Ketidakadilan gender Landasan Teori

commit to user ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh diskriminasi struktural dan kelembagaan. Perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak dapat diganggu-gugat misalnya secara biologis wanita mengandung, perbedaan peran gender dapat diubah karena bertumpu pada faktor-faktor sosial dan sejarah.

a. Ketidakadilan gender

Riant Nugroho 2008:18-19 menjelaskan banyak sekali bentuk ketidakadilan gender yang dialami perempuan, antara lain: 1. Pemiskinan ekonomi Marginalisasi Timbulnya kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat dan Negara merupakan akibat dari proses marginalisasi yang menimpah kaum laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh berbagai kejadian., antara lain: penggusuran, bencana alam atau proses eksploitasi. Meskipun tidak setiap bentuk marginalisasi perempuan disebabkan oleh ketidakadilan gender, tetapi yang dipermasalahkan disini adalah bentuk marginalisasi yang disebabkan karena perbedaan gender. Bentuk marginalisasi terhadap kaum perempuan juga terjadi dalam rumah tangga, masyarakt atau kultur dan bahwa Negara, jadi tidak hanya terjadi ditempat pekerjaan. Di dalam rumah tangga marginalisasi terhadap perempuan sudah terjadi dalam bentuk diskriminasi atas anggota kelaurga yang laki-laki dan commit to user perempuan. Timbulnya proses marginalisasi juga diperkuat oleh taksir keagama muapun adat-istiadat Riant Nugroho, 2008: 11. 2. Beban kerja Beban kerja yang diakibatkan dari bias gender seringkali diperkuat dan disesabkan oleh adanya keyakinanpandangan di masyarakat bahwa pekerjaan yang dianggap masyarakat sebagai jenis pekerjaan perempuan. Seperti semua pekerjaan domestic, dianggap, dan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki sehingga tidak diperhitungkan dalam statistic ekonomi Negara. Uraian diatas memberikan gambaran bahwa manifestasi ketidakadilan gender yang telah mengakar dengan kuat tersebut, tersosialisasi kepada kaum laki-laki dan perempuan secara mantap, yang pada akhirnya lambat laun, baik laki-laki maupun perempuan menjadi terbiasa dan akhirnya meyakini bahwa peran gender seolah-olah adalah suatu kondrat. 7 Hakikat Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel a. Pengertian Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada commit to user objek yang dikenai nilai. Persahabatan sebagai nilai positif baik tidak akan berubah esensinya manakala ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung. Sastra dan tata nilai merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sastra sebagai produk kehidupan., mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan sebagainya baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang mempeunyai penyodoran konsep baru Suyitno, 1986: 3. Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupan personal, tetapi juga nilai-nilai kehidupan manusia dalam arti total. Soekanto 1983: 161 menyatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi daripada pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan sesamanya. Pada hakikatnya, nilai yang tertinggi selalu berujung pada nilai yang terdalam dan terabstrak bagi manusia, yaitu menyangkut tentang hal-hal yang bersifat hakiki. Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang bernilai, berharga, bermutu, akan menunjukkan suatu kualitas dan akan berguna bagi kehidupan manusia.

b. Pengertian Pendidikan