72
Gambar 4.4. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Loyalitas Konsumen
Sumber: Data penelitian yang diolah, 2010
Hasil penelitian deskripsi persentase untuk variabel loyalitas konsumen diperoleh persentase sebesar 76,90
lampiran 2 yang terletak pada interval kedua yang masuk dalam variabel tinggi. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan ke dalam rata-rata loyalitas konsumen tiap-tiap indikator : Tabel 4.10 Rata-Rata Persentase Loyalitas Konsumen
No. Loyalitas Konsumen
Skor Kriteria 1
Tidak Beralih ke Tempat Lain 77,2
Tinggi 2
Pembelian Yang Konsisten 76,6
Tinggi Sumber : Data penelitian yang diolah, 2010
4.3 Analisis Data Penelitian
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
4.3.1.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas independen. Apabila terjadi korelasi
3
73
antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas pada model regresi tersebut. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflation Facto VIF. Jika VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinieritas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.1
berikut ini: Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant X1
.427 2.341
X2 .464
3.157 X3
.504 1.984
a. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa nilai tolerance untuk
dua variabel kurang dari 1 dan besarnya VIF tidak lebih dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel
bebas independent.
4.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual pengamatan ke pengamatan lain berbeda berarti ada gejala heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik Flot antara nilai prediksi variabel terikat Zpred dengan residualnya Sresia. Apabila tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada
74
sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi bebas heteroskedastisitas dalam data.
Gambar 4.5. Grafik Scatterplot Pengujian Heteroskedastisitas Sumber : Data penelitian yang diolah, 2010
Terlihat pada grafik di atas, titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.
75
4.3.1.3 Uji Normalitas Data
Gambar 4.6 .
Normal P-P Plot Pengujian Normalitas Sumber : Data penelitian yang diolah, 2010
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa titik-titik pada gambar normal probability plot cenderung membentuk garis diagonal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal.
4.3.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji ada tidaknya, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi Ghozali, 2007:96 :
76
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .755
a
.571 .560
.08858 2.153
a. Predictors: Constant, X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa besarnya nilai Durbin-Watson DW test dalam penelitian ini adalah 2,153 karena besarnya nilai Durbin-Watson
low DW
l
adalah 1,613 dan Durbin-Watson Up DW
u
adalah 1,751, maka diketahui bahwa Durbin-Watson DWtest lebih besar dari DW
l
dan DW
u
. Hal ini berarti bahwa tidak ada autokorelasi positif dalam penelitian ini.
4.3.2 Analisis Jalur