Nilai Pendidikan Moral Nilai-nilai pendidikan dalam novel

commit to user membaca isi novel secara kritis maka pembaca akan mendapati nilai-nilai pendidikan yang luhur yang diselipkan penulis lewat penggambaran tokoh, latar cerita dan tema serta keadaan lingkungan yang dideskripsikan dalam novel ini. Berikut ini peneliti akan menjabarkan hasil penelusuran nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Ga dis Kretek karya Ratih Kumala tersebut.

a. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima mengenai perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral dapat pula disebut dengan ahklak budi pekerti dan susila. Macam-macam nilai pendidikan moral. 1 Kepedulian dan Empati Kepedulian dan empati didasarkan pada pemahaman perasaan diri sendiri dan memahami orang lain. Kepedulian dan empati adalah cara kita menanggapi perasaan dan pengalaman orang lain. Kepedulian itu tergambar lewat tokoh Ibas dan Jeng Yah lewat kutipan berikut ini. masih mengenakan helm. Dibukanya helm itu, dan langsung mendekatiku. Tangannya mengacung menunjuk-nunjuk mukaku Cuma karena situ punya pabrek bisa seenaknya ngerebut -nuding aku dengan dialek Jawa yang kental.... Mira itu punya khu Maksdunya apa sampai bilang kalau utangnya banyak segala? commit to user .... Berapa utang Mira? Tiga juta setengah, katanya. jarku. Aku segera masuk ke dalam kantor. Kuambil cek yang ada di dalam laci meja direktur, siapa lagi kalau buka Mas Tegar. Mas Tegar yang sedang menenagkan diri heran melihatku. Ratih Kumala, 2012: 170 Tokoh Lebas pada awal cerita adalah tokoh yang cuek kepada keluarga. Namun dibalik kecuekannya itu ia memiliki rasa empati yang tinggi. Mira adalah pekerja di pabrik kretek keluarga Jagad di Kudus. Lebas pada awalnya hanya menebar senyum dan berbincang-bincang mengenai pabrik kepada Mira. Namun kekasih Mira menanggapi berbeda perbincangan mereka. Kekesalan kekasihnya itu dinyatakan lewat lemparan batu pada pabrik mereka. Konflik kecil pun tak terhindarkan, dan akhirnya mereka mengetahui bahwa Mira terpaksa mencintai kekasihnya itu karena terlilit hutang padanya. Moral adalah aturan yang bersumber dari hati nurani untuk membimbing perilaku dan cara berpikir. Meningkatkan kualitas moral dimulai dari kesadaran untuk menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri. Ketika dalam hati nurani terisi nilai-nilai negatif yang tidak mampu membedakan antara benar dan salah, maka diri akan menjadi pencipta bencana, yang setiap saat dapat memutarbalikkan benar menjadi salah atau salah menjadi benar. Nilai-nilai positif akan menciptakan keunggulan moral baik. Dan hasilnya, diri dengan moral baik akan menjalankan etika commit to user dan integritas pribadi dengan sepenuh hati. Moral yang baik ditunjukkan oleh tokoh Lebas dalam kutipan berikut: Diikutinya aku terus sampai keluar menemui renteinir tadi. Baru lima menit Mas Tegar berusaha tenag, sekarang dia harus ikutan tegang. Aku telah menandatangani cek itu. Kutulis Rp 3.500.000,- kataku. Ratih Kumala, 2012: 158 2 Nilai Pendidikan Religius Nilai religius merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian yang bersifat adikodrati Damono, 1984:93. Nilai pendidikan religius dalam novel ini adalah ketika Idroes Moeria bingung untuk membuat kretek baru yang ditawarkan pemilik modal. Walaupun dengan cara yang masih dipertentangkan syirik atau tidaknya, namun ia telah memiliki keyakinan dengan berdoa terlebih dahulu, meskipun berdoanya dilakukan di gunung Kawi, agar dapat petunjuk. .... Awalnya, Idroes Moeria agak enggan harus ikut-ikutan ritual Gunung Kawi segala. Tapi kemudian ia berpikir, demi menunjukkan keseriusannya pada pemodal, sekaligus menghormati kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, Idroes Moeria memutuskan pergi ke gunung Kawi. Sebuah commit to user bis membawanya keluar dari kota M menuju Yogyakarta. Lalu di situ lebih mudah mencari bis ke Malang. Ratih Kumala, 2012: 145 3 Nilai Pendidikan Budaya Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan budaya lain. Budaya yang dituangkan pengarang dalam novel ini adalah budaya Jawa yang sarat akan nilai dan makna. Hanya saja menurut hemat peneliti, nilai pendidikan yang membudayakan merokok dalam novel ini perlu mendapat perhatian. Guru harus meampu memberikan arahan maksud novel ini. Budaya merokok dalam novel ini sangat kental. Bahkan perempuan dengan mudahnya diperbolehkan merokok tanpa ada larangan dari orang tua. Soeraja menemui kekasihnya di gudang, tempat tembakau yang baru dibeli disimpan masih berbentuk gelondongan. Perempuan itu bersembunyi sambil merokok. Gudang yang beratap tinggi seolah menjadi tempat yang bebas bagi aroma tembakau untuk menguar di udara, merayap atap-atap. Soeraja selalu tahu, kecintaan Jeng Yah pada kretek. Entah mengapa begitu saja dia tahu kalau Jeng Yah pasti bersembunyi di situ. Ratih Kumala, 2012: 217 commit to user

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan dibahas satu persatu dari temuan penelitian yang telah disebutkan di atas. Temuan penelitian yang akan dibahas tersebut adalah: 1 Profil tokoh wanita dalam novel Ga dis Kretek karya Ratih Kumala, 2 Perjuangan kesetaraan gender tokoh wanita dalam novel, 3 Keadaan sosial masyarakat dalam novel, dan 4 Nilai- nilai pendidikan yang ada dalam novel Ga dis Kretek karya Ratih Kumala tersebut.

1. Profil Tokoh Wanita dalam Novel

Gadis Kretek karya Ratih Kumala Dari hasil penelitian tentang profil tokoh wanita dalam novel Ga dis Kretek karya Ratih Kumala ditemukan bahwa gambaran ketiga tokoh sentral perempuan sangat berani dan mempunyai rasa tanggung jawab diri, tanggung jawab terhadap keluarga dan tenggung jawab dalam masyarakat. Rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri pada akhirnya berkembang menjadi rasa tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat dan kelompok. Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.