi berat-kurang di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat mendekati prevalensi tinggi. Diantara 33 provinsi di Indonesia, 18 provinsi memiliki prevalensi gizi buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara 21,2% sampai dengan 33,1%. (Riskesdas, 2013). Diantara 18 provinsi, terdapat tiga provinsi termasuk kategori prevalensi sangat tinggi, yaitu Sulawesi Barat, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (Riskesdas, 2013).

Sumber: Riskesdas, 2013

Gambar 1. Kecenderungan prevalensi gizi kurang, pendek, kurus dan gemuk pada balita, Indonesia 2007, 2010 dan 2013

Gambar 1. menyajikan kecenderungan prevalensi status gizi anak balita menurut ketiga indeks BB/U, TB/U dan BB/TB. Terlihat prevalensi gizi buruk dan gizi


(9)

kurang meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013. Prevalensi sangat pendek turun 0,8 persen dari tahun 2007, tetapi prevalensi pendek naik 1,2 persen dari tahun 2007. Prevalensi sangat kurus turun 0,9 persen tahun 2007. Prevalensi kurus turun 0,6 persen dari tahun 2007. Prevalensi gemuk turun 2,1 persen dari tahun 2010 dan turun 0,3 persen dari tahun 2007.

Masalah gizi di Indonesia masih didominasi masalah kekurangan vitamin A, kekurangan kalori energy protein (KEP), kurang garam beryodium, anemia defisiensi besi dan masalah gizi mikro lainnya seperti kekurangan zink (Supariasa, 2002). Masalah kurang gizi yang terjadi pada saat bayi dan balita, cenderung menetap untuk terjadi pada usia anak sekolah. Kelompok anak sekolah (6-13 tahun) cenderung menjadi rentan terkena masalah gizi bila ketahanan pangan di masyarakatnya kurang. Ditambah pula pada masa sekolah ini mereka lebih aktif dan berkembang secara fisik, sehingga memerlukan asupan gizi yang memadai (Soediautama 2004).

Sumber : Riskesdas 2010

Gambar 2. Prevalensi Kependekan, Kekurusan dan Kegemukan Pada Anggota Keluarga Umur 6-12 Tahun.


(10)

Status gizi anak umur 6-12 tahun menurut Riskesdas (2010), menunjukkan bahwa prevalensi kependekan pa da anak laki-laki lebih tinggi 36,5% daripada anak perempuan yaitu 34,5%. Prevalensi anak pendek di perkotaan sebesar 29,3% lebih rendah dari anak pedesaan yaitu 41,5%. Prevalensi kependekan terlihat lebih rendah pada rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang bekerja sebagai pegawai 23,2%, dan tertinggi pada kepala rumah tangga yang sekolah yaitu 48,0%. Prevalensi kependekan terlihat semakin menurun dengan meningkatnya status ekonomi rumah tangga. Prevalensi tertinggi (45,6%) terlihat pada keadaan ekonomi rumah tangga yang terendah (kuintil 1) dan prevalensi terendah (21,7%) pada keadaan ekonomi rumah tangga yang tinggi (kuintil 5). Prevalensi kekurusan terlihat pada anak laki-laki lebih tinggi yaitu 13,2 % daripada anak perempuan yaitu 11,2%. Prevalensi kekurusan di perkotaan sedikit lebih rendah dari anak di pedesaan yaitu 11,9% dan 12,5%. Prevalensi kekurusan berhubungan terbalik dengan pendidikan kepala keluarga yaitu semakin tinggu pendidikan kepala rumah tangga, semakin rendah prevalensi kekurusan. Prevalensi kekurusan terlihat paling rendah pada rumah tangga yang kepala rumah tangganya berpendidikan tamat Diploma 1 keatas yaitu 8,9%. Menurut jenis pekerjaan rumah tangga terlihat paling tinggi pada jenis pekerjaan berpenghasilan tidak tetap (petani/nelayan/buruh) yaitu sebesar 12,8% dan paling rendah pada rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang sekolah yaitu 4%. Prevalensi kekurusan juga berhubungan terbalik dengan keadaan ekonomi rumah tangga, semakin baik keadaan ekonomi rumah tangga makan semakin rendah prevalensi kekurusannya. Pada keadaan ekonomi rumah tangga terendah terlihat prevalensi kekurusan 13,2% dan pada keadaan ekonomi rumah tangga yang tertinggi prevalensinya 9,2% (Riskesdas, 2010).

Menurut Riskesdas 2010, prevalensi kegemukan pada anak laki-laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi anak perempuan yaitu 10,7% dan 7,7%. Prevalensi kegemukan lebih tinggi terjadi diperkotaan (10,4%) dibanding pedesaan (8,1%). Prevalensi kegemukan semakin meningkat dengan meningkatnya pendidikan kepala rumah tangga . Pada pendidikan kepala rumah tangga SD dan tidak sekolah , prevalensi kegemukan pada anak 6-12 tahun sekitar


(11)

7,6% sampai 8,3%. Pada pendidikan kepala keluarga setingkat SLTP keatas, prevalensi kegemukan sekitar 9,5%-14,2%. Semakin meningkat keadaan ekonomi kepala rumah tangganya sebagai pegawai berpenghasilan tetap, prevalensi kegemukan semakin tinggi (11,3%), dan prevalensinya rendah pada kepala keluarganya yang sedang sekolah (6,8%)

2. Kondisi Status Gizi Anak di Dusun Muntigunung, Kabupaten Karangasem, Bali

Secara umum prevalensi gizi buruk di provinsi Bali adalah 3,2% dan prevalensi gizi buruk kurang 11,4%. Sebanyak 3 kabupaten/kota masih memiliki prevalensi gizi buruk di atas angka prevalensi provinsi, yaitu Karangasem, Buleleng dan Jembrana. Enam kabupaten/kota lainnya sudah berada di bawah angka prevalensi provinsi. Ke 6 kabupaten/kota tersebut adalah: Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli dan kota Denpasar(Riskesdas Bali, 2007).

Menurut data provinsi, prevalensi kekurusan pada balita adalah 10% (5,6% dan 4,4%). Hal ini menunjukkan bahwa masalah kekurusan di provinsi Bali masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Jika dilihat untuk tiap kabupaten/kota, prevalensi kekurusan diatas angka provinsi yaitu kabupaten Badung (13,4%) dan kabupaten Karangasem (13,4%), kabupaten Bangli (11,6%), dan kab.Buleleng (11,1%) (Riskesdas Bali, 2007).

Kabupaten Karangasem sebagai salah satu kabupaten dengan prevalensi gizi buruk diatas angka prevalensi provinsi, berdasarkan data Riskesdas 2007 juga memiliki status gizi anak kurus tertinggi untuk usia anak sekolah. Prevalensi anak kurus usia 6-14 tahun di Kabupaten Karangasem, yaitu 12,6% pada anak laki-laki dan 11,1% pada anak perempuan menurut Riskesdas Bali (2007).


(12)

Sumber ; Riskesdas Bali, 2007

Tabel 1. Persentase Balita menurut Status Gizi (BB/TB) pada Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Dusun Muntigunung merupakan sebuah wilayah di Kabupaten Karangasem yang masih digolongkan terpencil di Provinsi Bali. Daerah ini juga merupakan salah satu daerah kantong kemiskinan di Provinsi Bali dengan jumlah penduduk miskin diperkirakan sekitar 64% (BPS Prov. Bali 2006). Kondisi geografis yang ada disekitar lereng gunung membuat akses menuju pelayanan kesehatan menjadi sebuah hambatan bagi beberapa daerah yang sulit dijangkau untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar seperti posyandu.

Hasil survey kesehatan dasar yang dilakukan oleh Muliawan dkk (2009) mendapatkan bahwa kelompok Dusun Muntigunung di daerah atas yang sulit dijangkau mempunyai tingkat pengetahuan tentang kesehatan anak lebih rendah daripada daerah bawah yang lebih mudah dijangkau. Hal tersebut membuat sebagian besar penduduknya memiliki perilaku hidup yang kurang sehat, seperti misalnya sebanyak 61,3% ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan; hanya 49,2% yang mendapat imunisasi tetanus selama hamil; hanya 55% mendapat tablet besi selama kehamilan; tujuh puluh tujuh persen (77%) persalinan terjadi di rumah dengan bantuan/didampingi hanya dari suami dan atau mertua; tali pusat pada bayi baru lahir kebanyakan (77,7%) dipotong dengan bamboo (“ngad”) serta dirawat dengan ramuan tradisional yang meningkatkan risiko bayi terkena tetatus neonatorum; pemberian asi eksklusif dan kolostrum (yang berguna untuk ketahanan tubuh bayi) masih rendah yaitu hanya


(13)

sebesar 38.7%; pemberian makanan pendamping ASI (MP Asi) yang tidak tepat waktu (72.6%) (Muliawan dkk, 2009).

Kesehatan anak di Muntigunung juga sering dikatakan karena sebab supranatural seperti diganggu mahluk halus. Sedikit sekali dari mereka menyatakan bahwa kesehatan anak mereka karena hal medis yang diakibatkan perilaku berisiko selama pengasuhan seperti tidak memberikan kolostrum, asi eksklusif, dan MPASI yang terlalu dini (Kurniati dkk, 2012). Pandangan dan kepercayaan tersebut tentunya akan mempengaruhi perilaku ibu dan masyarakat dalam menjaga kehamilan serta kesehatan anak. Hal tersebut terlihat pula dari status gizi bayi dan balita di wilayah ini. Pada penelitan yang dilakukan Muliawan dkk (2009), didapatkan sebesar 47,5% balita dengan status gizi kurang berdasar BB/U dan 37,1% berdasarkan TB/U. Tingkat anemia pada balita di daerah ini juga sangat besar yaitu 83,1% (Muliawan. 2009)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi Anak

Banyak factor yang mempengaruhi kejadian gizi kurang pada bayi, balita dan anak-anak, baik itu penyebab langsung maupun tidak langsung. Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

Selain itu ada pula beberapa penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.


(14)

Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.

Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

d. Akses masyarakat terhadap pangan yang kurang memadai.

Apabila akses terhadap pangan kurang memadai, maka masyarat di suatu daerah terpencil cenderung hanya menggunakan sumber pangan seadanya, sehungga mutu status gizi di daerah tersebut juga kurang.

4. Kondisi Status Gizi yang Seimbang

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto, 2006)

Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Lemak adalah salah satu zat gizi yang mempu memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan efek kenyang lebih lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapat dijumpai


(15)

misalnya pada kacang-kacangan. Vitamin adalah zat gizi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat didapatkan dengan cara menonsumsi buah-buahan dan juga sayuran. Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya untuk orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan anak-anak. Mereka semua membutuhkan tersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein, karbohidrat, maupun lemak. Untuk memenuhi tidak harus mengkonsumsi makanan berharga mahal, yang penting adalah gizi seimbang untuk hidup sehat (Novella, 2012).

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik

.

I. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan deskritif analitik dengan dengan desain penelitian cross-sectional. Pada pendekatan ini, status gizi pada anak sekolah dasar di Muntigunung akan diukur pada suatu titik waktu tertentu berdasarkan BB/U, TB/U dan BB/TB. Bersadarkan dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan dan umur, akan diidentifikasi berapa proporsi gizi kurang pada anak-anak sekolah dasar di Dusun Muntigunung, serta menanyakan beberapa factor risiko yang berkaitan dengan kondisi gizi anak tersebut seperti pendidikan orang tua,


(16)

pekerjaan orang tua, jumlah saudara, kebiasaan sarapan dan jajan di sekolah, serta aktifitas fisik mereka

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Muntigunung, Kabupaten Karangasem, Bali. Daerah ini memiliki prevalensi gizi kurang pada balita yang cukup tinggi. Keadaan gizi yang kurang saat balita, apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik tentunya akan berlanjut pada usia sekolah.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan pada tahun 2015 4. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable dependen (terikat) dalam hal ini adalah gizi kurang pada anak sekolah dasar di Muntigunung. Variabel dependen (tergantung) adalah beberapa factor risiko yang akan diteliti diantaranya (jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah saudara dalam keluarga, kebiasaan sarapan, kebiasaan jajanan di sekolah dan aktifitas fisik). 5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara factor risiko gizi kurang diantaranya (jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah saudara dalam keluarga, kebiasaan sarapan, kebiasaan jajanan di sekolah dan aktifitas fisik) dengan kejadian gizi kurang pada anak usia sekolah di Dusun Muntigunug

6. Subjek dan Besar Sampel Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar yang ada di Dusun Muntigunung. Berdasarkan data setempat, ada 2 buah sekolah dasar di Dusun Muntigunung. Satu buah sekolah yang ada di daerah bawah (mudah diakses) dan satu sekolah yang ada di daerah atas (sulit diakses). PMengingat jumlah siswa yang tidak terlalu banyak, maka seluruh siswa dari ketiga sekolah ini akan


(17)

dijadikan sampel dalam penelitian ini (total sampling). Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 282 orang siswa sekolah dasar.

7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan serta umur dari siswa sekolah dasar di Dusun Muntigunung. Beberapa data tambahan seperti, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, jumlah saudara, kebiasaaan sarapan dan jajanan serta aktifitas fisik mereka didapatkan melalui wawancara dengan siswa masing-masing. Data siswa dari sekolah juga digunakan untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Pengukuran berat badan anak menggunakan timbangan dan pengukur tinggi badan anak menggunakan alat ukur tinggi badan (meteran), umur siswa dilihat dari tanggal lahir mereka dan dikonfirmasi dengan data dari sekolah.

8. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang mana pengisiannya dibantu pula dengan hasil dari pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dari alat ukur timbangan dan meteran, yang kemudian dibandingkan dengan umur mereka (U).

9. Prosedur Pengumpulan Data a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan pengurusan perijinan di Kesbangpolinmas Propinsi Bali, Kabupaten Karangasem, Kecamatan Kubu, Desa Tianyar Barat, Dusun Muntigunung dan Sekolah yang ada di Dusun Muntigunung, yang dilakukan pada tanggal 30 Mei 2015.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pengukuran berat badan, tinggi badan dan wawancara pada siswa dimasing-masing sekolah dilakukan pada tanggal 20 Juni 2015 sesuai dengan jadwal kegaitan yang telah disepakati bersama dengan kepala sekolah


(18)

masing-masing. Seminggu berikutnya, yaitu tanggal 25 Juni 2015, kunjungan ke sekolah kembali dilakukan untuk memaparkan hasil penelitian dan melakukan advokasi kepada pihak sekolah.

10.Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu editing, cleaning, koding, entrying dan tabulating.

a. Editing yaitu data yang sudah terkumpul sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, apakah data tersebut sudah sesuai seperti apa yang diharapkan atau tidak dengan harapan supaya jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh data tersebut.

b. Cleaning yaitu data yang telah dimasukkan ke computer dicek untuk dilakukan pembersihan dengan mengguanakan kriteria inklusi dan eksklusi c. Koding yaitu pengkodean untuk mempermudah analisis data. Memberikan

kode jawaban dengan cara data asli diberikan kode kedalam kategori sesuai dengan definisi operasional penelitian.

d. Entering yaitu data yang telah dikategorikan dalam Microsoft Excel, kemudaian dibuatkan kedalam format SPSS.

e. Tabulasi yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa data yang sudah terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian karena kegiatan tabulasi akan memberikan gambaran hasil berupa tabel-tabel yang sangat berperan dalam menganalisa (Aswar, 2005). Memasukkan data kedalam tabel-tebel dan mengatur angka-angka yang diperoleh sehingga dapat disajikan dalam berbagai kategori untuk kemudian dilakukan analisis.

Analisis data hasil penelitian ini adalah :

a. Analisis univariat, untuk mengetahui gambaran dari data demografis responden dengan status gizi anak usia sekolah, dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi

b. Analisis bivariat

Analisis bivariabel untuk menguji hubungan antara 2 variabel dari factor-faktor risiko yang ditanyakan (diantaranya jenis kelamin, pendididkan orang


(19)

tua, pekerjaan orang tua, jumlah saudara, kebiasaan sarapan dan jajanan, dan aktifitas fisik) dengan kejadian gizi kurang pada anak usia sekolah dasar, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

J. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden

Responden yang berpartisipasi pada penelitian ini ada sebanyak 282 siswa sekolah dasar (SD) yang berasal dari SD 3 Tianyar Barat (161 siswa atau 57,1%) dan dari SD 6 Tianyar Barat (121 siswa atau 42,9%). Siswa yang berpartisipasi mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, dengan jumlah siswa laki-laki 152 orang (53,9%) dan perempuan 130 orang (46,1%). Rincian jumlah siswa berdasarkan kelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas di Dua Sekolah Dasar Tianyar Barat

Karakteristik Siswa Jumlah Persentase

Kelas

1 41 14.5%

2 68 24.1%

3 60 21.3%

4 36 12.8%

5 48 17.0%

6 29 10.3%

Total 282 100%

Bila dilihat dari pekerjaan orang tua, ada sebanyak 25 orang siswa (8,9%) yang memiliki ayah tidak bekerja. Sebagian besar responden (91,1% atau 257 orang) memiliki ayah yang bekerja, walaupun dari 257 orang tersebut, hanya 24 orang (9,3%) yang memiliki ayah dengan pekerjaan tetap. Jenis pekerjaan dari ayah para siswa yaitu sebagai guru, wiraswasta, balian, petani, pedagang, ojek, pengerajin, buruh tani, buruh bangunan, pegawai negeri, pegawai swasta, serta ada juga yang ayahnya telah meninggal. Selain ayah yang bekerja, beberapa siswa juga memiliki ibu yang bekerja. Ada sekitar 72,4% siswa yang ibunya juga turut


(20)

bekerja, hanya 25.5% sebagai ibu rumah tangga dan sisanya 2.1% ibunya telah meninggal dunia. Pekerjaan dari ibu para siswa SD di Dusun Muntigunung berupa guru, wiraswasta, petani, pedagang, tenaga kerja wanita (TKW), pengerajin, buruh tani, buruh bangunan, pegawai negeri dan pegawai swasta terutama spa. Rincian pekerjaan orang tua siswa di SD 3 dan 6 Tianyar Barat dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 2. Jenis Pekerjaan Orang Tua Responden

Pekerjaan Ayah Jumlah % Pekerjaan Ibu Jumlah %

Tidak bekerja 21 7.4 Ibu rumah tangga 72 25.5

Guru 7 2.5 Guru 7 2.5

Wiraswasta 5 1.8 wiraswasta 6 2.1

Balian 1 0.4

Sudah

meninggal/sakit 4 1.4

Sudah

meninggal/sakit 6 2.1

petani 121 42.9 petani 86 30.5

Pedagang 22 7.8 pedagang 33 11.7

ojek 22 7.8 TKW 1 0.4

pengerajin 9 3.2 pengerajin 29 10.3

Buruh tani 21 7.4 buruh tani 15 5.3

Buruh bangunan 35 12.4 buruh bangunan 9 3.2

Pegawai negeri 3 1.1 Pegawai negeri 1 0.4

Pegawai swasta 11 3.9 pegawai swasta/spa 17 6.0

Total 282 100.0 Total 282 100.0

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan orang tua, ada sebanyak 268 orang (95%) siswa yang memiliki ayah berpendidikan rendah, dan hanya 5 orang 14% yang memiliki ayah berpendidikan tinggi (SMA keatas). Sebagian besar siswa juga memiliki ibu yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 270 orang (95,7%) dan hanya 12 orang (4.3% ) yang memiliki ibu berpendidikan tinggi.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden

Tingkat Pendidikan Ayah % Ibu %

Tidak sekolah 164 58.2 218 77.3

SD 98 34.8 46 16.3

SMP 6 2.1 6 2.1

SMA 13 4.6 11 3.9

Diploma/S1 1 0.4 1 0.4


(21)

Sebagian besar siswa yaitu 260 orang (92.2%) memiliki keluarga besar (memiliki saudara hidup lebih dari 1 orang) dan hanya 22 orang (7.8%) yang memiliki keluarga kecil. Rata-rata jumlah saudara mereka adalah 4 orang dengan rentang jumlah saudara dari 0-12 orang.

Apabila dilihat dari kebiasaan makan, sebanyak 116 siswa (41,1%) tidak sarapan sebelum berangkat sekolah, sedangkan 166 siswa lainnya (58,9%) mengatakan dirinya sarapan sebelum ke sekolah. Jumlah makan mereka rata-rata dalam sehari adalah 2.8 kali ( dari 1-5 kali sehari). Jenis makanan mereka sebagian besar tidak bervariansi (80,9%), dan hanya 19,1% yang makan makanan bervariasi setiap harinya (makan makanan yang terdiri dari nasi, sayur dan lauk dalam satu porsi sekali makan).

Tabel 4. Variasi Jenis Makanan Sehari-Hari Para Responden

Jenis makanan jumlah Persentase

nasi/mie 12 4.3%

nasi dan sayur 152 53.9%

nasi dan daging/ikan 64 22.7%

nasi, sayur dan daging 54 19.1%

Total 282 100.0%

Sebagian besar siswa (271 orang atau 96,1%) membawa uang saku ke sekolah, dan hanya sebagian kecil (11 orang atau 3.9%) yang tidak membawa uang saku. Rata-rata uang saku mereka sebesar Rp. 3,668,- dengan variasi jajanan mereka berupa minuman (2,5%), kue (54,3%), nasi (26,2%) dan campuran ketiganya (13,1%).

Sebanyak 77,0% siswa (217 orang) ke sekolah dengan berjalan kaki, dan 65 siswa lainnya (23%) dengan berkendaraan. Perlu kita ketahui jarak tempuh mereka ke sekolah rata-rata memerlukan waktu 10-40 menit dengan berjalan kaki. Dua sekolah ini melayani anak sekolah di Tianyar Barat termasuk Dusun Muntigunung yang aksesnya cukup jauh dan sulit bagi ukuran anak sekolah dasar. Aktifitas lainnya yang mereka lakukan berupa ekstrakulikuler di sekolah 66,7%


(22)

(188 orang). Selain itu 13,8% (39 orang) lainnya juga memgikuti les pelajaran terutama anak kelas 4-6 SD.

2. Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, 2015

Status gizi anak sekolah dasar dilihat dari nilai indek massa tubuh (IMT) yang dibandingkan dengan umur dan jenis kelamin mereka. Responden pada penelitian ini rata-rata memiliki berat badan 28,5 kg (16,0 – 58,0 kg). Rata-rata umur responden adalah 9.9 tahun dengan umur terkecil 6 tahun dan tertua 14 tahun. Tinggi badan responden rata-rata 130.1 cm (103.5 – 165.0 cm). Indek massa tubuh dicari dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa rata-rata indek massa tubuh siswa sebesar 16.3 (dengan rentang 10.7-24.6).

Status gizi anak sekolah dasar kemudian dicari dengan membandingkan IMT mereka masing-masing menurut umur dan jelis kelamin. Standar yang digunakan untuk mementukan status gizi adalah standar penilaian status gizi anak sekolah 6-18 tahun menurut World Health Organization (WHO) 2007, yang membagi status gizi anak sekolah menjadi 3 kategori yaitu Kurus, Normal dan Gemuk. Berdasarkan perhitungan didapatkan sebanyak 14,2% siswa tergolong kurus, 84,0% tergolong normal dan 1,8% tergolong gemuk. Rincian mengenai status gizi anak sekolah dasar di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 5. Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigunung

Karakteristik Siswa Jumlah Persentase

Kurus 40 14.2%

Normal 237 84.0%

Gemuk 5 1.8%

Total 282 100%

3. Prevalensi dan Faktor Risiko Gizi Kurang pada Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigung, Karangasem, Bali, 2015


(23)

Berdasarkan hasil perhitungan status gizi sebelumnya, kategori kurus pada responden dapat digolongkan kedalan status gizi kurang. Prevalensi siswa sekolah dasar di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat yang tergolong gizi kurang ada sekitar 14,2%, yaitu sebanyak 40 orang. Dari anak yang tergolong kurus, 75% adalah anak laki-laki dan 25% nya adalah anak perempuan. Anak kelas 3 SD lebih banyak yang masuk dalam kategori kurus yaitu 32.5% (13 orang), disusul oleh anak kelas 2 (27,5%), anak kelas 1 (15%), adank kelas 4 dan 5 masing-masing 10% dan anak kelas 6 (5%). Bila dilihat dari sekolahnya, SD 3 Tianyar Barat memiliki 80% (32 orang) anak dengan kategori kurus, dan SD 6 Tianyar Barat memiliki 20% (8 orang).

Faktor risiko gizi kurang (kurus) pada anak-anak sekolah dasar di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat dapat dilihat dari karakteristik responden yaitu pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, jumlah saudara yang masih hidup hingga saat ini di keluarga, kebiasaaan makan dan sarapan, serta aktifitas fisik yang biasa dilakukan oleh siswa.

Untuk menganalisa hubungan factor-faktor risiko tersebut, maka dilakukan analisa bivariate, untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara 2 variabel (variable dependen dan independen) agar bisa menguji hipotesis penelitian. Kedua variable baik dependen maupun independen dalam penelitian ini termasuk variable kategorik sehingga uji yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat (Chi Square). Hasil analisa Uji Kai Kuadrat dapat dilihat pada table berikut ini


(24)

Tabel 6. Distribusi Beberapa Faktor Risiko Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Sekolah Dasar di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat

N

o Var. Independen

Status Gizi

Total OR P

Kurang Normal - Lebih

n % n % n % (95%)

CI)

1

Ayah tidak

bekerja 35 13.6 223 86.4 258 100 0.6 0.5

Ayah bekerja 5 20.8 19 79.2 24 100 (0.2-1.7) 2 Ibu tidak bekerja 12 15.8 64 82.2 76 100 1.2 0.8

Ibu bekerja 28 13.6 178 86.4 206 100 (0.6-2.5)

3

Pendidikan ayah

rendah 37 13.8 231 82.2 268 100 0.6 0.4

pendidikan ayah

tinggi 3 21.4 11 78.6 14 100 (0.2-2.2)

4

Pendidikan ibu

rendah 38 14.1 232 85.9 270 100 0.8 0.7

Penddidikan ibu

tinggi 2 16.7 10 83.3 12 100 (0.2-3.9)

5 Keluarga besar 37 14.2 223 85.8 260 100 1.1 1

keluarga kecil 3 13.6 19 86.4 22 100 (0.3-3.7)

6 Tidak sarapan 18 15.5 98 84.5 116 100 1.2 0.7

Sarapan 22 13.3 144 86.7 166 100 (0.8-2.4)

7

Makanan tidak

bervariasi 31 13.6 197 86.4 228 100 0.8 0.7

Makanan

bervariasi 9 16.7 45 83.3 54 100 (0.4-1.8)

8

Tidak jajan di

sekolah 1 9.1 10 90.9 11 100 0.6 1

Jajan disekolah 39 14.4 232 86.5 271 100 (0.1-4.8)

9

Jalan kaki ke

sekolah 28 12.9 189 87.1 217 100 0.7 0.3

Diantar pakai

motor 12 19.5 53 81.5 65 100

(0.3-1.37)

10

Les Pelajaran 4 10.3 35 89.7 39 100 0.7 0.6

Tidak Les

Pelajaran 36 14.8 207 85.2 243 100 (0.2-1.9)

11

Mengikuti

Ekstrakulikuler 27 14.4 161 85.6 188 100 1 1

Tidak Mengikuti

Ekstrakulikuler 13 13.8 81 86.2 94 100 (0.5-2.1)

12 Laki-laki 30 75.0 122 50.4 152 100 2.95 0.05

Perempuan 10 25.0 120 49.6 130 100 (1.3-6.3) 13 Daerah tinggi

(SD 3 Tianyar) 32 80.0 129 53.3 161 100 3.5 0.03


(25)

(Sd 6 Tianyar )

Hasil analisa hubungan antara variable-variabel independen dengan status gizi kurang pada anak SD di Tianyar Barat diperoleh bahwa hasil uji statistiknya hanya jenis kelamin siswa (P=0.05; OR=2,95) dan daerah geografis (P=0.03; OR=3,5) yang signifikan menjadi factor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang pada anak sekolah dasar di Tianyar Barat dengan nilai p < 0.05, Dalam hal ini siswa laki-laki lebih berisiko dibandingkan siswa perempuan. Pada bab sebelumnya juga telah dijelaskan bahwa dari 40 siswa yang tergolong kurus, 75% nya adalah laki-laki. Sedangkan variable lainnya seperti variable pekerjaan ayah (P=0.6; OR=0.6), pekerjaan ibu (P=0.8; OR=1,2), pendidikan ayah (P=0.4; OR=0.6), pendidikan ibu (P=0.7; OR=0.8), jumlah keluarga (P=1; OR=1,1), variasi makanan (P=0.7; OR=0.8), kebiasaan sarapan (P=0.7; OR=1,2), kebiasaan jajan (P=1; OR=0.6), aktifitas fisik (berjalan kaki (P=0.3; OR=0.7) , kegiatan les (P=0.6; OR=0.7), kegiatan ekstrakulikuler (P=1; OR=1) tidak ada yang berhubungan dengan gizi kurang pada anak sekolah dasar di Tianyar Barat.

Untuk mengetahui seberapa besar siswa lali-laki memberikan peran dalam meningkatkan risiko gizi kurang, dapat kita lihat pada nilai Odd Ratio (OR) yaitu 2,95; yang artinya jenis kelamin memberikan factor risiko sebesar 2,95 kali lebih besar dibanding perempuan untuk kejadian gizi kurang di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat. Begitu juga dengan lokasi geografis, anak-anak yang berada di daerah tinggi lebih banyak terkena risiko gizi kurang sebesar 3.5 kali dibandingkan dengan anak-anak di daerah rendah.

K. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil survei status gizi anak sekolah dasar di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat, didapatkan bahwa ada sebanyak 14,2% siswa tergolong kurus, 84,0% tergolong normal dan 1,8% tergolong gemuk. Dari Angka 14,2% anak kurus di SD 3 dan 6 Tianyar Barat, 75% adalah anak laki-laki dan 25% anak perempuan.


(26)

Hasil ini tidak jauh berbeda dengan Prevalensi anak kurus usia 6-14 tahun di Kabupaten Karangasem menurut data Riskesdas Bali tahun 2007, yaitu 12,6% pada anak laki-laki dan 11,1% pada anak perempuan. Begitu juga apabila dilihat menurut jenis kelamin, anak laki-laki (75%) di wilayah ini lebih banyak yang kurus dibanding anak perempuannya (25%).

Bila ditinjau dari penelitian Muliawan dkk (2009), Status gizi kurang pada balita di Dusun Muntigunung, Karangasem, berdasarkan BB/U (47,5%) dan berdasarkan TB/U (37,1%), maka status gizi kurang pada anak sekolah sebesar 14,2% tampak menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada anak-anak balita sebelumnya. Namun, hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Hal tersebut sangat penting karena bila status gizi dari balita tidak segera diperbaiki maka akan memberikan dampak pada usia sekolah. Menurut Sihad, dkk (2001), anak balita gizi buruk jika tidak segera mendapat penanganan yang serius akan memberikan dampak yang cukup fatal. Hasil penelitian pada awal usia 6 9 tahun yang sewaktu balita menderita gizi buruk memiliki rata-rata IQ yang lebih rendah 13,7 poin dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mengalami gangguan gizi.

Anak sekolah dasar kelas 1-3 lebih banyak yang kurus dibandingkan anak kelas 4-6. Pada hasil survei di wilayah Muntigunung ini, nak kelas 3 SD lebih banyak yang masuk dalam kategori kurus yaitu 32.5% (13 orang), disusul oleh anak kelas 2 (27,5%), anak kelas 1 (15%), anak kelas 4 dan 5 masing-masing 10% dan anak kelas 6 (5%). Tampak bahwa aktifitas fisik tambahan berupa les dan ekstrakulikuler yang lebih banyak dilakukan anak kelas 4-6 tidak memberikan pengaruh besar pada kejadian gizi kurang di Muntigunung. Dari hasil survei juga menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara status gizi siswa dengan ketiga aktifitas tersebut.

Bila dilihat dari sekolahnya, SD 3 Tianyar Barat memiliki 80% (32 orang) anak dengan kategori kurus, dan SD 6 Tianyar Barat memiliki 20% (8 orang). Perlu kita ketahui bahwa SD 3 Tianyar Barat berada pada daerah yang lebih tinggi dan sulit aksesnya dibanding SD 6 Tianyar Barat. Dapat disimpulkan bahwa anak-anak di SD 3 Tianyar Barat , tempat tinggalnya tidak akan jauh juga dari sekolah, yang mana lokasinya ada di ketinggian. Hal ini tentunya memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada masyarakat sekitarnya berupa akses yang sulit


(27)

untuk ketersediaan pangan. Apabila akses terhadap pangan kurang memadai, maka masyarakat di suatu daerah terpencil cenderung hanya menggunakan sumber pangan seadanya, sehingga mutu status gizi di daerah tersebut juga kurang. Hasil penelitian ini juga menunjukan hubungan yang signifikan antara lokasi geografis anak-anak sekolah berada, dimana anak-anak yang berada pada lokasi geografis tinggi lebih berisiko 3.5 kali lebih tinggi dibanding lokasi geografis rendah.

Karakteristik ayah dan ibu responden, yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan mereka, dalam penelitian ini tidak ada hubungannya dengan kejadian gizi kurang pada anak sekolah di SD 3 dan 6 Tianyar Barat. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri, dkk (2014), Aramico (2011) dan Kusuma (2011) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu memiliki hubungan bermakna pada status gizi anak baru masuk sekolah.

L. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Status gizi anak sekolah dasar di SD 3 dan SD 6 Tianyar Barat adalah sebagai berikut 14,2% siswa tergolong kurus, 84,0% tergolong normal dan 1,8% tergolong gemuk.

2. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan 14,2% siswa yang tergolong kurus ini adalah jenis kelamin (OR=2,95) dan lokasi geografis tempat tinggalnya (OR=3,5)

M. SARAN

Masalah jenis kelamin memang tidak banyak bisa diintervensi. Lokasi siswa yang berada di ketinggian dengan kecenderungan kurang gizi lebih tinggi dapat kita upayakan dengan memfokuskan upaya pemenuhan gizi anak lewat sekolah dengan kerjasama bersama puskesmas setempat. Hal yang dapat dilakukan bisa dengan edukasi tentang gizi seimbang, penyediaan serta pemilihan jajanan lokal yang dapat memenuhi gizi anak melalui kantin sekolah. Hal lainnya yang juga


(28)

dapat dilakukan adalah membuat kebijakan sarapan bersama seminggu sekali di sekolah untuk membiasakan anak sarapan sehingga asupan gizi bisa terpenuhi.

N. JADWAL PELAKSANAAN

No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

3. Pengolahan dan Analisis Data 4. Penyusunan dan Pengumpulan

Laporan


(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

P. PERSONALIA PENELITIAN a. Ketua Pelaksana

Nama lengkap dan gelar : dr. Desak Yuli Kurniati, M.KM Pangkat/Golongan/NIP : Penata muda Tk I, III/b, NIP19830723 200801 2 007 Jabatan Sekarang : Asisten Ahli

Bidang Keahlian : Ilmu Kesehatan Masyarakat Waktu yang disediakan : 6 jam/minggu

b. Anggota Pelaksana I

Nama lengkap dan gelar : dr. Ni Wayan Septarini, MPH Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk. I, Gol III/b, NIP: 19800929 200801 2 015 Jabatan Sekarang : Asisten ahli

Bidang Keahlian : Ilmu Kesehatan Masyarakat Waktu yang disediakan : 6 jam/mimggu

c. Anggota Pelaksana II

Nama lengkap dan gelar : dr. Ni Luh Putu Lila Wulandari, MPH Pangkat/Golongan/NIP : Penata, III/c,

NIP 197806272005012002 Jabatan Sekarang : Asisten Ahli

Bidang Keahlian : Ilmu Kesehatan Masyarakat Waktu yang disediakan untuk : 6 jam/minggu

d. Anggota Pelaksana III

Nama lengkap dan gelar : dr. Partha Muliawan, M.Sc (OM) Pangkat/Golongan/NIP : Lektor Kepala, IV/a,

NIP 19510922 198003 1 002 Jabatan Sekarang : Asisten Ahli

Bidang Keahlian : Ilmu Kesehatan Masyarakat Waktu yang disediakan untuk : 6 jam/minggu


(34)

Q. PENGGUNAAN DANA PENELITIAN

Rincian Penggunaan Dana Penelitian Dosen Muda

Survey Status Gizi dan Deteksi Faktor Risiko Gizi Kurang Pada Anak-Anak Sekolah Dasar di Dusun Muntigunung, Kecamatan Kubu, Kabupaten

Karangasem, Bali, 2015 A. Honor Peneliti

No Jabatan Tugas Jumlah

jam kerja

Satuan Satuan (Rp)

Subtotal (Rp)

1 Koordinator Peneliti Mengkoordinir jalannya penelitian, membuat draft kuesioner, menganalisa dan membuat draf laporan

15 jam 15 minggu 5.000 1.125.000

2 Anggota peneliti 1 – secretariat penetiti

Membantu membuat laporan keuangan, laporan kemajuan dan laporan akhir

15 jam 15 minggu 2.500 562.500

3 Anggota peneliti 2 – Pembantu peneliti

Membantu mereview dan memperbanyak kuesioner,

mempersiapkan bahan dan peralatan untuk turun kelapangan

15 jam 15 minggu 2.500 562.500

4 Anggota peneliti 3 – Pengolah Data

Membantu mengolah data hasil survei

15 jam 15 minggu 2.500 562.500

Sub Total A 2.812.500

B. Alat dan Bahan No Bahan dan

Peralatan

Kegunaan Jumlah Vol Satuan (Rp)

Subtotal (Rp) 1 Fotocopy

proposal penelitian

Bahan untuk meminta perijinan kepada puskesmas, kepala desa, kepala dusun dan 2 sekolah di

Muntigunung dan perbaikan kontrak

10 Ek-semplar 8.000 80.000

2 Fotocopy kuesioner survey

Bahan untuk mengisi data dari subjek penelitian

300 lembar 200 60.000

3 Print dan fotocopy hasil survei untuk bahan advokasi

Materi hasil survei yang digunakan untuk advokasi

1 paket

147.700 147.700

4 Poster Gizi media promosi kesehatan tentang gizi seimbang yang akan ditempelkan di sekolah


(35)

5 Brosur Gizi Media promosi kesehatan yang akan dibawa pulang oleh responden untuk bahan belajar di rumah

1 paket 256.000 256.000

6 Timbangan dan masker untuk mengumpulan data

Mengukur berat badan (2 sekolah x 1

timbangan)

2 buah 60.000 125.000

7 Kotak P3K untuk sekolah

Kotak berisi perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk kelengkapan UKS sekolah (3 sekolah)

2 unit 30.000 60.000

8 Paket alat tulis untuk responden

Pensil, penghapus, dan rautan yang dikemas dalam plastic kado

300 buah 3.000 900.000

9 Double tape, binder, map

Alat tulis kantor untuk keperluan penelitian

1 paket 60.454 60.454

10 Kertas HVS Alat tulis kantor untk keprluan membuat laporan

2 rim 38.000 76.000

11 Paket Biskuit dan susu untuk responden

Makanan tambahan untuk Siswa SD yang diwawancarai

1 paket 797.100 797.100

Sub Total B 3.204.254

C. Perjalanan

No Kegiatan Kegunaan Jumlah Vol Satuan

(Rp)

Subtotal (Rp) 1 Pembelian bensin

untuk transport dari Denpasar - Muntigunung PP untuk perijinan

Transport team peneliti untuk

keperluan perijinan ke

Muntigunung-Karangasem

1 unit 150.000 150.146

2 Pembelian bensin untuk transport dari Denpasar - Muntigunung PP untuk survei

Transport team peneliti untuk keperluan survei ke Muntigunung-Karangasem

1 Unit 120.000 120.000

3 Pembelian bensin untuk transport dari Denpasar - Muntigunung PP untuk advokasi

Transport team peneliti untuk

keperluan advokasi ke

Muntigunung-Karangasem

1 unit 120.000 150.000

4 Transport lokal di Muntigunung, Karangasem Uang untuk transportasi selama berada di Muntigunung (dari center menuju sekolah-sekolah) 3 kegiatan x @ Rp. 50.000


(36)

5 Konsumsi team peneliti untuk melakukan perijinan ke Muntigunung

Nasi kotak untuk keperluan perijinan ke Muntigunung

Snack kotak untuk keperluan perijinan di Muntigunung 6 6 Paket paket 30.000 10.000 180.000 60.000

6 Konsumsi team peneliti untuk melakukan survei ke Muntigunung

Nasi kotak untuk keperluan perijinan ke Muntigunung

6 paket 180.000 180.000

7 Konsumsi team peneliti untuk melakukan survei ke Muntigunung

Nasi kotak untuk keperluan perijinan ke Muntigunung

Snack kotak untuk keperluan perijinan di Muntigunung 20 20 Paket paket 30.000 10.000 600.000 200.000

Sub Total C

2.540.146 D. Pembuatan Laporan dan diseminasi

No Bahan Kegunaan Jumlah Vol Satuan

(Rp)

Subtotal (Rp) 1 Diseminasi

penelitian

Pendaftaran untuk memasukkan ke jurnal atau seminar

1 paket 1.000.000 1.000.000

2 Poster indoor untuk senastek

Poster indoor untuk kegiatan senastek

1 paket 107.000 107.000

3 Fotocopy laporan akhir

Print dan fotocopi laporan akhir

1 paket 268.100 268.100

4 Meterai Materai untuk

pembuatan kontrak penelitian

1 paket 68.000 68.000

Sub Total D 1.443.100

Grand Total (A+B+C+D)


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.2010.Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2010. Departemen Kesehatan RI

Dinas Kesehatan Provinsi Bali.2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali 2007

Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan.2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Departemen kesehatan RI

FAO. (2003) Key to Sustainability and Food Security. Food and Agriculture Organization of the United Nations 2003. Available from ftp://ftp.fao.org. Glanz, K., Rimer, B., Viswanath, K..(2008), Health behavior and health education

:theory,research and practice, Jossey bass, San Francisco.

Green, L.W., Kreuter, W. M., 2005, Health promotion planning : an educationaland environmental ecological approach, New York : McGraw-Hill, London. . Kusuma, A.R. 2011. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan

Status Gizi Anak Usia Sekolah Di Sd N Godog I Polokarto Sukoharjo. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/14703/ Kurniati, Y., Dwipayanti, U., Ekaputra, A. & Listyowati, R. (2012). Praktik

Perawatan Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas Pada Ibu-ibu di Kelompok Cangkeng, Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali, Denpasar

Muliawan, P., Sawitri, A.A.S., Astuti, A.S., & Septarini, W. (2010). Basic Health Survey For Health Care Development at Dusun Muntigunung, Tianyar Barat Village, Kubu Sub-distric, Karangasem, Bali, 2009. School of Public Health Udayana University and VZK: Bali

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: P.T. Rineka Cipta. Saifudin, Azwar. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Sulastri, D & Zulkarnain, Z. 2014. Faktor- Faktoir Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Baru MAsuk Sekolah Dasar Di Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. http://repository.unand.ac.id/4929/

Supariasa, I.D.N, Bakri, B dan Fajar, I. (2002). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


(38)

BIODATA KETUA PENELITI

Nama DESAK PUTU YULI KURNIATI

Jenis Kelamin wanita

Tempat/Tanggal Lahir Denpasar, 23 Juli 1983

Alamat Jl. Tukad Pakerisan Gang XXI/3, Panjer, Denpasar, Bali - Indonesia 80225

Hp : +6281290802144 Email: yuli_bill@yahoo.co.id

Pendidikan  Pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali, Indonesia (2001-2007)

 Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (2010 – 2012) – peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Pekerjaan Dosen – PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fak. Kedokteran, Universitas Udayana (2008-sekarang)

Mengajar dibidang : Strategi dan Metode Promosi kesehatan, Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Sosiologi Kesehatan, Pengembangan Media Komunikasi, Penelitian Kualitatif, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Penghargaan  Penerima Beasiswa Program Pasca Sarjana (BPPS) untuk periode 2010-2012 di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

 Lulusan dengan predikat Cum Laude pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Alamat Kantor PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fak. Kedokteran, Universitas Udayana

Jalan PB Sudirman, Denpasar, Bali, 80232, Indonesia Phone/Fax: +62 361 7448773

Short courses/Seminar/ Workshop/Trainings

Seminar

 20-25 july 2014 : Peserta "20th International AIDS Conference" di Melbourne, Australia

 7-8 November 2012, HPEA Conference: Borderless Public Health Education – Standardizing Public Health Competencies Across Nation, di GDLN Udayana

 8 November 2011, Non Communicable Disease: From Barker Hypothesis to Public Health Prevention, FKM UI, Depok  25 Juni 2011, International Seminar Evidence based

Programmes For Reproductive Health and HIV Interventions, PS IKM Udayana, Bali

 5 Mei 2010, Sentra hak Kekayaan Intelektual (HKI) Universitas Udayana, FK Udayana, Bali

 22 April 2010, Tapping The Research Potential, AUSAID & Australia Awards, Bali


(39)

 Augustus 2009: “ICAAP IX” di Nusa Dua, Bali

 2009: Seminar Nasional “Optimizing Primary Health Care to Achieve Millenium Development Goals at School of Public Health”, PS IKM, FK, Univ. Udayana, Denpasar, Bali

 24 Desember 2008: Diseminasi Hasil Penelitian “ HIV-positive among TB Patients in Bali” oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali & PS IKM, Univ. Udayana, disponsori Global Fund, di Sanur Paradise Hotel, Denpasar, Bali

 10 -12 Desember 2008: Diseminasi hasil penelitian “Improved Sexual, Reproductive, Maternal and Newborn Health by Promoting The Involvement of Men in Antenatal and Postnatal Visits” diselenggarakan oleh Burnet Institute, di Parijata Hotel, Sanur, Denpasar, Bali

 24 Maret 2008: Seminar Nasional “Health on Tourism for Increasing Tourism Quality for Visit Indonesia Year 2008” diselenggarakan oleh PS IKM, Univ. Udayana, di Bukit Jimbaran, Bali.

Workshop/Training

 November 2013: Kursus Determinant Sosial Kesehatan  Oktober 2013 : Peserta Workshop Penyususnan Panduan

Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dan Pengembangan Kemampuan Partisipasi Dosen Pembimbing Dalam Mengikuti PKM Dikti di FK Udayana

 September 2013 : Peserta Pelatihan Pembuatan Panduan Pembelajaran

15-16 Februari 2013 : “Pelatihan Statistik Dasar Dengan SPSS”, Denpasar, Bali

1 November 2012: “Pelatihan Pembuatan Skenario Blok”, FK Udayana, Bali

7 Oktober 2012: “Workshop Penyuluhan dan Outreach: Meningkatkan Wawasan Masyarakat untuk Mengkonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Demi Mencapai Derajat Kesehatan yang Lebih Baik”, PS IKM, Udayana, Denpasar 26 September 2012: “Pelatihan Peningkatan keterampilan

Dosen Pembimbing Akademik”, FK Udayana, Bali

11 Agustus 2012: “Pelatihan Analisis Multivariat Binary Outcome pada Penelitian Cross-Sectional”, PS IKM Udayana, Bali

19-22 Juli 2011: “Using Stata Effectively: Data Management, Analysis & Graphics Fundamentals”, PS IKM Udayana, Bali 10-11 Januari 2011 : “Pelatihan Assesmen Cepat Kebutuhan

Layanan Kesehatan Pasca Bencana Alam di Indonesia”, Health Research Center of Crisis and Disaster, FKM UI  22 April 2010: “Workshop ADS: Tapping The Research


(40)

Potential” Sanur, Bali

November 2009 – Februari 2010: “English for Academic Purpose (EAP) at BELT level”, Indonesia Australia Language Foundation (IALF) Bali.

Agustus 2009: “Training Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi‘ diselenggarana oleh Lembaga Penjamin Mutu Univ. Udayana, di Denpasar, Bali Juli 2009 : “Training Bimbingan dan Konseling” , Univ.

Udayana, Denpasar, Bali

April-Juni 2009 : “HIV and AIDS Prevention Education: Can We Be a Part of Its Solution?” A video-conference based – Learning Course, Kerjasama FKM UI dan Global Development Learning Network (GDLN), disponsori oleh UNESCO, Denpasar, Bali

2008: GDLN & IAS Global Initiative: “Regional HUBS on HIV/AIDS”, disponsori GDLN, at Denpasar, Bali

27 Oktober 2008: “Training Penulisan Artikel Ilmiah di Jurnal Terakreditasi”, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Denpasar

13 – 16 Mei 2008: “Training dan Perencanaan Penelitian Lapangan: Reproductive, Maternal and Newborn Health by Promoting The Involvement of Men in Antenatal and Postnatal Visits” , Burnet Institute at Puri Dalem Hotel, Sanur, Bali

28-29 April 2008: “Training Metodologi Penelitian” Univ. Udayana, di Bukit Jimbaran, Bali.

 2008: “Dinamika Kelompok” oleh PS IKM, Univ. Udayana , di Bukit Jimbaran, Bali

Keanggotaan dalam organisasi

 Anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia), cabang Bali (2008-sekarang)

 Anggota IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia), cabang Bali (2009-sekarang)

Penelitian  Mei – November 2014 : Menjadi ketua peneliti dalam Penelitian Dosen Muda tahun anggaran 2014 "Hubungan Kejadian Kecacingan Dengan Status Gizi Anak SD Serta Pengobatan Kecacingan Pada Anak SD di Desa Jagapati, Kotamadya Denpasar, Bali"

 Apirl – Oktober 2014 : Menjadi anggota peneliti dalam penelitian dosen PS IKM tahun anggaran 2014 "Studi Tentang Perilaku Berisiko Pelaku Pekerja Pariwisata Terhadap HIV/AIDS di Desa Sanur Provinsi Bali

 Mei – Oktober 2013. Menjadi Anggota Peneliti : Dosen Muda " Survei Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan HIV-AIDS pada Anggota Sekaa Teruna Teruni (STT) di Desa Tegallalang, Kecamatan


(41)

 Juni-Oktober 2013. Menjadi Ketua Penelitian Bagian Promosi Kesehatan "Pemetaan Lokasi Hot Spot Penyebaran HIV-AIDS dan IMS di Kota Denpasar"

 Mei-Oktober 2013. Menjadi Ketua Penelitian Dosen Muda "Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Masyarakat Tentang Kematian Bayi di Dusun Muntigunung, Karangasem"

 November-Desember 2012, “ Praktik Perawatan kehamilan, Melahirkan dan Masa Nifas Pada Ibu-Ibu di Kelompok Cangkeng, Muntigunung, Karangasem, Bali, 2012. Yuli Kurniati, Utami Dwipayanti, Artawan Eka Putra, Rina Listyowati

 Februari-Juni 2012, “Pemenuhan Hak Kesehatan Reproduksi Pada Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Sesetan, Denpasar”. Desak Putu Yuli Kurniati

 November-Desember 2011, “Perilaku Pencegahan Hipertensi pada Wanita di RW 08, Pancoran Mas, Depok, Tahun 2011”. Desak Putu Yuli Kurniati, Karina Samaria, Giri Inayah, Puji Astuti, Sarma Eko, dan Dewi Roro.

 Juni-Agustus 2011, “Survey Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Penggalian Kebutuhan Perempuan Pekerja Pasar Terhadap Layanan Kesehatan Reproduksi di Pasar Tradisional, Kota Denpasar. (Interviewer)

 April 2010 – 2011, “Perbedaan Pola Konsumsi dan Pola Asuh (Kesehatan, Nutrisi, Higiene Sanitasi) pada Anak Balita dengan Status Gizi Normal dan Pendek”. Kadek Tresna Adhi, S.KM, M.Kes; Putu Widarini, S.KM, MPH; dr. Desak Putu Yuli Kurniati. Didanai oleh Research Centre Udayana University.

 June - December 2008, “Survey HIV Positive among TB Patients in Bali (Survei HIV Positif Diantara Pasien TB di Bali)” Partha Muliawan; Made Sutarga; Sagung Sawitri; Desak Putu Yuli Kurniati; I Dewa Gede Alit Putra; Sang Gede Purnama. Didanai oleh Global Fund.

 2008, “Improved Sexual, Reproductive, Maternal and Newborn Health by Promoting The Involvement of Men in Antenatal and Postnatal Visits”, Field worker (interviewer). Funded by Burnet Institute.

 2008, “Less Calorie Intake Increasing Work Load and Subjective Complaints on Gamelan Craftsman in Tihingan Village, Klungkung (Kurangnya Asupan Kalori Meningkatkan Beban Kerja dan Keluhan Subjektif pada Pengerajin Gamelan di Desa Tihingan , Klungkung)”, I Dewa Gede Alit Putra; Desak Putu Yuli Kurniati.

 2008, “Mother Risks Factors Between Child Under Nutrition in Puskesmas Dawan I, Dawan, Klungkung, (Risiko Faktor


(42)

Ibu Terhadap Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Dawan I, Dawan, Klungkung)” Desak Putu Yuli Kurniati.

Publikasi dan presentasi ilmiah

 November 2013 : Pembicara dalam acara Workshop Penyuluhan dan Outreach Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FK Udayana

 29-30 Agustus 2013. Menjadi Poster Presenter dalam Seminar & Symposium "Social Determinant of Health - The MDGs and Beyond" dengan judul "Several Explanation Regarding The High IMR at Muntigunung" dan "The Fullfilment of Reproductive Right on PKK"

 “Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Masyarakat Tentang Upaya Pencegahan Flu Burung di Desa Taro Gianyar”. Suariyani, Subrata, Sutarga, Kurniati, Kardiwinata, Nopiyani. (Jurnal Udayana Mengabdi, Vol 11, No 2, Tahun 2012 -- ISSN 1412 0925

“Differences in Consumption and Parenting in Health Patterns Bettween Children with Normal and Stunted Nutritional Status”, Tresna Adhi, Widarini, Yuli Kurniati (Poster Publication on the 1st International Symposium on Health Research & Development and Teh 3rd Western Pacific Regional Conference on Public Health – 17-18 November 2011, Sanur Paradise, Palza Hotel, Bali)

“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) penduduk Migran di Kawasan Pemukiman Kumuh di Kota Denpasar”. Dinar Lubis, Yuli Kurniati, Lila Wulandari, Tangking Widarsa. (Prosiding Seminar Nasional Urbanisasi dan Kesehatan, Denpasar, 2 Oktober 2010, ISBN 9786028566957

“Sosialisasi Anemia dan Pemerikasaan Hemog;obin pada Warga panti Asuhan Tat Twam Asi, Denpasar” . Septarini, Kurniati, Widarini, Wulandari, Sutiari. (Jurnal Udayana Mengabdi, Vol.8, No.1, 2009) -- ISSN 1412 0925

 “TB-HIV management: training for health care services in Bali”. Yuli Kurniati, Partha Muliawan, Dewa Alit Putra & Sang Gede Purnama (Prosiding International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP), Bali 9-13 August 2009 Pg 89).

“Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Terhadap Rokok Pada Siswa SMU di Kelurahan Penatih” . Ekawati, Kurniati, Nopiyani, Purnama, Subrata, Dewa Alit (Jurnal Udayana Mengabdi, Vol. 8, No.2, 2009) – ISSN 1412 0925  “ Mother Risks Factors Between Child Under Nutrition in

Puskesmas Dawan I, Dawan, Klungkung, 2008”. Kurniati, Dewa Alit (Oral Presentation at Optimizing Primary Health Care to Achieve Millenium Development Goal, 2008)


(43)

Pengabdian  Mei-Oktober 2014 : Menjadi ketua pengabdian PS IKM " Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Melalui Edukasi Kesehatan Tentang HIV AIDS dan PMTCT Kepada Kader Kesehatan di Desa Sanur Kauh Kecamatan Denpasar Selatan, Bali

 Mei-September 2014 : Menjadi ketua pengabdian pada Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat " Sosialisasi Makanan Lokal Kaya Fe (Zat Besi) untuk Penanganan Anemia Defisiensi Besi pada ibu Hamil dan Balita di Dusun Muntigunung, Karangasem, Bali

 Anggota Team Pengabdian " Peningkatan Pengetahuan dan Kewaspadaan Terhadap Hepatitis A Pada SD 1 Blah Batuh, Kintamani, Bangli, 2013", Oktober 2013

 Angota Team Pengabdian " Pemberdayaan Bidan dan Kader Desa Dalam Upaya Penangglangan IMS dan HIV pada Ibu Hamil di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung", Agustus 2013

 Pembinaan Pedagang makanan Olahan di Lingkungan Sekolah untuk Meningkatkan Kualitas Makanan bagi Anak-anak, 7-10 Oktober 2009, SD No 17 Kesiman, Denpasar  Pembinaan Pedagang Makanan Kaki Lima untuk

Meningkatkan Higiene dan Sanitasi Pengolahan dan Penyediaan Makanan di Desa Penatih, Denpasar Timur, 25 September 2009, di Desa Penatih

 Pelatihan dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat tentang Upaya Pencegahan Rabies dengan Pendekatan Sosial Budaya, 17 September 2009, Desa Ungasan Kuta, Badung  Sosialisasi Anemia dan Pemeriksaan Hemoglobin pada

Warga Panti Asuhan, 10 September 2009, di Panti Asuhan Tat Twam Asi, Denpasar

 Pendidikan kesehatan Masyarakat tentang Upaya Pencegahan Flu Burung, 30 agustus 2009, di banjar kemulan, Desa Jagapati, Badung

 Pengetahuan, Sikap dan perilaku terhadap Rokok pada Siswa SMU Negeri 8 Denpasar, Kelurahan Penatih, 19 September 2008, di SMU Negeri 8 Denpasar

 Peningkatan Partisipasi Penggunaan APD Pada Petugas DKP Kota Denpasar 2008, 12 September 2008, di DKP Kodya Denpasar

Denpasar, November 2015 Dr. Desak Putu Yuli Kurniati, M.K.M


(44)

BIODATA ANGGOTA PENELITI

I. DATA PRIBADI

Nama NI WAYAN SEPTARINI

Alamat Rumah Kantor

Jalan Akasia VIII No. 17 Denpasar, Bali - 80235, Indonesia

Phone: 62-361-248160

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana

Jalan PB. Sudirman, Denpasar, Bali- Indonesia Phone: 62-361-701805

Fax: 62-361-701805

Telp +62 361 248160

Hp +62 8353342409

Email septa_rn@yahoo.com

Tanggal lahir 29September 1980

Jenis kelamin Perempuan

Status Menikah

Kebangsaan Indonesia

II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2010 – 2012

Master of Public Health (MPH)

School of Public Health , Faculty of Health Sciences Curtin University, Perth-Western Australia

Judul Thesis:

“Factors Contributing to the Prevalence of Malnutrition and Anaemia among Under Five Children in

Muntigunung Village, Bali-Indonesia” Supervisor: Dr. Kay Sauer, MPH

2003 – 2005

Dokter (dr)

Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Denpasar, Bali, Indonesia


(45)

1999 – 2003

Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Denpasar, Bali, Indonesia

Judul Thesis:

“The influence of daily meal frequencies and family background toward nutritional status of 5th and 6th grade elementary school at Kayangan Village,West Lombok Regency,West Nusa Tenggara”

Supervisor: dr. I Wayan Weta, MSc

1996 - 1999 SMUN 1 Denpasar, Denpasar, Bali - Indonesia. 1993 - 1996 SMPN 3 Denpasar, Denpasar, Bali - Indonesia. 1988 - 1993 SDN 7 Sumerta, Denpasar, Bali - Indonesia.

III. Penghargaan

2010-2012 Australian Award (ADS) Pendidikan Master (S2)

Gelar : Master of Public Health (MPH) with Distinction October 2012 Penyaji Poster terbaik

13th of International Union against Sexually Transmitted Infections (IUSTI) world congress

Melbourne-Australia

2008 Australian Leadership Awards – Fellowship Round 3 – 2008

Kursus singkat: Managing Community Based HIV Programs in Developing Countries ( 5 -25 July 2008)

2005 Mahasiswa terbaik (dokter) ,

Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana tahun 2005 IPK 3,57 (skala maksimum 4,00)

2003 Mahasiswa terbaik (Sarjana Kedokteran),

Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana tahun 2003 IPK 3,62 (skala maksimum 4,00)

2002 Peraih IPK tertinggi

Ulang tahun Fakultas Kedokteran , Universitas Udayana yang ke-40

IV.Pengalaman Karir

Agustus-Desember 2012 Staff Curtin University Australia

Tutor of Biostatistics Unit for penerima beasiswa ADS Pembuatan modul Biostatistik


(46)

Januari 2008 – sekarang Staff pengajar Epidemiologi dan Gizi, PS Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana

Maret 2007 – sekarang Fasilitator blok CBP , PS Kedokteran, FK, Udayana July 2009 – June 2010 Koordinator dan fasilitator pelatihan odha melalui

pelatihan pengobatan tahun 2009, Yayasn Kerti Praja, Bali-Indonesia

April 2007 – Maret 2008 Koordinator dan fasilitator pelatihan odha melalui pelatihan pengobatan tahun 2008, Yayasn Kerti Praja, Bali-Indonesia

Januari-Februari 2007 Dokter di Amertha Clinic untuk infeksi menular seksual dan HIV, Yayasan Kerti Praja, Denpasar, Bali-Indonesia

Juni 2006 – Oktober 2007 Dokter di Ambulance Dinas Kesehatan (Public Service Centre), Bali Province, Bali – Indonesia

V. Pengalaman organisasi

Sekarang Bendahara umum Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) cabang Denpasar

Januari 2009 – 2011 Kepala Pusat Kajian Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS, PS IKM, FK Udayana

2008 – sekarang Anggota Ikatan Dokter Peduli AIDS

2007- sekarang Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

2007 – sekarang Pembimbing Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS, FK Unud

2007- sekarang Anggota Peneliti di Yayasan Kerti Praja Denpasar 2005 – sekarang Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

VI. KURSUS/SEMINAR/WORKSHOP/KONFERENSI 15 – 19 Oktober 2012 Penyaji Poster dan Peserta the 13

th

International Union against Sexually Transmitted Infection (IUSTI) world congress dan peserta ASHM conference

Melbourne Australia

9-13 Agustus 2009 Penyaji Poster dan peserta 9 th

of International Conference on AIDS in Asia and The Pacific (ICAAP), Nusa Dua-Bali, Indonesia

5Agustus 2009 Fasilitator Stigma and Discrimination Topic on Short Course: “Effective Community based responses to HIV in Asia and the Pacific: an update on emerging trends, latest evidence and current challenges”, Sanur-Bali, Indonesia


(1)

13 – 22 of Juli 2009 Advancing Sexuality Studies: kursus singkat in sexuality theory and research methodology, Surabaya, Indonesia

4-8 Mei 2009 Persiapan workshop of Treatment Education Program for HIV+ individuals, Collaborative Fund, Bangkok, Thailand

10-12Maret 2009 Peserta Workshop: “Qualitative Method on HIV Research”

University of Illinois-Chicago affiliated with Atmajaya University Jakarta

3-4Maret 2009 Fasilitator of Basic HIV for Primary Health Care Doctors

Burnet Institute bekerja sama dengan Ikatan Dokter Peduli AIDS, Denpasar-Bali

2-6 Februari 2009 Peserta Training of Trainer (TOT) Ikatan Dokter Peduli AIDS

Burnet Indonesia, Denpasar-Bali

28 Desember 2008 Symposium: Focusing the development at the “poor area” in Bali, Udayana University, Denpasar-Bali 10 – 23 November 2008 Peserta “Prajabatan Golongan III Tahun 2008”,

Denpasar- Bali

28Oktober 2008 Workshop Biotechnology untuk Dosen Universitas Udayana, Denpasar - Bali

21 -22 Oktober 2008 Workshop Penulisan textbook untuk Dosen Universitas Udayana U, Denpasar- Bali

18 Oktober 2008 Pemakalah “Optimizing Primary Health Care to Achieve MDG’s” Seminar Nasional, PS IKM,Universitas Udayana, Denpasar-Bali

7 -9 Oktober 2008 Peserta International Distance Learning Workshop on HIV/AIDS, GDLN dan IAS Global Initiative

28 Juli 2008 Peserta workshopHealth Research Ethics, Atmajaya-Indonesian Catholic University -Jakarta

5 – 25 Juli 2008 Kursus : “ Managing Community Based HIV Programs in Developing Countries” di Burnet Institute (Monash University) Melbourne- Australia

17-21 Juni 2008 Workshop “Curriculum based on Competency”, Universitas Udayana, Denpasar-Bali April 2008 Workshop “Research Methodology”, Universitas


(2)

April 2008

Peserta Seminar Nasional “Health and Tourism for Visit Indonesia Year 2008”, PS IKM, Universitas Udayana, Denpasar-Bali

1-2Maret 2008 Workshop “Group dynamic”, PS IKM, Universitas Udayana

29 Desember 2007 Seminar ”Healthy Life with Probiotic”, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

18 -19 Desember 2007 Peserta workshop ”Research Proposal”, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

28 -29 September 2007 Biostatistics training, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

30Juli – 13Agustus 2007 IELTS Fast Course, IALF Bali Language Centre

11 -13Februari 2007 Advanced Trauma Life Support (ATLS) training, Denpasar

VII.Penelitian

2009 - Peneliti of Health Care Development at Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem

- Peneliti Perilaku berisiko HIV Risk Narapidana di Lapas Denpasar

- Asisten Peneliti of an Operation Study “Adherence to ARV among IDU in Jakarta and Bali”, Phase I

Peneliti utama: University of Illinois Chicago, USA

Juli 2008 – Desember 2008 Asisten Peneliti Operation Study “Adherence to ARV among IDU in Jakarta and Bali”, Phase I

Peneliti utama: University of Illinois Chicago, USA Agustus 2008 – November

2008

Asisten Peneliti “Benefit Monitoring Evaluation Decentralization Health System-1 in Bali” April 2008 – November

2008

Asisten Peneliti “Improved sexual, reproductive, maternal and newborn health by promoting the involvement of men in antenatal and postnatal visits Phase I”


(3)

PEMBIMBING

BIODATA

Nama : Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D.

Tempat/Tanggal lahir : Tabanan, 26-2-1966

NIP : 196612311993111002

Pangkat/Golongan : Penata/ Gol. IIIc

Tempat kerja : 1. PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Univ. Udayana

2. UPT. Lab. Terpadu Biosains dan Bioteknologi, Universitas Udayana

Alamat Kantor : JL PB Sudirman, Denpasar, BALI

Tel/Fax : 0361 744 8776

HP : 081338661516

E-mail : inengah.sujaya@yahoo.com

Riwayat Pendidikan:

 S1 Fak Pertanian, Universitas Udayana,Bali : Teknologi Hasil Pertanian pada tahun 1986-1991 dengan gelar Ir.

 S2 HokkaidoUniversity,Saporo, Japan : Mikrobiologi Terapan pada tahun 1997-1999 dengan gelar M.Agr.Sc.

 S3 HokkaidoUniversity, Sapporo, Jepang : Mikrobiologi Terapan pada tahun 1999-2002 dengan gelar Ph.D.

 Postdoctoral di Northern Advancement Center for Science and Technology, Japan: Food and Health:Probiotic and Prebiotics pada tahun 2002-2004 -

PUBLICATIONS

Original articles (selected)

1. P. Niamsup, I N. Sujaya, M. Tanaka, T. Sone, S. Hanada, Y. Kamagata, S. Lumyong, Assavanig, K. Asano, F. Tomita, and A. Yokota. Lactobacillus thermotolerans sp. Nov., a novel thermotolerant species isolated from chicken faeces. Int. J. Syst. Evol.39 Microbiol. 53, 263-268. 2003.

2. N.S. Antara, I.N. Sujaya, A. Yokota, K. Asano, W.R. Aryanta and F. Tomita. Identification and succession of lactic acid bacteria during

fermentation of “urutan”, a Balinese indigenous fermented sausage. W.

J.Microbiol. Biotechnol 18: 255-262. 2002.

3. I N. Sujaya, S. Amachi, A. Yokota, K. Asano, and F. Tomita. Identification and characterization of lactic acid bacteria in ragi tape. W. J. Microbiol. Biotechnol, 17: 349-357. 2001

4. I N. Sujaya, S. Amachi, K. Saito, A. Yokota, K. Asano and F. Tomita. Specific enumeration of lactic acid bacteria in ragi tape by colony hybridization with specific oligonucleotide probes. W. J. Microbiol. Biotechnol, 18:263-270. 2002

5. Sujaya, I N., Sone, T., Yokota, A., Asano, K., Tomita, F. The role of lactic acid bacteria in brem fermentation. Annual Reports of ICBiotech. 2001. 6. I N. Sujaya, K. Asano, and F. Tomita. Development of Pediococcus


(4)

enumeration of lactic acid bacteria in ragi tape. The 1st Hokkaido Indonesian Student Association Scientific meeting (HISAS I), Sapporo November 4, 2001. p: 79-81.

7. Akarat,S., Sujaya, I N., Saito, K., Yokota, A., Asano, K. Tomita, F. Studies on 16S rDNA probes for dot blot and colony hybridization for genus and species specific detection of intestinal microorganisms.Biotechnology for Sustainable Utilization of Biological Resources in the Tropics vol. 15, 2002. (in press)

8. Sujaya, I N., Ayanta, W.R., Yokota, A., Asano, K., Tomita, F. Biochemical and sensorial properties of brem bali. Annales Bogorienses, 7: 24 - 31. 2000. 9. I Nengah Sujaya, Yoshifumi Tamura, Takayuki Tanaka, Tasoza Yamaki,

Takayuki Ikeda, Nao Kikushima, Hiroshi Yata, Atsushi Yokota, Kozo Asano and Fusao Tomita. Development of Internal Transcribed Spacer Regions Amplification Restriction Fragment Length Polymorphisms Method and Its Application in Monitoring the Population of Zygosaccharomyces rouxii M2 in Miso Fermentation. J. Biosci. Bioeng. 96, 438-447.2003.

10.I N. Sujaya, N.S. Antara, T. Sone, Y. Tamura, W.R.Aryanta, A. Yokota, K. Asano, and F. Tomita. Identification and characterization of yests in brem, a traditional Balinese rice wine. W. J. Microbiol.Biotechnol. 20: 143-150. 2003.

11.Abe A, Sone T, Sujaya I N, Saito K, Oda Y, Asano K, Tomita F. rDNA ITS sequence of Rhizopus oryzae: its application to classification and identification of lactic acid producers. 2003. Biosci. Biotechno.l Biochem. 67(8): 1725-1731. 2003.

12.Kimiko Minamida, I Nengah Sujaya, Akiko Tamura, Norihiro Shigematsu, Teruo Sone, Atsushi Yokota,Kozo Asano, Yoshimi Benno and Fusao Tomita . The effects of Di-D-Fructofuranose-1,2:2,3-Dianhydride (DFAIII) administration on human intestinal microbiota. J. Biosci. Bioeng. 98: 244-250 (2004).

13.Nyoman Semadi Antara, I Nengah Sujaya, Atsushi Yokota, Kozo Asano and Fusao Tomita. Effects of indigenous starter cultures on microbial and physicochemical characteristics of urutan, a Balinese fermented sausage. J. Biosci. Bioeng. 98: 92 – 98 (2004).

14.A. Abe, I N. Sujaya, T. Sone, and Y. Oda. Microflora and selected metabolites of potato pulp fermented with an Indonesian starter ragi tape. Food Technol. Biotechnol., 43: 169 – 173 (2004).

15.Saito, K., A. Abe, I N. Sujaya, T. Sone, and Y. Oda. Comparison of Amylomyces rouxii and Rhizopus oryzae in lactic acid fermentation of potato pulp. Food Sci. Technol. Res. 10: 229-231. 2004

16.I N. Sujaya, W.R. Aryanta, K. Asano, F. Tomita. Microbial Ecology of Brem Fermentation: Isolation and Cahracterization of Amylolytic Microbes from Indonesai Ragi Tape. Annual Report of ICBiotech 2004.

17.Kimiko Minamida, Kazuki Shiga, I Nengah Sujaya, Teruo Sone, Atsushi Yokota, Hiroshi Hara, Kozo Asano and Fusao Tomita. Effects of difructose anhydride III (DFA III) administration on rat intestinal microbiota.J. Biosci. Bioeng. 99: 230-236 (2005).

18.Kimiko Minamida, Maki Kaneko, Midori Ohashi, I Nengah Sujaya, Teruo Sone, Masaru Wada, Atsushi Yokota, Hiroshi Hara, Kozo Asano and Fusao


(5)

Tomita Effects of difructose anhydride III (DFA III) administration on bile acids and growth of DFA III-assimilating bacterium Ruminococcus productus on rat intestine. J. Biosci. Bioeng.99: 548-554 (2005).

19.I N Sujaya, A. Abe, K. Minamida, W. R. Aryanta, K. Asano, F. Tomita. Microbial ecology of traditional Balinese rice wine fermentation. Int. J. Food Microbiol. (Submitted for publication).2006.

20.Saito, K., A. Abe, I N. Sujaya, T. Sone, and Y. Oda. Comparison of Amylomyces rouxii and Rhizopus oryzae in lactic acid fermentation of potato pulp. Food Sci. Technol. Res. 10: 229-231. 2004

21.I N Sujaya, N.M. Utami D., N.L.P. Suariani, N.P. Widarini, K.A. Nocianitri, N.W. Nursini. Potensi Lactobacillus spp isolat susu kuda sumbawa sebagai probiotik. J. Vet. 9:33-40 (2008)

22.I N Sujaya, Y. Ramona, N.M. Utami D., N.L.P. Suariani, N.P. Widarini, K.A. Nocianitri, N.W.Nursini. Isolasi dan karakterisasi bakteri asam laktat dari susu kuda sumbawa. J. Vet. 9:52-59 (2008)

23.H. Kita, A. Abe, I N Sujaya, Y. Oda, K. Asano, T. Sone. Molecular caharacterization of the relationships among Amylomyces rouxii, Rhizopus oryzae and Rhizopus delemar. Biosci. Biotechnol. Biochem., 73 (4): 861-864 (2009).

24.I N Sujaya, KA Nocianitri, K Asano. Diversity of bacterial flora of Indonesian ragi tape and their dynamicsduring the tape fermentation as determined by PCR-DGGE. International Food Research Journal 17: 239-245 (2010)

25.I-Nengah SUJAYA1, Dai MIKUMO2, Yoshitake ORIKASA2, Tadasu URASHIMA3 and Yuji ODA. Baking Properties of Saccharomyces cerevisiae Strains Derived from Brem, a Traditional Rice Wine in Bali. J food Sci. 2011 (in press).

Denpasar, Februari 2015


(6)