Pengukuran Aktivitas Enzim dengan Metode Anson Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

11 biru. Hasil reduksi ini dapat dianalisa lebih lanjut dengan melihat puncak absorpsi yang lebar pada daerah panjang gelombang sinar tampak 600 - 800 nm. Gambar 5. Reaksi Oksidasi Tirosin Gambar 6. Reaksi Reduksi Fosfotungstat dan Fosfomolibdat Kadar protein dapat ditentukan dengan membaca kurva standar, dibuat dengan larutan protein murni yang telah diketahui kadar proteinnya misalnya BSA Bouvine Serum Albumin yang memiliki rentang konsentrasi tertentu dimana konsentrasi sampel protein berada di dalam rentang tersebut dengan konsentrasi yang semakin naik. Penentuan kadar protein menggunakan panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorban maksimum Atun, S., 2016: 14.

F. Pengukuran Aktivitas Enzim dengan Metode Anson

Pada penentuan kadar dalam pengukuran secara kuantitatif aktivitas enzim, jumlah yang sangat kecil menimbulkan masalah. Oleh karena itu, untuk enzim yang ditentukan bukan kadarnya tetapi aktivitas katalitiknya yang sensitif dan spesifik. Berdasarkan “The Commission on Enzymes of the International Union of 12 Biochemistry” satu satuan enzim adalah jumlah enzim yang dapat mengatalisis perubahan satu gL substrat per menit pada keadaan tertentu. Aktivitas spesifik didefinisikan sebagai jumlah  mol substrat yang diubah per menit per mg protein enzim. Untuk aktivitas total adalah jumlah mol substrat yang diubah oleh enzim tersebut per menit per gram atau jumlah berat tertentu bahan yang digunakan untuk enzim sampel enzim Martoharsono, S. dan Kuswanto, K. R., 1976. Metode pengujian aktivitas enzim tripsin menggunakan kasein sebagai substrat disebut metode kaseinolitik. Sampel enzim direaksikan dengan substrat kasein pada suhu, pH, dan lama waktu tertentu. Reaksi enzim dihentikan dengan menambahkan larutan TCA trikloroasetat sehingga enzim dan sisa substrat terdenaturasi, kecuali produk-produk peptida. Produk-produk peptida yang larut dalam campuran reaksi tadi dipisahkan dengan cara disentrifugasi menggunakan alat sentrifuge klinis dan ditentukan serapannya dengan menggunakan metode - metode pengukuran serapan protein. Salah satu metode pengukuran serapan protein, yaitu metode Anson dimana digunakan reagen Folin-Ciocalteau sebagai reagen warna.

G. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Menurut Situmorang 2014, aktivitas enzim dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengaruh aktivator, inhibitor, dan kofaktor dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. 13 1. Efek suhu terhadap aktivitas enzim Aktivitas enzim akan bertambah dengan naiknya suhu sampai tercapainya aktivitas optimum. Kenaikan suhu lebih lanjut akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim dan pada akhirnya merusak enzim. Gambar 7. Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim Poedjiadi, A., 2009 2. Efek pH terhadap aktivitas enzim Perubahan pH akan mempengaruhi kecepatan reaksi enzim, karena berubahnya derajat ionisasi gugus asam dan basa dari enzim. Sebagian besar enzim, mempunyai rentang pH optimum aktivitas enzim dan mempunyai tingkat stabilitas yang tinggi. Sebagian besar enzim mempunyai pH optimum yang mendekati netral, sebagian kecil lainnya mempunyai pH optimum yang sangat rendah sekitar 2,0 atau sangat tinggi sekitar 9,0. 14 Gambar 8. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim Poedjiadi, A., 2009 3. Efek konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim Pada enzim-enzim dengan derajat kemurniannya tinggi, terdapat suatu hubungan linear antara jumlah enzim dan taraf aktivitas pada batas-batas tertentu. Konsentrasi enzim pada umumnya sangat kecil, bila dibandingkan dengan konsentrasi substrat. Saat konsentrasi enzim meningkat, maka aktivitas enzim juga bertambah. Gambar 9. Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Aktivitas Enzim Indah, M., 2004 15 4. Efek konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat yang sangat rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah. Sebaliknya, kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat sampai tercapai titik tertentu, yaitu titik batas kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas, enzim menjadi jenuh oleh substratnya, sehingga tidak dapat berfungsi lebih cepat. Pembatas kecepatan enzimatis ini adalah kecepatan penguraian kompleks enzim- substrat menjadi produk dan enzim bebas. Gambar 10. Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim Indah, M., 2004 5. Efek aktivator dan inhibitor serta kofaktor terhadap aktivitas enzim Aktifitas katalitik enzim dapat dipengaruhi oleh aktivator bahan-bahan yang meningkatkan aktivitas enzim dan inhibitor bahan-bahan yang menurunkan aktivitas enzim. Baik inhibitor maupun aktivator, keduanya biasa disebut dengan efektor. Beberapa enzim mempunyai “allosterik” atau sisi spesifik lain di samping sisi aktif. Pengikatan efektor alosterik dapat merubah bentuk enzim. Perubahan konformasi diterjemahkan ke dalam sisi aktif, yang akan mempengaruhi laju 16 reaksi enzimatik. Efektor dapat meningkatkan aktivitas katalitik enzim efektor positif dan menurunkan atau menghambat aktivitas katalitik enzim efektor negatif. Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh kofaktor, yaitu komponen lain yang berfungsi sebagai katalis. Kofaktor ini dapat berupa senyawa organik yang disebut koenzim atau senyawa non organik aktivator seperti ion logam Fe 2+ , Mn 2+ , Zn 2+ , dan Ca 2+ . Ion logam berperan dalam proses katalitik dengan berfungsi sebagai elektrofil. Kemampuan logam tertentu untuk berikatan dengan banyak ligan dalam bidang koordinasi logam menyebabkan logam dapat ikut serta dalam pengikatan substrat atau koenzim ke enzim dan menimbulkan polarisasi gugus reaktif pada sisi aktif. Inhibitor adalah senyawa yang menurunkan kecepatan reaksi enzimatik. Berdasarkan sifat kinetiknya inhibitor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu inhibitor kompetitif, non-kompetitif reversible, dan non-kompetitif irreversible. Inhibitor kompetitif terikat secara reversible, biasanya senyawanya menyerupai substrat dan berkompetisi untuk terikat pada sisi aktif enzim. Inhibitor non- kompetitif reversible mempunyai sifat dapat berikatan dengan enzim bebas ataupun kompleks enzim, bisa menurunkan kadar enzim aktif, terikat pada tempat yang berbeda dari pengikat substrat. Contohnya ialah Ag + dan Pb 2+ . Sedangkan inhibitor non-kompetitif irreversible membuat enzim menjadi inaktif dengan cara mengubah konformasi sisi aktif enzim contohnya Hg 2+ , Ag + , dan Ba 2+ . 17

H. Senyawa ZnSO