AIRCRAFT HYDRAULIC PNEUMATIC SYSTEM – SM. 3 31
1.2.12 Usaha Pompa Piston Hidraulik
Tekanan p yang bekerja pada cairan hidraulik tak termampatkan incompressible, akan melakukan kerja sebesar tekanan x Luas piston x stroke
piston = Kerja. Dalam diagram pada gambar 1-13 di bawah ini, gaya bekerja pada sisi kanan piston melakukan kerja dan menggerakkan cairan dari silinder kanan ke
silinder kiri. Gerakan cairan ke silinder kiri menghasilkan tekanan pada luas permukaan piston kiri. Yang pada gilirannya memberikan gaya yang menggerakkan
piston kiri ke atas.
Gambar 1.13 Diagram Gaya yang Bekerja pada Piston
Usaha atau Kerja yang dilakukan oleh mesin pompa piston hidraulik, adalah sama dengan Gaya yang bekerja dikalikan dengan Jarak perpindahan, atau
dinyatakan dengan rumus:
Keterangan : W = Usaha atau Kerja yang dilakukan oleh piston
F = Gaya yang bekerja pada piston. D = Jarak perpindahan piston kadang dinyatakan dengan S =
Stroke
AIRCRAFT HYDRAULIC PNEUMATIC SYSTEM – SM. 3 32
Catatan:
Dalam sistem satuan Metrik atau Sistem Internasional: W, dinyatakan dalam newton-meter disingkat Nm atau Joule.
F, dinyatakan dalam newton N D, dinyatakan dalam meter m
Dalam sistem British atau Imperial: W, dinyatakan pound-feet, disingkat lb-ft.
F, dinyatakan dalam pound, disingkat lb. D, dinyatakan dalam feet, disingkat ft.
Contoh:
Jika piston A
1
dengan beban gaya 1000 N, bergerak melalui jarak 0,6 m, sedangkan pada piston A
2
diberi beban gaya 2000N, dan usaha yang dilakukan oleh sistem harus konstan, anggap tidak ada kerugian gesek, maka untuk menghitung
jarak perpindahan yang dialami oleh piston A
2
dilakukan dengan cara berikut : Gaya x Jarak perpindahan piston A
1
= Gaya x Jarak perpindahan piston A
2
1000 N x 0,6 m = 2000 N x Jarak perpindahan piston A
2
Maka Jarak perpindahan piston A
2
= 1000 x 0,6 Nm : 2000 N = 0,3 m
Oleh karena itu, untuk tekanan fluida yang diberikan dapat dihasilkan berbagai gaya dengan menyesuaikan luas penampang piston, dan hasil gerakan lurus akan
bervariasi pada proporsi sebaliknya pada penampang piston.
Ini akan membentuk Sistem Hidraulik Pasif di mana sebuah gaya yang
diberikan pada piston piston A hanya ketika diinginkan untuk menggerakkan beban piston B, dengan demikian hanya menghasilkan tekanan ketika ini diperlukan
daripada menghasilkan dan mempertahankan tekanan sepanjang waktu dan hanya menggunakan ini ketika sesuatu memerlukan untuk digerakkan.
Contoh yang baik untuk ini ada pada sistem rem pesawat ringan, yang memiliki master silinder untuk menghasilkan tekanan ketika pedal rem diinjak atau ditekan,
dan suatu silinder rem yang melakukan kerja dengan menggerakkan dan menekan piston untuk melakukan pengereman. Lihat pada gambar 1.14 berikut ini.
AIRCRAFT HYDRAULIC PNEUMATIC SYSTEM – SM. 3 33
Gambar 1.14 Jenis Sistem Rem Pesawat Ringan hanya satu roda yang ditunjukkan
Pada gambar 1.15 berikut ini ditunjukkan penerapan sistem hidraulik yang diberikan pada rem tromol yang biasa digunakan pada rem motor atau mobil.
Gambar 1.15 Penerapan sistem hidraulik pada rem tromol mobil
AIRCRAFT HYDRAULIC PNEUMATIC SYSTEM – SM. 3 34
1.2.13. Menghitung Volume Silinder, Luas Penampang, dan Panjang Langkah Piston.