Analisis Koefisien Determinasi R

5.4.3. Analisis Koefisien Determinasi R

2 Nilai R pada dasarnya mengukur seberapa besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R 2 maupun nilai adjusted R 2 merupakan koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa jauh kemampuan variabel bebas yang ada dalam model menerangkan variasi varibel terikat yang ada. Jika nilai koefisien determinasi mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menerangkan variasi variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada model I, nilai R menunjukkan 0,682 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.11, hal ini menjelaskan bahwa variabel BGC dan KP mempunyai hubungan yang erat dengan Kinerja Manajerial di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan variabel bebas menerangkan varibel terikat yang digunakan adalah nilai adjusted R 2 . Nilai adjusted R 2 dari hasil penelitian ini adalah 0,451. Nilai ini mempunyai makna bahwa variabel terikat mampu dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 45,10. Dengan kata lain 45,10 perubahan kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh BGC dan keadilan prosedural, sedangkan sisanya sebesar 54,90 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .682 a .466 .451 4.27210 Sumber: Lampiran 8 Pada hasil pengujian yang dilakukan pada model II Lampiran 9, nilai R menunjukkan 0,725, hal ini menjelaskan bahwa kelima karakteristik variabel BGC dan KP mempunyai hubungan yang erat dengan Kinerja Manajerial di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Nilai adjusted R 2 dari hasil penelitian ini adalah 0,485. Nilai ini mempunyai makna bahwa variabel terikat mampu dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 48,50. Dengan kata lain 48,50 perubahan kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, kesulitan sasaran anggaran, evaluasi anggaran, umpan balik dan keadilan prosedural, sedangkan sisanya sebesar 51,50 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

5.4.4. Hasil Persamaan Regresi

Dokumen yang terkait

PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI LAMPUNG

0 11 64

PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

2 35 62

PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS DALAM HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KINERJA MANAJERIAL DAN KEPUASAN KERJA

0 4 72

KEADILAN PROSEDURAL DALAM HUBUNGAN ANTARA BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS DAN KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH

0 3 11

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 4 9

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GOAL COMMITMENT, DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

0 2 26

PENGARUH EVALUASI ANGGARAN DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada pejabat eselon III dan IV di Pemerintah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 9

PERAN ANGGARAN PARTISIPATIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DALAM HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi pada Pejabat Eselon III dan IV pada Pemerintah Daerah se-Eks Karesidenan Surakarta ).

0 0 10

PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ( Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta).

0 1 12

PENDAHULUAN PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ( Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta).

0 0 5