36
1. Melakukan pembelian yang konsisten
Pelanggan membeli kembali produk yang sama yang ditawarkan perusahaan
2. Merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain
Pelanggan melakukan komunikasi dari mulut ke mulut berkenaan dengan produk tersebut kepada orang lain.
3. Konsumen tidak akan beralih ke produk pesaing
Pelanggan tidak tertarik terhadap produk sejenis dari perusahaan lain. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan beberapa indikator dari
loyalitas konsumen dalam jasa lapangan futsal yaitu melakukan pembelian yang konsisten dan konsumen tidak beralih ke produk lain.
2.6.3. Tipe-Tipe Loyalitas Pelanggan
Dick Basu dalam Tjiptono 2005:393 berusaha mengintegrasikan perspektif sikap dan behavioral ke dalam satu model komprehensif, dengan
mengkombinasikan komponen sikap dan perilaku pembelian ulang, maka didapatkan empat situasi kemungkinan loyalitas yaitu no loyalty, spurious loyalty,
latent loyalty, dan loyalty.
Gambar 1.1 Tipe- Tipe Loyalitas
PERILAKU PEMBELIAN ULANG KUAT
LOYALTY LATENT LOYALTY
NO LOYALTY LEMAH
KUAT S
I K
A P
LEMAH SPURIOUS
LOYALTY
37
Tipe-tipe loyalitas menurut Dick dan Basu dalam Tjiptono 2000:110 diantaranya adalah :
1. No Loyalty
Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggannya sama-sama lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Ada dua penyebabnya, yang pertama sikap
yang lemah mendekati netral dapat terjadi bila suatu produkjasa baru diperkenalkan atau perusahaan tidak mampu mengkomunikasikan
keunggulan unik produknya. Penyebab kedua berkaitan dengan dinamika pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan sama atau
serupa. 2.
Spurious Loyalty Bila sikap yang relatif lemah disertai pola dengan pembelian ulang yang
kuat, maka yang terjadi spurious loyalty. Faktor semacam ini ditandai dengan faktor sikap terhadap perilaku, misalnya faktor situasional.
Situasi ini bisa dikatakan pula inertia, dimana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam kategori produk dengan tingkat
keterlibatan rendah, sehingga pembelian ulang dilakukan atas dasar pertimbangan situasional, seperti familiarity penempatan produk yang
strategis pada rak pajangan atau outlet dipersimpangan jalan yang ramai atau faktor diskon.
3. Latent Loyalty
Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai pola pembelian ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar
38
pemasar ini disebabkan pengaruh-pengaruh faktor non sikap yang sama kuat atau bahkan cenderung lebih kuat dari pada faktor sikap dalam
menentukan pembelian ulang. Contohnya, seseorang yang bersikap positif terhadap restoran tertentu, namun tetap saja berusaha mencari
variasi karena pertimbangan harga atau preferensi terhadap berbagai variasi makanan.
4. Loyalty
Situasi ini merupakan situasi yang ideal yang paling diharapkan oleh para pemasar. Dimana konsumen bersikap positif terhadap suatu produk atau
produsen dan disertai dengan pembelian ulang yang konsisten..
2.6.4. Tahap-tahap Pertumbuhan Loyalitas Pelanggan