33
II.3 Terminal Transportasi Jalan Raya
Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka perlu dibangun dan diselenggarakan terminal pada tempat-tempat
tertentu. Adapun terminal transportasi merupakan: Titik simpul dalam jaringan jalan transportasi yang berfungsi sebagai
pelayanan umum Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu
lintas Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi
untuk melancarkan arus penumpang dan barang Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi
kehidupan kota.
Fungsi terminal transportasi jalan dapat ditinjau dari 2 dua unsur yaitu : a.
Terminal penumpang Adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan
menurunkan penumpang, perpindahan intra danatau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Berdasarkan fungsi pelayanannya terminal penumpang dapat dibagi menjadi
1 Terminal penumpang tipe A
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, atau angkutan lintas batas Negara, angkutan antar
kota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan.
34 2
Terminal penumpang tipe B Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. 3
Terminal penumpang tipe C Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
pedesaan. b.
Terminal barang Adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan
memuat barang serta perpindahan intra dan antar moda transportasi. Berdasarkan sifat barang yang diangkut, terminal barang dapat
dikelompokkan menjadi : 1
Terminal barang khusus Yang melayani kendaraan untuk pengangkutan barng-barang
yang bersifat khusus. 2
Terminal barang umum Yang melayani kendaraan untuk pengangkutan barang yang
bersifat umum.
II.4. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan suatu konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi
yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamaman atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi dengan yang
lainnya dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
35 transportasi Tamin, 1997. Ada yang menyatakan aksesibilitas dengan jarak. Jika
jarak dua tempat berdekatan maka dikatakan aksesibilitas kedua tempat itu tinggi, begitu juga sebaliknya. Aktivitas tata gunala lahan yang tidak sama heterogen
dan tersebar mengakibatkan aksesibilitasnya berbeda. Pengukuran aksesibilitas dengan parameter jarak ternyata kurang dapat diterima. Ini terjadi karena
ketersediaan jaringan jalan yang baik mengakibatkan perjalanan dapat ditempuh dengan kecepatan tinggi sehingga jarak bukan merupakan parameter dari
aksesibilitas, kemudian mulai ditinggalkan digantikan dengan waktu tempuh. Beberapa jenis tata guna lahan mungkin tersebar secara meluas
perumahan danjenis lainnya mungkin berkelompok pusat pertokoan. Beberapa jenis tata guna lahan mungkin ada di satu atau dua lokasi saja dalam suatu kota
seperti rumah sakit dan bandara. Dari sisi jaringan transportasi, kualitas pelayanan transportasi akan berbeda pula. Sistem jaringan transportasi suatu daerah yang
terdapat dipusat kota biasanya lebih baik daripada di pinggir kota. Apabila tata guna lahan saling berdekatan dan hubungan transportasi antar tata guna lahan
mempunyai kondisi yang baik, maka aksesibilitas tinggi. Sebaliknya, jika aktivitas tersebut saling terpisah jauh dan hubungan transportasinya tidak baik maka
aksesibilitas rendah. Beberapa kombinasi di antara mempunyai aksesibilitas menengah. Skema sederhana yang memperlihatkan kaitan antara berbagai hal
yang diterangkan mengenai aksesibilitas dapat dilihat pada tabel II.5. berikut :
Tabe II.4. Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas
Jarak Jauh
Aksesibilitas rendah Aksesibilitas menengah
Dekat
Aksesibilitas menengah Aksesibilitas tinggi
36
Kondisi prasarana Sangat Jelek
Sangat baik
Sumber: Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Tamin, 1997.
Diperoleh kondisi prasarana berupa ketersediaan kondisi permukaan, lebar jalan masuk, dan keamanan jaringan jalan merupakan parameter yang utama
dalam menilai aksesibilitas dalam kategori waktu tempuh, sedangkan jarak tempuh bukan lagi parameter yang signifikan dipertimbangkan.
II.5. Kerapatan