3 dalam bentuk sebuah rangkaian retakan sejajar
yang terbentuk pada sudut θ. Teori dari Prof. M.P Collins ini dikenal dengan teori medan tekan Compression Field
Theory CFT dan Modified Compression Field Theory MCFT pada tahun 1986.
Sementara ACI 318 2002 mensyaratkan sudut antara komponen strut dan komponen tie tidak boleh diambil kurang dari 25°. Sumber : Appendix A-ACI 318
2002 A.2.5 pp. 378 .
Pengembangan dari Strut and Tie Method membawa pengaruh yang besar dalam peraturan beton di beberapa Negara Eropa, Kanada dan baru akhir-akhir ini di
Amerika. Namun peraturan beton di Indonesia belum mempergunakannya. Strut and Tie
berawal dari “Truss Analogy Model” yang pertama kali diperkenalkan oleh Ritter 1899 dan Morsch 1902. Selanjutnya atas inisiatif Schlaich dan Schafer
Stuttgart, Truss Analogy dikembangkan ke dalam suatu bentukmodel yang lebih umum dan konsisten, dan kemudian dikenal sebagai Strut-and-Tie Model Model
Penunjang dan Pengikat.
1.2 PERMASALAHAN
Dalam perencanaan struktur beton bertulang, diperlukan suatu kepastian tentang keamanan struktur terhadap keruntuhan yang mungkin terjadi selama umur
bangunan. Keruntuhan yang paling fatal dalam suatu konstruksi adalah kegagalan pada struktur pondasi, dimana pondasi tersebut tidak sanggup untuk memikul beban
struktur yang berada di atasnya. Salah satu kegagalan yang terjadi pada struktur pondasi yaitu pada bagian tapak pondasi pile cap. Pada umumnya keruntuhan yang
terjadi pada pile cap adalah keruntuhan geser. Beban geser yang melebihi kapasitas
4 penampang pile cap tersebut akan mengakibatkan retakan-retakan diagonal di
sepanjang penampang pile cap tersebut seperti ditunjukkan pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Pola Retak pada Pile Cap
Sumber : “Ultimate Shear Strength Of Pile Caps” oleh Masahiro Shirato, Jiro Fukui, Naoki Masui, Kenji Kosa
Jika pile cap tersebut tidak mempunyai jumlah tulangan yang cukup serta didetail dengan benar, retakan-retakan tersebut dapat terjadi lebih awal dan pada
akhirnya akan berakibat terjadi keruntuhan yang tiba-tiba pada bangunan gagal prematur. Jadi salah satu hal yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam
merencanakan maupun menganalisa suatu struktur beton betulang adalah kegagalan geser pada unit-unit struktur, karena kegagalan geser adalah keruntuhan getas yang
berakibat fatal. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendesain pile cap. Salah satu
cara baru yang mulai dikembangkan yaitu model penunjang dan pengikat strut and tie model
. Metode ini sudah mulai dipakai dalam beberapa peraturan di berbagai negara, sehingga metode ini perlu dipelajari lebih lanjut.
Pemodelan strut and tie pada perencanaan pile cap berbeda dengan pemodelan strut and tie pada balok tinggi, corbel, dan beberapa struktur lainnya.
5
P
u
Pada perencanaan pile cap pemodelan strut and tie dibuat dalam bentuk tiga dimensi, sedangkan pada balok tinggi dan corbel pemodelan strut and tie dibuat
dalam dua dimensi. Pemodelan strut and tie pada pile cap dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2. Pemodelan Strut and Tie pada Pile Cap
6
1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini antara lain :