BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Penelitian ini memberikan perhatian pada hubungan variabel Budgetary Goal Characteristics BGC dan keadilan prosedural dengan kinerja manajerial yang
disajikan sebagai berikut: BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS
Partisipasi Penyusunan Anggaran
X
1
Keadilan Prosedural X
6
Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
Umpan Balik Anggaran X
5
Kesulitan Sasaran Anggaran X
3
Evaluasi Anggaran X
4
Kinerja Manajerial Y
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Kinerja manajer akan dikatakan efektif apabila tujuan organisasi yang telah tertuang dalam anggaran dapat dicapai. Kenis 1979, kinerja manajer juga dapat
diukur dari kelima dimensi BGC, yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, dan kesulitan sasaran
anggaran. Kelima dimensi BGC tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja.
Partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu mekanisme dalam pertukaran informasi memungkinkan karyawan untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas
tentang pekerjaan mereka. Partisipasi tersebut juga membantu mereka untuk memperbaiki kesalahan, yang akhirnya dapat mempengaruhi kinerja manajerial
Hopwood, 1976. Partisipasi dapat meningkatkan kinerja karena partisipasi memungkinkan
bawahan mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan kepada atasannya dan partisipasi dapat memungkinkan bawahan untuk memilih tindakan yang dapat
membangun komitmen dan dianggap sebagai tanggung jawab atas apa yang telah dipilih. Oleh karena itu, partisipasi dalam hal ini diharapkan dapat meningkatkan
kinerja manajerial secara keseluruhan. Kejelasan sasaran anggaran mencerminkan sejauhmana tujuan anggaran
ditetapkan secara spesifik dan jelas sehingga dapat dipahami oleh orang yang bertanggung jawab dalam pencapaiannya. Apabila sasaran tidak disebutkan secara
Universitas Sumatera Utara
spesifik akan menyebabkan kebingungan yang akan berdampak buruk terhadap kinerja.
Tujuan anggaran adalah range dari “sangat longgar dan mudah dicapai” sampai dengan “sangat ketat dan tidak dapat dicapai” Munawar, 2006. Tujuan
anggaran yang mudah dicapai akan gagal untuk memberikan suatu tantangan untuk partisipan dan memiliki sedikit pengaruh motivasi. Sebaliknya tujuan yang sangat
ketat dan tidak dapat dicapai mengarahkan pada perasaan gagal, frustasi, dan tingkat aspirasi yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa yang menjadi tingkat kesulitan
untuk sasaran anggaran adalah “ketat, tetapi dapat dicapai”. Evaluasi dan umpan balik terhadap sasaran anggaran merupakan variabel
penting yang memberikan motivasi kepada manajer. Dengan adanya umpan balik yang diperoleh dari pencapaian sasaran anggaran dan dilakukannya evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan, maka karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan terhadap
anggaran. Early dan Lind 1987, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa keadilan
prosedural berkorelasi positif dengan kinerja manajer. Mereka menemukan bukti bahwa persepsi manajer lini terhadap cara mengevaluasi, proses promosi dan umpan
balik dalam mengkomunikasikan kinerja akan mempengaruhi kinerja manajerial para manajer lini. Kinerja manajerial akan meningkat jika persepsi bawahan manajer lini
terhadap keadilan prosedural dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
Tang dan Baldwil 1996 dalam Bawono, 2009 melakukan penelitian terhadap karyawan yang diberi perlakuan yang berbeda. Mereka menemukan bukti
bahwa jika manajer dapat menerapkan peraturan secara adil dan konsisten ke seluruh karyawan dan memberikan penghargaanimbalan bagi mereka berdasarkan kinerja
dan kelebihan yang dilakukan tanpa bias pribadi, maka karyawan akan memiliki persepsi positif mengenai keadilan prosedural.
3.2. Hipotesis