Alat Pengumpulan Data. Analisis Data.

4. Alat Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya, maka data dalam penelitian ini diperoleh melalui alat pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan cara : a. Studi dokumen. Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, meneliti, mengidentifikasi dan menganalisis data sekunder yang berkaitan dengan materi penelitian. 33 b. Pedoman Wawancara guide interview. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana penulis melakukan percakapan atau tatap muka yang terarah kepada pihak yang berkepentingan guna memperoleh keterangan atau data-data yang diperlukan. Alat yang dipergunakan adalah pedoman wawancara guide interview dengan melakukan wawancara langsung dimana wawancara yang dilakukan ialah dengan sistem wawancara terbuka, yakni dalam memberikan pertanyaan- pertanyaan kepada nara sumber penulis tidak meyediakan jawabannya. Wawancara dilakukan pada Kepala Kantor Imigrasi kelas I Polonia dan Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Imigrasi Bandara Polonia Medan, wawancara menurut penulis perlu dilakukan dikarenakan data yang perlu diambil ataupun kebenaran yang ingin penulis dapat dilapangan untuk memperbanyak literatur dari pada tesis ini, sehingga penulis dapat menambah apa saja data yang ada dilapangan yang tidak dapat penulis temukan didalam Bahan-bahan hukum Sekunder. 33 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 1986 hal. 21. Universitas Sumatera Utara

5. Analisis Data.

Analisis data merupakan proses penelaahan yang diawali dengan melalui verifikasi data sekunder dan data primer. Untuk selanjutnya dilakukan pengelompokkan sesuai dengan pembahasan permasalahan. Analisis data adalah sesuatu yang harus dikerjakan untuk memperoleh pengertian tentang situasi yang sesungguhnya, disamping itu juga harus dikerjakan untuk situasi yang nyata. 34 Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara kualitatif dengan mengumpulkan data primer dan sekunder, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengelompokan agar menghasilkan data yang lebih sederhana sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Selanjutnya dilakukan klasifikasi data menurut jenisnya dalam bentuk persentase. Kemudian data yang telah disusun secara sistematik dianalisis secara kualitatif dengan metode deskriptif analisis sehingga dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang gejala dan fakta yang terdapat dalam Kebijakan Selektif Selective police masuknya orang asing ke Indonesia. Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan metode induktif sebagai jawaban dari masalah yang telah dirumuskan. 34 Erickson dan Nosanchuk. Memahami Data Statistik Untuk Ilmu Sosial, Jakarta : LP3ES, 1996 hal.17 Universitas Sumatera Utara

BAB II KEBIJAKAN SELEKTIF

SELEKTIF POLICY MASUKNYA ORANG ASING KE INDONESIA DALAM PERATURAN KEIMIGRASIAN DI INDONESIA

A. Kebijakan Selektif Masuknya orang Asing Ke Indonesia.

Migrasi sebagai suatu gerak pindah manusia memasuki wilayah suatu Negara dengan niat untuk mencari nafkah dan tinggal menetap disana, defenisi mana telah sama disetujui dalam konfrensi Internasional tentang Emigrasi dan Imigrasi pada tahun 1924 di Roma. 35 Setelah Indonesia merdeka, Politik imigrasi diselaraskan dengan politik Negara kita. Demi keselamatan Negara dan kesejahteraan bangsa maka imigrasi Indonesia memakai politik saringan, Selective Policy Artinya harus teliti dengan perizinan orang asing yang masuk kewilayah Indonesia, yakni hanya tenaga ahli yang dibutuhkan saja yang boleh masuk.itupun dibatasi, baik jumlah maupun jangka waktu menetapnya. 36 Kebijakan selektif Selective Policy tidak terlepas dari Keimigrasian, dimana Istilah imigrasi berasal dari bahasa Latin migratio yang artinya perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau negara lain. Ada istilah emigratio yang mempunyai arti berbeda, yaitu perpindahan penduduk dari suatu wilayah atau negara ke luar menuju wilayah atau negara lain. Sebaliknya, immigratio dalam bahasa latin mempunyai arti perpindahan penduduk dari suatu negara untuk masuk kenegara lain. Pada hakekatnya emigrasi dan imigrasi menyangkut hal yang sama yaitu perpindahan penduduk antar negara, tetapi yang berbeda adalah cara memandangnya. Ketika seseorang 35 Direktorat Jenderal Imigrasi, Buku kenangan 50 tahun Imigrasi, hal 15. 36 Ibid, hal 16. Universitas Sumatera Utara pindah ke negara lain, peristiwa ini dipandang sebagai peristiwa emigrasi, namun bagi negara yang didatangi orang tersebut peristiwa ini disebut sebagai peristiwa imigrasi. 37 Sekalipun pada mulanya kata imigrasi berarti perpindahan orang atau kelompok orang dari tempat asal ke tempat baru untuk tujuan menetap, namun dewasa ini mempunyai arti yang lebih luas. Mengacu pada lalulintas orang antar negara, baik bersifat permanen maupun temporer. Perkembangan kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi yang makin cepat dan kompleks, semakin memungkinkan hubungan antar negara dalam jangkauan waktu yang relatif singkat. Jika pada periode primitif pola migrasi lebih dimaksudkan pada usaha untuk menghindarkan diri dari kemungkinan bahaya yang mengancam, seperti bencana alam disamping berusaha memperoleh lebih banyak sumber makanan, maka pola migrasi dewasa ini tidak terlepas dari aspek sederhana diatas. Naluri manusia selalu berusaha terus menerus mencari lingkungan yang lebih memungkinkan memberikan ketenteraman dan kenikmatan yang cenderung tiada terbatas. Dengan demikian, sejalan dengan perkembangan kemampuan intelegensia manusia, motivasi untuk melakukan migrasi pun semakin beragam. Sejarah perkembangan Imigrasi di Indonesia dimulai dari masa sebelum kemerdekaan dan masa sesudah kemerdekaan, dimana masa sesudah kemerdekaan hingga sekarang keberadaan Imigrasi di Indonesia amat dibutuhkan dalam upaya menjamin kemanfaatan dan melindungi berbagai kepentingan nasional. Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh 37 M. Iman Santoso, 2004, Prespektif Imigrasi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia UI-Press, Jakarta, hal 14 - 15 Universitas Sumatera Utara Pemerintah Penjajahan dan sebagian dibentuk sesudah Proklamasi 17 Agustus 1945. Selain kehadiran berbagai peraturan perundang-undangan yang tersebar, terdapat pula faktor lain yang mempengaruhi tugas dan wewenang Keimigrasian seperti turut menjaga keseinambungan pembangunan kemajuan ilmu dan tekhnologi serta berkembangnya kerjasama regional dan Internasional yang pada gilirannya mendorong meningkatnya arus menusia untuk masuk dan keluar wilayah Indonesia. 38

1. Masuk, Berada Dan Keluar Dari Indonesia

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing dalam Rangka Pendoportasian Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian (Studi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan)

1 144 148

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

0 0 180

uu no 06tahun 2011 ttg keimigrasian

0 0 52

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

0 0 104

FORMULASI SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN KEIMIGRASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 38

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

0 0 7

PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING DALAM RANGKA PENDEPORTASIAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN (STUDI DI KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA MEDAN) TESIS

0 0 14

BAB II KEBIJAKAN SELEKTIF (SELEKTIF POLICY) MASUKNYA ORANG ASING KE INDONESIA DALAM PERATURAN KEIMIGRASIAN DI INDONESIA A. Kebijakan Selektif Masuknya orang Asing Ke Indonesia. - Kebijakan Selektif (Selective Policy) Masuknya Orang Asing ke Indonesia Berd

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kebijakan Selektif (Selective Policy) Masuknya Orang Asing ke Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

0 0 21

KEBIJAKAN SELEKTIF (SELECTIVE POLICY) MASUKNYA ORANG ASING KE INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

0 0 13