7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja akan
melakukan peran baru menjadi sosok orang dewasa dalam berperilaku serta bersikap dan bertindak, kondisi ini yang akan mengakibatkan remaja
membentuk citra agar mereka terlihat seperti orang dewasa. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana mereka berpakaian, bagaimana mereka
berbicara selayaknya orang dewasa. Tidak jarang remaja juga berpikir bahwa merokok, menggunakan obat-obatan terlarang merupakan indikasi
citra seorang sebagai orang dewasa.
D. PENDIDIKAN AKSELERASI
1. Definisi Akselerasi
Istilah Akselerasi memiliki arti pemberian perlakuan apapun yang memungkinkan remaja yang cerdas dan berbakat untuk menyelesaikan sekolahnya
secara cepat sesuai dengan tingkat kemampuan dan kematangannya, sehingga mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya dalam waktu yang lebih
singkat atau pada usia yang lebih muda Alsa,2007. Akselerasi diberikan untuk memelihara minat remaja terhadap sekolah, mendorong remaja agar mencapai
prestasi akademik yang baik, dan untuk menyelesaikan pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya maupun masyarakat Felhusen,
Proctor, dan Black, 1986, dalam Hawadi, 1999
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Akselerasi adalah suatu program pendidikan percepatan yang disesuaikan dengan keterbakatan anak yang
memiliki potensi melebihi anak-anak pada umumnya.
2. Karakteristik Anak Berbakat
Pendidikan Akselerasi secara umum diberikan kepada anak-anak berbakat, berikut adalah karakteristik anak-anak berbakat menurut JosephRenzulli 1978,
dalamAkbar Hawadi 2002 berdasarkan teorinya yang disebut Three-Ring Conception:
1.
Above Average Ability Kemampuan di atas rata-rata
Kemampuan di atas rata-rata menggambarkan mencakup dua hal yakni kemampuan secara umum dan kemampuan secara spesifik.
a. Kemampuan umum terdiri dari kapasitas untuk memproses informasi,
untuk mengintegrasikan pengalaman, dan hal ini terlihat dalam respons yang cocok dan adaptif dalam situasi baru, serta kemampuan dalam
berpikir abstrak. Contohnya: Kemampuan verbal dan logika hitungan
Hitungan spasial Daya ingat
Kelancaran kata
Beberapa kemampuan umum tersebut dapat diukur melalui Tes Inteligensi.
b. Kemampuan secara spesifik terdiri dari kemampuan dalam menampilkan
satu atau lebih aktivitas yang khusus dan bersifat terbatas. Hal ini terlihat pada kemampuan dalam mengekspresikannya pada situasi kehidupan
sehari-hari seperti kemampuan dalam bidang kimia, matematika, balet, komposisi musik, patung dan fotografi. Setiap kemampuan spesifik dapat
lagi dipecah ke dalam daerah yang khusus, seperti portrait photography, astrophotography, photojournalism, dan sebagainya. Pengukuran dapat
juga dilakukan dengan tes prestasi atau tes khusus dalam bidang tersebut.
2. Task Commitment komitmen terhadap tugas
Komitmen terhadap tugas menunjukkan adanya energi yang dibawa ke dalam beberapa tugas atau permasalahan khusus atau area-area spesifik dan diikuti
dengan satu atau lebih hal-hal berikut ini: 1.
Kapasitas terhadap level ketertarikan yang tinggi, antusias, daya tarik yang kuat, keterlibatan yang tinggi pada beberapa masalah khusus, area belajar,
atau bentuk dari ekspresi individu 2.
Kapasitas pada ketekunan, daya tahan, penentuan, kerja keras, berdedikasi praktis, self-confidence, ego dan belief yang kuat dalam kemampuan
individu untuk menyelesaikan pekerjaan yang utama, bebas dari perasaan inferior, atau memiliki pergerakan untuk berprestasi
3. Kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang signifikan di
dalam area khusus dan mampu masuk ke dalam saluran utama komunikasi
dan menunjukkan perkembangan yang baru pada beberapa area yang diberikan
4. Membuat standar yang tinggi terhadap pekerjaan, terbuka terhadap
kritikan baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan eksternal, dan mengembangkan sense of quality rasa akan kualitas dan rasa akan
kesempurnaan atas pekerjaan yang dimiliki individu dan pekerjaan dari orang lain
Ciri-ciri pada cluster ini adalah ciri yang tidak mudah dan objektif, namun komponen tersebut merupakan komponen utama dari keterbakatan. Renzulli
dalam Sternberg Davidson, 1986 3.
Creativity Kreatifitas Kreatifitas dapat diikuti oleh satu atau lebih dari beberapa hal berikut ini:
individu fasih, secara fleksibel, original, dan mampu untuk mengembangkan pemikiran, termasuk juga menjadi:
1. Terbuka terhadap pengalaman dan menerima pengalamaan yang baru dan
berbeda meskipun tidak irasional yang terdapat dalam pemikiran, tindakan atau merupakan hasil dari individu dan orang lain
2. Memiliki rasa ingin tahu Curious, petualang, dan “mentally playful” dan
memiliki keinginan untuk mengambil resiko dalam pemikiran dan tindakan, bahkan menjadi individu dengan tujuan yang tidak dapat
dihalangi
3. Sensitif terhadap karakteristik yang detail dan eksetika dari ide-ide dan
memiliki keinginan untuk bertindak dan bereaksi terhadap stimulus eksternal dan terhadap ide-ide dirinya maupun perasaannya
Menurut Renzulli keterbakatan merupakan interaksi antara ketiga cluster di atas, dengan kata lain anak berbakat adalah mereka yang memiliki semua ciri-ciri
pada cluster tersebut dan menampilkannya sebagai potensi yang dimiliki ke segala bidang.
3 . Persyaratan Remaja Kelas Akselerasi di Indonesia
Peserta Kelas Akselerasi di Indonesia memiliki beberapa persyaratan menurut
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah 2003, yakni:
1. Informasi data objektif, yang diperoleh dari pihak sekolah berupa skor
akademis dan pihak psikolog berupa skor hasil pemeriksaan psikologis. Skor akademis diperoleh dari:
a. Nilai ujian nasional dari sekolah sebelumnya, dengan rata-rata 8,0
ke atas baik untuk SMP maupun SMA, sedangkan untuk SD tidak dipersyaratkan;
b. Tes kemampuan akademis, dengan nilai sekurang-kurangnya 8,0;
c. Rapor, nilai rata-rata seluruh mata pelajaran tidak kurang dari 8,0.
Skor psikologis diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis yang meliputi tes inteligensi umum, tes kreativitas, dan inventori
keterikatan pada tugas. Peserta yang lulus tes psikologi adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan
kategori jenius IQ ≥ 140 atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori cerdas IQ ≥ 125 yang
ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata.
2. Informasi data subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri,
teman sebaya, orangtua, dan guru sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan.
3. Kesehatan fisik, ditunjukan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
4. Kesediaan calon remaja percepatan dan persetujuan orangtua, yaitu
pernyataan tertulis dari pihak penyelenggara program percepatan belajar untuk remaja dan orangtuanya tentang hak dan kewajiban serta hal-hal
yang dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi peserta program percepatan belajar
4. Kelebihan dan Kekurangan Penyelenggaraan Kelas Akselerasi di