Tema Amanat Hakikat Dongeng

17 penutur atau pendengarnya yang tidak terikat oleh waktu dan bertujuan untuk menghibur atau sindiran yang berisikan ajaran moral. Melalui pemahaman dongeng diperoleh gambaran bahwa dongeng merupakan bentuk warisan leluhur yang patut untuk dilestarikan. Peminat dongeng pada umumnya dikalangan anak-anak karena dongeng mudah dipahami dan mengandung cerita yang unik dan mengesankan. Dongeng juga merupakan bagian dari karya sastra yang berbentuk prosa. Dongeng merupakan bagian dari prosa rakyat sehingga dongeng juga mempunyai usur interinsik. Unsur-unsur tersebut yaitu tema, amanat, alur, penokohan, sudut pandang, dan seting. Penjelasanya adalah sebagai berikut.

2.2.4.1 Tema

Tema menurut Scharbach dalam Aminuddin 1995:91 berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan sebuah karya fiksi. Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Sayuti 2000: 187 bahwa tema merupakan gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui karya fiksi. Wujud tema dalam fiksi biasanya berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh. Tema juga sering disebut dasar cerita, yaitu pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya satra. Hakikatnya tema adalah permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra tersebut, 18 sekaligus permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang dalam karyanya Suharianto 2005:17. Berdasaran pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan sentral yang mendasari karya fiksi.

2.2.4.2 Amanat

Amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang Sudjiman 1986:29. Menurut Suharianto 1983:70 “amanat adalah nilai-nilai yang terdapat dalam cerita.” Amanat dalam disiplin sastra mempunyai arti gagasan yang mendasari karya sastra. Seorang dalam karyanya tidak sekedar ingin mengungkapkan gagasannya, tetapi mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca, pesan itulah yang dinamakan amanat. Jadi persoalan pokok atau tema yang dikemukakan tidaklah diceritakan begitu saja menurut apa adanya, tetapi diolah dengan daya imajinasi pengarang. Biasanya cerita tersebut disertai pula dengan pemecahan masalah. Pemecahan masalah inilah yang disebut pesan pengarang atau amanat. Dalam sebuah dongeng, amanat disampaikan pengarang secara implisit dan eksplisit Sudjiman 1986:57. Implisit maksudnya jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan di dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Eksplisit maksudnya jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya berdasarkan gagasan yang mendasari cerita tersebut. 19 Untuk memahami dan mencari amanat sebuah karya sastra dongeng perlu mengetahui temanya karena amanat itu merupakan pemecahan masalah terhadap tema. Biasanya amanat itu berupa pandangan atau pendapat pengarang tentang bagaimana sikap untuk menghadapi masalah tersebut. Amanat pada umumnya tersirat, diperlukan penalaran, pemahaman dan kejelian untuk mengemukakanya. Dari berbagai pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca secara langsung atupun tidak langsung.

2.2.4.3 Alur atau Plot

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DONGENG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 2 WAY LIMA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 63

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015-2016

0 5 96

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIBACA DENGAN MODEL STRATTA MELALUI METODE TONGKAT BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII C SMP NEGERI 16 SEMARANG

5 95 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 3 SUKOREJO

2 33 239

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM DAN MEDIA GAMBAR BERSERI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGRI 6 TEBING TINGGI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI AUDIOVISUAL MELALUI METODE THINK PAIRS SHARE PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 02 BATANG.

0 13 182

Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Dongeng yang Pernah dibaca dengan Menggunakan Strategi Stratta pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Mranggen Demak.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI CERITA WAYANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VIII A SMP 3 KEBUMEN.

0 0 109

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 5 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 8 175

PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA VCD PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I KALIBAWANG WONOSOBO

0 0 10