Angkutan Umum TINJAUAN PUSTAKA

22 mampu mengangkut banyak orang seketika, maka efisiensi penggunaan jaringan jalan menjadi lebih tinggi karena pada saat yang sama luasan jalan yang sama dimanfaatkan oleh banyak orang. Disamping itu, jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalan dapat dikurangi, dengan demikian kelancaraan arus lalu lintas dapat ditingkatkan. Berkaitan dengan pengembangan wilayah, angkutan umum juga sangat berperan dalam menunjang interaksi sosial budaya masyarakat. Pemanfaatan sumber daya alam maupun mobilitas sumber daya manusia serta pemerataan pembangunan daerah beserta hasil-hasilnya, didukung oleh sistem perangkutan yang memadai dan sesuai dengan tuntutan kondisi setempat.

II.2. Angkutan Umum

Angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang danatau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan Ahmad Munawar, 2005. Sedangkan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang, dan bus besar. Mobil penumpang yang digunakan untuk mengangkut penumpang umum disebut mobil penumpang umum. Sistem angkutan penumpang dapat dikelompokkan menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya, yaitu : a. Angkutan pribadi, yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk keperluan pribadi pemilik. 23 b. Angkutan umum, yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa digunakan untuk umum degan persyaratan tertentu. Terdapat 2 dua sistem pemakaian angkutan umum yaitu : 1 Sistem sewa, yatu kendaraan bisa dioperasikan oleh operator maupun penyewa, dalam hal ini tidak ada rute dn jawdal tertentu yang harus diikuti oleh pemakai. Sistem ini sering disebut sebagai ‘demand responsive system” karena penggunaannya yang tergantung dengan adanya permintaan 2 Sistem penggunaan bersama, yaitu kendaraan diperasikan oleh operator dengan rute dan jadwal yang biasanya tetap.

II.2.1. Tujuan dan Peranan Pelayanan Angkutan Umum Penumpang

Tujuan mendasar dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik meliputi pelayanan yang aman, dapat dipercaya, teratur, cepat, murah, nyaman, mudah diperoleh, menyenangkan, dan bermartabat. Di Negara-negara berkembang kebutuhan angkutan umum meningkat dengan pesat. Orang yang mampu membeli kendaraan pribadi hanya sebagian kecil, sehingga banyak orang yang bergantung pada keberadaan angkutan umum. Dan kalaupun setiap orang mampu membeli kendaraan pribadi, hal ini tidak akan menyelesaikan permasalahan untuk memenuhi kebutuhan angkutan khusunya diwilayah perkotaan, karena jaringan jalan yang ada akan dipenuhi kendaraan- kendaraan yang bergerak, akhirnya akan bergerak sangat lambat atau bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. 24 Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya daya beli untuk membeli kendaraan pribadi, mengakibatkan tingkat kepemilikan kendaraan yang tinggi. Tetapi hal ini tidak mungkin diikuti terus dengan pembangunan jaringan jalan, sehingga mendorong peran penggunaan angkutan umum penumpang yang semakin meningkat terutama di wilayah perkotaan Suwardjoko Warpani, 1990. Apabila dilihat dari jumlah kendaraan dan panjang jalan, telihat dari tahun 2000-2002 menunjukkan peningkatan jumlah kendaraan yang lebih besar daripada peningkatan panjang jalan terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah kendaraan dengan panjang jalan. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kepadatan dan dikhawatirkan untuk lalu lintas tertentu telah mengalami kejenuhan sehingga terjadi kemacetan. Angkutan umum penumpang jalan raya dalam kota memiliki peran yang penting karena merupakan angkutan yang relatif murah, fleksibel dan menggunakan ruang jalan yang ada secara efisien.

II.2.2. Pengoperasian Angkutan Umum Penumpang

Pengoperasian angkutan umum penumpang jalan raya pada dasarnya dibagi dalam 3 golongan berdasarkan ruang lingkup pelayanannya, yaitu angkutan dalam kota, pinggiran kota, dan antar kota. Perbedaan pokok pengoperasian angkutan dalam kota dengan golongan lainnya yaitu dalam penyusunan rute angkutan umum dalam kota harus lebih mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas tiap ruas jalan, karena volume lalu 25 lintas dalam kota umumnya lebih padat. Sehingga dalam rencana pengoperasian, sedapat mungkin menghindari kemacetan. Sesuai pasal 6 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993, tentang Angkutan Jalan, dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 tahun 1993, tentang Penyelengaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan umum, menegaskan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum, mempunyai trayek tetap dan teratur dilaksanakan dalam jaringan trayek. Dengan definisi bahwa jaringan trayek merupakan kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi suatu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Trayek pelayanan jasa angkutan umum berdasarkan PP No. 41 Tahun 1993 dibagi dalam 4 empat kelompok, yaitu : a. Trayek antar kota antar propinsi AKAP, dengan ciri-ciri pelayanan : 1 Mempunyai jadwal tetap; 2 Pelayanan cepat; 3 Dilayani oleh mobil bus umum; 4 Tersedianya terminal tipe A pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan bterminal tujuan. b. Trayek antar kota dalam propinsi AKDP, dengan ciri-ciri pelayanan : 1 Mempunyai jadwal tetap; 2 Pelayanan cepat danatau lambat; 3 Dilayani oleh mobil bus umum; 4 Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe B pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan. 26 c. Trayek kota, terdiri dari : 1 Trayek utama yang diselenggarakan dengan cirri-ciri : a Mempunyai jadwal tetap; b Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan kawasan pendukung dengan melakukan perjalanan secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat massal; c Dilayani oleh mobil bus umum; d Pelayanan cepat danatau lambat; e Jarak pendek; f Melampaui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk manaikkan dan manurunkan penumpang. 2 Trayek cabang yang diselenggarakan dengan ciri-ciri : a Mempunyai jadwal yang tetap; b Melayani angkutan antar kawasan pendukung, antar kawasan pendukung dan kawasan pemukiman; c Dilayani oleh mobil bus umum; d Pelayanan cepat danatau lambat; e Jarak pendek. 3 Trayek ranting yang diselenggarakan dengan ciri-ciri : a Melayani angkutan dalam kawasan pemukiman; b Dilayani dengan bus umum danatau mobil penumpang umum; c Pelayanan lambat; 27 d Jarak pendek; e Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. 4 Trayek langsung yang diselenggarakan dengan ciri-ciri : a Mempunyai jadwal yang tetap; b Melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat missal dan langsung; c Dilayani oleh mobil bus umum; d Pelayanan cepat; e Jarak pendek; f Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. d. Trayek pedesaan, dengan ciri-ciri pelayanan : 1 Mempunyai jadwal tetap danatau tidak berjadwal; 2 Pelayanan lambat; 3 Dilayani oleh mobil bus umum danatau mobil penumpang umum; 4 Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe C pada pemberangkatan dan terminal tujuan; 5 Prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan ruas jalan.

II.2.3. Jaringan Trayek

Dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum, harus memperhatikan parameter sebagai berikut : a. Pola tata guna lahan 28 Pelayanan angkutan umum diusahkan mampu menyediakan aksesibilitas yang tinggi. Untuk memenuhi hal tersebut, lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata guna lahan dengan potensi permintaan yang tinggi. b. Pola pergerakan penumpang umum Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan jasa angkutan umum penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih efisien. c. Kepadatan penduduk Salah satu faktor yang menjadi prioritas pelayanan angkutan umum adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi. d. Daerah pelayanan Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan, juga diharapkan mampu menjangkau semua wilayah perkotaan. e. Karakteristik jaringan jalan Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada. 29 Hubungan antara klasifikasi trayek dan jenis pelayananjenis angkutan dapat dilihat pada table II.1. berikut ini : Tabel II.1. Klasifikasi Trayek Klasifikasi Trayek Jenis Pelayanan Jenis Angkutan Kapasitas Penumpanghari kendaraan Utama Cepat Lambat Bus besar lantai ganda Bus besar lantai tunggal Bus sedang 1.500 – 1.800 1.000 – 1.200 500 – 600 Cabang Cepat Lambat Bus besar Bus sedang Bus kecil 1.000 – 1.200 500 – 600 300 – 400 Ranting Lambat Bus sedang Bus kecil MPU 500 – 600 300 – 400 250 – 300 Langsung Cepat Bus besar Bus sedang Bus kecil 1.000 – 1.200 500 – 600 300 – 400 Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam trayek tetap dan teratur Dinas Perhubungan, 2002 Penentuan jenis angkutan berdasarkan umuran kota dan trayek secara umum dapat dilihat pada table II.2. Berikut ini: Tabel II.2. Jenis Angkutan Ukuran Kota Klasifikasi Trayek Kota raya 1.000.000 penduduk Kota besar 500.000 – 1.000.000 penduduk Kota sedang 100.000 – 500.000 penduduk Kota kecil 100.000 penduduk Utama KA Bus besar Bus besar Bus Besar sedang Bus sedang Cabang Bus Besar sedang Bus sedang Bus sedang kecil Bus kecil Ranting Bus kecil Bus kecil MPU MPU 30 sedang Langsung Bus besar Bus beasr Bus sedang Bus sedang Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam trayek tetap dan teratur Dinas Perhubungan, 2002 Tabel II.3. Prasarana jalan yang mendukung pelayanan trayek Trayek Fungsi Jalan Kecepatan Minimum KmJam Lebar Jalan m Jenis Angkutan Utama Arteri 30 ≥ 8 Bus patas AC Bus patas non AC Cabang Kolektor 20 ≥ 8 Bus besar lantai ganda Bus besar non AC Bus sedang Bus kecil MPU Ranting Lokal 10 5 Bus sedang Bus kecil MPU Langsung Arteri 30 ≥ 8 Bus besar AC Bus besar non AC Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam trayek tetap dan teratur Dinas Perhubungan, 2002 31

II.2.4. Pihak Yang Berkepentingan Dengan Pelayanan Angkutan Umum

Pihak yang berkaitan dalam pengoperasian angkutan umum penumpang dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yang masing-masing menuntut persyaratan yang berbeda dalam penyelenggaraan angkutan umum. a. Pihak penumpang. Menghendaki adanya unsure-unsur berikut ini : 1 Ketersedian, yang mengandung arti lokasional dan temporal. Lokasional yaitu dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan sistem terminal. Temporal diwujudkan dengan frekuensi pelayanan. 2 Ketepatan waktu, berkaitan dengan penjadwalan pelayanan yang tepat. 3 Kecepatan waktu perjalanan, merupakan komposisi dari 5 aspek yaitu : akses, menunggu, perpindahan, perjalanan, dan waktu keberangkatan. 4 Tarif, merupakan faktor penting bagi para penumpang, berkaitan dengan kemampuan dan kondisi sosial ekonomi penumpang yang bersangkutan. 5 Menyenangkan, merupakan konsep yang sukar karena hal ini mencakup banyak faktor yang sifatnya kualitatif dan berkaitan dengan faktor kendaraan yang bersangkutan. 6 Kenyamanan, hal ini berkaitan dengan sistem secara keseluruhan. Konsep kenyamanan ini juga bersifat kualitatif. b. Pihak operator, menghendaki adanya unsure-unsur berikut ini : 1 Cakupan wilayah pelayanan, kawasan potensial, dan aksesibilitas perlu dipertimbangkan dalam lintasan pelayanan 32 2 Frekuensi pelayanan yang diekspresikan dengan jumlah keberangkatan kendaraan dalam setiap satuan waktu. Headway yang teratur merupakan elemen penting untuk menarik perjalanan penumpang. 3 Kecepatan perjalanan, pihak operator dalam hal ini memperhatika faktor kecepatan kendaraan yang dapat mempengaruhi biaya secara keseluruhan, baik terhadap bahan bakar, pemeliharaan penumpang serta untuk menarik penumpang. 4 Biaya. Guna memperoleh keuntungan, pihak operator perlu menekan biaya operasi serendah mungkin dan memperoleh penumpang sebanyak mungkin. 5 Kapasitas, berupa kapasitas jalan dan kapasitas terminal yang memadai untuk keberadaan angkutan umum tersebut. 6 Keamanan, dalam hal ini pihak operator harus memberikan perhatian besar, tidak hanya untuk kemanan penumpang tapi juga untuk keamanan sistem operasi secara keseluruhan. c. Masyarakat banyak. Persyaratan yang dituntut oleh masyarakat banyak, dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Aspek-aspek yang dimiliki meliputi : 1 Tingkat pelayanan dari angkutan umum 2 Keberadaan angkutan umum untyuk jangka waktu panjang. 3 Pengaruh terhadap lingkungan 4 Aspek energi dan penghematannya 5 Efisiensi ekonomi 33

II.3 Terminal Transportasi Jalan Raya