b. Dari segi 1poleksosbudbankamnas, yaitu mengawasi apakah kegiatan yang
dilakukan oleh orang asing tersebut menimbulkan benturan-benturan yang mengganggu kepentingan ketahanan dan keamanan nasional atau tidak.
Dengan kegiatan diatas, jelaslah apa yang dimaksud dengan tindakan preventif ini, yaitu tindakan yang dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau
menjaga kemungkinan terjadinya tindak pidana imigrasi dalam hal ini yaitu tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian. Beberapa usaha preventif
sehubungan dengan hal tersebut antara lain sebagai berikut : 1.
Pejabat pendaftaran dibekali pengetahuan tentang kerahasian ciri-ciri khusus dari paspor-paspor negara lain dan dilengkapi dengan alas sinar
ultraviolet dan kaca pembesar maupun dengan teknologi modem; 2.
Setiap pelabuhan pendaratan memilki contoh-contoh tanda tangan dari pejabat konsuler pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, yang
berwenang menandatangani visa; 3.
Meneliti setiap orang asing atau wisatawan yang hendak masuk lewat wawancara singkat di setiap tempat pemeriksaan imigrasi;
4. Melakukan pengecekan data yang diperoleh dari tempat-tempat wisatawan
menginap,baik hotel, motel, losmen atau tempat kediaman teman.
2. Upaya Represif
Menurut Soedarto yang dimaksud dengan tindakan represif adalah segala tindakan yang, dilakukan aparatur penegak hukum sesudah terjadi kejahatan atau
tindak pidana.
88
Dalam kaitannya dengan penggulangan terhadap orang asing yang menyalagunakan izin keimigrasian dilakukan sesudah terjadinya atau terbukti
88
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1984,hal 10.
Universitas Sumatera Utara
adanya penyalahgunaan izin keimigrasian. Tindakan ini bisa bersifat yuridis, dan bisa juga, bersifat administrasi.
Tindakan Represif yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Klass I A Polonia Medan terhadap pelanggaran yang dilakukan Warga Negara asing di Indonesia
berupa pemalsuan Pasort, berupa tindakan Pendeportasian oleh Kantor Keimigrasian klass I A Polonia Medan.
89
1
Tindakan Yuridis
Dalam pasal 50 undang-undang nomor 9 tahun 1992 yang dirubah dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian disebutkan :
“orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pemberian izin keimigrasian yang diberikan
kepadanya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah.”
Jadi tindakan yuridis adalah orang asing yang dengan sengaja
menyalahgunakan maksud pemberian izin keimigrasian dan harus dibuktikan di pengadilan oleh hakim dan kemudian dapat dikenakan sanksi pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2
Tindakan administrative
Menurut pasal 42 Undang-undang nomor 9 tahun 1992 yang dirubah dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian yang mengatur
mengenai tindakan keimigrasian terhadap orang asing di wilayah Indonesia, yaitu: 1
Tindakan keimigrasian dilakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan yang berbahaya dan patut akan diduga
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, atau tidak menghormati atau menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
89
Wawancara dengan Kepala Kantor Keimigrasian klass I A Polonia Medan, pada tanggal 20 Juni 2012, pukul 12.30 WIB
Universitas Sumatera Utara
2 Tindakan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat berupa:
a. Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan
b. Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah
Indonesia c.
Keharusan untuk bertempat tinggal disuatu tempat tertentu di wilayah Indonesia
d. Pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke
wilayah Indonesia. Dengan demikian penyalahgunaan izin keimigrasian dapat dilakukan dengan 4
empat alternative seperti disebutkan diatas dengan alasan bahwa orang asing yang bersangkutan tidak mengindahkan peraturan yang mengatur keberadaan
orang asing di wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan uraian diatas tindakan-tmdakan represif yang dapat diambil
adalah pemidanaan, pengusiran deportasi dan memasukkan orang asing yang terlibat ke dalam daftar pencegahan dan penangkalan atau cekal black list.
a. Pemidanaan
Fungsi pemidanaan adalah sebagai penjeraan, pada Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian terdapat perubahan dalam hal ancaman sanksi
pidana, begitu juga tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian yang diberikan kepadanya, yaitu diatur pada pasal 110 yang berbunyi :
“Dipidana dengan pidana paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah. orang asing yang dengan
sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya.”
Universitas Sumatera Utara
b. Pengusiran
Pengusiran atau deportasi deportation adalah suatu tindakan sepihak dari pemerintah berupa, tindakan mengeluarkan orang asing dari wilayah Republik
Indonesia karena berbahaya bagi ketentraman, kesusilaan. atau kesejahteraan umum. Selain itu, bagi orang asing yang masuk serta berada di wilayah Republik
Indonesia dapat juga diusir. Menurut Sri Setianingsih bahwa :
90
“Deportasi adalah pengusiran orang asing keluar wilayah Indonesia keluar wilayah suatu negara dengan alasan bahwa orang asing tersebut wilayahnya tidak
dikendaki oleh negara yang bersangkutan.” Sedangkan menurut I Wayan Parthiana, bahwa :
91
“Hak suatu negara untuk mengusir orang asing yang berada di negaranya dikenal, dengan pengusiran atau deportasi explution, pengusiran tersebut semata-mata
berdasarkan kepentingan negara, itu sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan negara asal atau negara dari mana dia semula datang.”
c. Black list daftar cekal
Black list adalah istilah yang dipakai dalam bahasa sehari-hari untuk menggantinya daftar orang-orang yang tidak diperbolehkan meninggalkan
Indonesia dan orang-orang yang tidak diperbolehkan memasuki wilayah Indonesia. Di dalam keimigrasian daftar ini disebut “daftar pencegahan dan
penangkalan.” Di dalam pasal 1 angka 13 dan 14 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011, disebutkan pengertian dari:
“Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarlan alasan tertentu.”
90
I Wayan Tangun Susila dkk, dalam Sri Setianingsih, op cit, hal 37
91
Ibid, hal 38.
Universitas Sumatera Utara
“Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.”
Berdasarkan pasal 17 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011, penangkalan terhadap orang asing dilakukan karena :
a. Diketahui atau diduga terlibat dengan kegitan sindikasi kejahatan
internasional; b.
Pada saat berada di negaranya sendiri atau di negara lain bersikap bermusuhan terhadap pemerintah Indonesia atau melakukan perbuatan yang mencemarkan
nama baik bangsa dan negara Indonesia; c.
Diduga, melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keamanan dan ketertiban umum, kesusilaan, agama dan adat kebiasaan masyarakat Indonesia;
d. Atas permintaan suatu negara, orang asing yang berusaha menghindarkan diri
dari ancaman dan pelaksanaan hukuman di suatu negara tersebut karena melakukan kejahatan yang juga diancam pidana menurut hukum yang berlaku
di Indonesia; e.
Pernah diusir atau dideportasi dari wilayah Indonesia; dan f.
Alasan-alasan lain yang berkaitan dengan keimigrasian yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Mengenai pencegahan orang asing untuk memasuki wilayah RI diatur di dalam pasal 11, 12, 13, dan 14 Undang-undang no. 9 tahun, 1992. Di dalam pasal
disebutkan bahwa : 1
Pencegaban ditetapkan dengan keputusan tertulis 2
Keputusan sebagaimana didalam ayat 1 memuat sekurang-kurangnya : a.
Identitas orang yang terkena pencegahan b.
Alasan pencegahan c.
Jangka waktu pencegahan
Universitas Sumatera Utara
3 Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disampaikan dengan surta
tercatat kepada orang-orang yang terkena pencegahan selambat-lambatnya 7 tuluh hari terhitung sejak tanggal penetapan.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pencegahan ditujukan kepada orang asing yang masih memiliki masalah di Indonesia, baik masalah politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanam keimigrasian. pidana, perdata dan lain sebagainya yang dapat mengganggu dan mengancam stabilitas nasional.
Sedangkan penangkalan ditujukan hanya kepada orang asing yang hendak masuk ke wilayah Indonesia, orang asing mana pernah terlibat masalah-masalah
sebagaimana disebutkan diatas.
C. Pengawasan Keimigrasian
Sesuai dengan undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, pelayanan dan pengawasan dibidang keimigrasian dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip yang bersifat selektif selective policy. Berdasarkan prinsip ini hanya orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat,
bangsa dan Negara Indonesia serta tidak membahayakan keamanan, ketertiban serta bermusuhan baik terhadap rakyat maupun Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang diizinkan masuk atau keluar wilayah Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan prinsip “selective policy” diperlukan pengawasan terhadap orang asing. Pengawasan ini tidak hanya pada saat mereka masuk, tetapi
selama mereka berada di Wilayah Indonesia termasuk kegiatan – kegiatannya.
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan Keimigrasian mencakup penegakan hukum keimigrasian baik yang bersifat administratif maupun tindak pidana keimigrasian.
92
Dalam mewujudkan kebijaksanaan dimaksud serta mengantisipasi era globalisasi dan informasi yang semakin meningkat selaras dengan peningkatan
arus lalu lintas orang asing, maka pelaksanaan pengawasan orang asing perlu diberikan prioritas utama. Pengawasan orang asing dimulai dari pemantauan
terhadap keberadaan dan kegiatannya serta operasi-operasi baik operasi khusus maupun rutin. Keberhasilan pengawasan orang asing sangat tergantuug kepada
berhasil tidaknya pelakasnaan pemantauan dilapangan.
93
1. Pemantauan Keimigrasian Dan Operasional Keimigrasian