23
mL  0,1  M  buffer  fosfat  pH    7,0;  8,0;  dan  9,0  dengan  cara  dipanaskan  ±  20 menit  sambil  diaduk  perlahan.  Untuk  menjaga  agar  konsentrasi  tetap
ditambahkan 10 mL akuades sebagai pengganti air yang menguap. h.
ZnSO
4
variasi  konsentrasi:  0,0010  M;  0,0015  M;  0,0020  M;  0,0025  M;  dan 0,0030 M yang dibuat dari larutan induk  0,01 M
Larutan  induk  ZnSO
4
0,01  M  dibuat  dengan  melarutkan  0,163  gram  ZnSO
4
dalam 100 mL akuades. i.
Akuades
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Lowry untuk menentukan konsentrasi protein  dan  penentuan  aktivitas  enzim  tripsin  dengan  metode  Anson.  Prosedur
kerja dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Penentuan Kadar Protein Baku Kasein dengan Metode Lowry
Kadar protein baku kasein diukur dengan metode Lowry  Lowry, O. H., et al., 1951. Prosedur pengukuran kadar protein sebagai berikut:
Gambar 11. Bagan Prosedur Penentuan Kadar Protein
0,2 mL Larutan sampel
protein 5-100 µg
Ditambah 1  mL
Reagen C Dikocok
Diamkan 10 menit pada
suhu kamar
Ditambah 0,1 mL
Reagen E Dikocok
Diamkan 30 menit pada
suhu kamar Ukur
absorbansi pada  panjang
gelombang tertentu
24
a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Pengukuran panjang gelombang maksimum menggunakan larutan kasein 1 mgmL  yang  dilarutkan  dalam  buffer  fosfat  pH  8.  Pengamatan  panjang  gelom-
bang  maksimum  dilakukan  dengan  pengukuran  absorbansi  pada λ  650-750  nm.
Penelitian  dilakukan  dengan  mengacu  pada  prosedur  Lowry  dengan  sedikit perubahan.  Pada  penelitian  digunakan  1  mL  larutan  sampel  kasein  1  mgmL,  5
mL reagen C, dan 0,5 mL reagen E. Bagan cara kerja dapat dilihat dalam bentuk bagan pada Lampiran 1.
b. Penentuan Kurva Standar Protein Kasein
Penentuan  kurva  standar  protein  kasein  dilakukan  dengan  prosedur  yang sama  seperti  lampiran  1.  Hasil  panjang  gelombang  maksimum  digunakan  untuk
mengukur absorbansi dari variasi konsentrasi sampel, yaitu kasein:  0,1; 0,2; 0,3; 0,4;  0,5;  0,6;  0,7;  0,8;  0,9;  dan  1  mgmL.  Prosedur  ini  dilakukan  sebanyak  tiga
kali triplo. Bagan cara kerja dapat dilihat dalam bentuk bagan  pada Lampiran 2.
2. Penentuan Kadar Protein Tripsin
Tripsin  sebanyak  8  mg  dilarutkan  ke  dalam  20  mL  larutan  buffer  fosfat pH = 8 untuk menentukan kadar protein perlakuannya sama seperti Lampiran 1,
tetapi  larutan  kasein  diganti  dengan  larutan  tripsin  sebanyak  1  mL.  Prosedur  ini dilakukan sebanyak tiga kali triplo. Bagan cara kerja dapat dilihat dalam bentuk
bagan  pada Lampiran 3.
25
5 mL substrat Ditambah 1 mL
enzim Diaduk
Setelah 10 menit, ditambah 10 mL 0,3 N
TCA Dikocok
Suspensi disaring Setelah 30 menit
5 mL Filtrat TCA Ditambah
10 mL 0,5 N NaOH Ditambah
3 mL reagen fenol Baca serapan
Setelah 2 - 10 menit
3. Penentuan Aktivitas Enzim Tripsin dengan Metode Anson
Penentuan  aktivitas  enzim  tripsin  dilakukan  dengan  metode  Anson. Menurut  M.  L.  Anson  1938,  prosedur  penentuan  aktivitas  enzim  tripsin  dari
metode Anson sebagai berikut: Standar
Sampel Blanko
Gambar  12.  Bagan  Prosedur  Penentuan  Aktivitas  Enzim  Tripsin  dengan  Metode Anson
1 mL enzim Ditambah
10 mL 0,3N TCA Diaduk
Ditambah 5 mL substrat, 1 mL air, 1
mL tirosin Dikocok
Suspensi disaring Setelah 30 menit
5 mL Filtrat TCA Ditambah
10 mL 0,5 N NaOH Ditambah
3 mL reagen fenol Baca serapan
Setelah 5 menit 5 mL  tirosin
Ditambah 10 mL 0,5 N NaOH
Ditambah 3 mL reagen fenol
Baca serapan Setelah 5 menit
26
Prosedur tersebut dilakukan untuk menghitung unit aktivitas enzim tripsin dari nilai warna filtrat pencernaan pada miliekivalen tirosin. Substrat yang diguna-
kan adalah campuran hemoglobin dan buffer fosfat pH 7,5 serta reagen yang lain. Pada standar dan blanko menggunakan 0,0008 miliekuivalen tirosin dalam 5 mL
0,2 N asam klorida dan 0,5 formaldehid sebagai pengawet. Pada  penelitian  ini  prosedur  metode  Anson  tersebut  digunakan  untuk
menentukan  aktivitas  dari  enzim  tripsin  dengan  melakukan  beberapa  modifikasi. Prosedur  metode  Anson  termodifikasi  yang  digunakan  mengacu  pada  prosedur
modifikasi  dari  Togu  Gultom  dan  Eddy  Sulistyowati  2012:  42  -  43  dengan digunakan TCA 10  yang dapat dilihat pada bagan di Lampiran 4.
a. Penentuan pH Optimum
Menyiapkan  beberapa  tabung  reaksi  masing – masing untuk tabung sam-
pel, kontrol, dan blanko. Pada penentuan pH optimum digunakan buffer fosfat 0,1 M dengan variasi pH 7; 8; dan 9. Prosedur kerja dilakukan sama seperti Lampiran
4,  tetapi  pada  tabung  sampel  dan  tabung  kontrol  digunakan  substrat  kasein  1 dengan variasi pH 7; 8; dan 9.
b. Penentuan Suhu Optimum
Menyiapkan  beberapa  tabung  reaksi  masing –  masing  untuk  tabung
sampel,  kontrol  dan  blanko.  Prosedur  kerja  dilakukan  sama  seperti  Lampiran  4. Penentuan  suhu  optimum  dilakukan  pada  berbagai  suhu  inkubasi,  yaitu  31°C;
33°C;  35°C;  37°C;  dan  39°C.  Waktu  inkubasi  yang  digunakan  selama  20  menit dan pH optimum yang diperoleh dari prosedur sebelumnya.
27
c. Penentuan Waktu Inkubasi Optimum
Menentukan  waktu  inkubasi  optimum  dilakukan  dengan  menentukan aktivitas enzim pada berbagai waktu inkubasi, yaitu 10 menit; 15 menit; 20 menit;
25 menit; dan 30 menit. Penentuan ini dilakukan pada pH dan suhu optimum dari prosedur  sebelumnya.  Prosedur  yang  dilakukan  sama  seperti  Lampiran  4  dengan
menggunakan variasi waktu inkubasi.
d. Penentuan Konsentrasi Substrat Maksimum
Menentukan  konsentrasi  substrat  yang  sesuai  dengan  enzim  tripsin dilakukan  dengan  variasi  konsentrasi  2  mgmL;  4  mgmL;  6  mgmL;  8  mgmL
dan  10  mgmL.  Penentuan  ini  dilakukan  pada  pH,  suhu,  dan  waktu  inkubasi optimum. Prosedur yang dilakukan sama seperti lampiran 4 dengan menggunakan
variasi konsentrasi substrat.
e. Penentuan Aktivitas Enzim Tripsin Pada Kondisi Optimum
Prosedur  yang  dilakukan  dalam  menentukan  aktivitas  enzim  tripsin  pada kondisi  optimum  yaitu  sama  dengan  Lampiran  4.  Penentuan  ini  dilakukan  pada
pH,  suhu,  dan  waktu  inkubasi  optimum  yang  telah  diketahui  pada  prosedur sebelumnya.
f. Penentuan Aktivitas Enzim Tripsin terhadap Penambahan ZnSO
4
dengan Metode Anson Termodifikasi
1 Tabung Ts sampel
Memasukkan 5 mL larutan kasein 1 ke dalam 5 tabung reaksi yang berbeda kemudian melakukan prainkubasi selama 5 menit pada suhu 37
o
C. Kemudian  menambahkan  secara  bervariasi  konsentrasi  ZnSO
4
0,0010  M;
28
0,0015 M; 0,0020 M; 0,0025 M; dan 0,0030 M pada masing-masing tabung sebanyak  1  mL  dan  1  mL  larutan  tripsin  serta  diaduk  hingga  homogen.
Setelah itu,  melakukan inkubasi selama waktu inkubasi optimum dan pada suhu  optimum  yang  telah  diperoleh  pada  prosedur  sebelumnya.  Setelah
diinkubasi  tambahkan  3  mL  larutan  TCA  10  dan  mengaduknya  dengan kuat untuk menghentikan reaksi. Mendiamkan 20 menit dalam air es. Semua
tabung  disentrifugasi  klinis  selama  15  menit  dengan  kecepatan  3500  rpm. Mengambil 2 mL filtrat yang telah disentrifugasi.
2 Tabung B Blangko
Memasukkan 2 mL buffer fosfat 0,1 M ke dalam tabung reaksi. 3
Tabung T
o
Kontrol Memasukkan 1 mL larutan tripsin kedalam 5 tabung reaksi berbeda.
Kemudian  memasukan  3,0  mL  TCA  10  dan  diaduk  sampai  homogen. Selanjutnya,  menambahkan  secara  bervariasi  ZnSO
4
pada  masing-masing tabung sebanyak 1 mL dan memasukkan 5 mL larutan kasein 1 yang telah
dilakukan  prainkubasi  selama  5  menit  pada  suhu  37
o
C  ke  dalam  5  tabung reaksi  yang  berbeda  serta  mengaduknya  dengan  kuat.  Selanjutnya,  didiam-
kan  20  menit  dalam  air  es.  Semua  tabung  disentrifugasi  klinis  selama  15 menit  dengan  kecepatan  3500  rpm.  Kemudian,  diambil  2  mL  filtrat  yang
telah disentrifugasi. Filtrat  diuji  dengan  metoda  Anson  yaitu  dengan  mencampurkan  2  mL
TCA-filtrat  dengan  4  mL  0,5  M    NaOH.  Lalu,  ditambahkan  1  mL  reagen  Folin- Ciocalteau dan mendiamkan selama 10 menit kemudian mengukur absorbansinya
pada panjang gelombang 650 nm. Untuk blanko langsung dilakukan penambahan
29
4  mL  0,5  M    NaOH  dan  1  mL  reagen  Folin-Ciocalteau.  Ringkasan  cara  kerja dapat dilihat dalam bentuk bagan  pada Lampiran 5.
E. Teknik Analisa Data