Kerangka Teori Dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, maka penelitian dengan judul “Analisis hukum Tentang Kebijakan Selektif Selective policy Masuknya Orang Asing ke Indonesia Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Indonesia “ belum pernah ada yang meneliti sebelumnya. Hasil penelusuran keaslian penelitian, penelitian yang menyangkut Keimigrasian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yaitu : 1. Hamzah, Nim 037005074, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Pengaturan Izin Keimigrasian dalam kaitannya dengan Penanaman Modal asing. 2. Syafaruddin, Nim 982105030, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Aspek Hukum Tenaga Kerja asing pada perusahaan Swasta di Kota Medan. 3. Ratna Wilis, Nim 077005019, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian terhadap Izin tinggal orang asing di Indonesia : Studi di Kantor Imigrasi kelas I Khusus Medan. 4. Heru Hartono, Nim 087005049, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Peran Imigrasi dalam penanganan pengungsi warga negara asing di Kota Medan. Namun demikian penelitian-penelitian tersebut diatas berbeda dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan. Peneliti bertanggung jawab sepenuhnya apabila dikemudian hari ternyata dapat dibuktikan adanya plagiat dalam hasil penelitian ini.

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Teori harus mengungkapkan suatu tesis atau argumentasi tentang fenomena Universitas Sumatera Utara tertentu yang dapat menerangkan bentuk substansi atau eksistensinya, 8 dan suatu teori harus konsisten tentang apa yang diketahui tentang dunia sosial oleh partisipan dan ahli lainnya, minimal harus ada aturan-aturan penerjemah yang dapat menghubungkan teori dengan ilmu bahkan pengetahuan lain, 9 sedangkan kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan pegangan teoritis 10 Menurut W.L. Neuman, yang berpendapat dikutip dari Otje Salman dan anton F Susanto menyebutkan bahwa : “ Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan Tentang dunia, ia adalah cara yang ringkas untuk berfikir Tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja” . 11 Otje Salman dan Anton F Susanto akhirnya menyimpulkan pengertian Teori menurut pendapat beberapa ahli, dengan rumusan sebagai berikut : “ Teori adalah seperangkat gagasan yang berkembang disamping mencoba secara maksimal untuk memenuhi kriteria tertentu, meski mungkin saja hanya memberikan Kontribusi parsial bagi keseluruhan teori yang lebih umum. 12 Kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam Penelitian ini adalah Teori Kedaulatan dari Jean Bodin dan Thomas Hobbes yang menyatakan bahwa “ the doctrine of absolute state severeignty” bahwa doktrin kedaulatan negara adalah mutlak. Bodin yang merupakan penggagas founder doktrin kedaulatan secara ilmiah mengemukakan bahwa kedaulatan negara menunjukkan ” 8 H.R. Otje Salman, S dan Anton F Susanto, Teori Hukum, Bandung, Refika Aditama 2005 hal 23. 9 Ibid hal 23 10 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung, Mandar Maju, 1994 hal 80. 11 H.R. Otje Salman, S dan Anton F Susanto, opcit hal 22. 12 Ibid hal 23. Universitas Sumatera Utara adanya kekuasaan legislatif dan negara berbeda dengan komunitas lainnya karena negara mempunyai kekuasaan tertinggi atau disebut summa potestas. Kedaulatan adalah kekuasaan membuat hukum dan sebagai alat untuk melaksanakan kedaulatan dengan efektif. 13 Pendapat Bodin ini diperkuat oleh Hobbes bahwa tidak ada pembatasan untuk membuat hukum oleh negara yang mempunyai kedaulatan, tidak ada prinsip hukum alam, yang ada adalah kemampuan mengatur secara efektif pembatasan kekuasaan mutlak dan peguasa the ruler. Jadi Bodin dan pengikutnya lebih melihat kedaulatan dari azas ketertiban dalam negeri. Sekalipun ada beberapa perbedaan pendapat antara Bodin dengan para pengikutnya namun pada dasarnya mereka masih sependapat bahwa kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi, ia harus ada dalam satu kesatuan, Jean Bodin dapat dikatakan bahwa ia melihat kedaulatan dari aspek intern, yaitu kekuasaan tertinggi negara untuk mengurus wilayah dan rakyatnya. 14 Sesuai dengan konsep hukum internasional, kedaulatan memiliki tiga aspek utama, yaitu ekstern, intern dan teritorial. 1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap negara untuk secara bebas menentukan hubungannya dengan berbagai negara atau kelompok-kelompok lain tanpa kekangan, tekanan atau pengawasan dari negara lain. 2. Aspek intern kedaulatan ialah hak atau wewenang eksklusif suatu negara untuk menentukan bentuk lembaga-lembaganya, cara kerja lembaga-lembaga tersebut dan hak untuk membuat undang-undang yang diinginkannya serta tindakan- tindakan untuk mematuhi. 13 Iman Santoso, iman santoso, Perspektif imigrasi, dalam United nationconvention Against Transnational organized crime, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta 2007, hal 33 . 14 Ibid, hal 34. Universitas Sumatera Utara 3. Aspek teritorial kedaulatan berarti kekuasaan penuh dan eksklusif yang dimiliki oleh negara atas individu-individu dan benda-benda yang terdapat di wilayah tersebut. 15 Prinsip kedaulatan negara merupakan prinsip penting dalam Piagam PBB, seperti terdapat dalam Pasal 2 ayat 1 bahwa “ the organization is based on the principle of the sovereign equality of all its members” Prinsip yang terdapat dalam piagam PBB ini dipertegas lagi dalam Resolusi Majelis Umum Nomor 26251970 yang menyatakan bahwa : “Setiap negara menikmati persamaan kedaulatan dan setiap negara mempunyai hak dan keajiban yang sama sebagai anggota masyarakat Internasional tanpa membedakan sistem ekonomi, sosial dan politik.” 16 Negara memiliki kemerdekaan dan kedaulatan atas warga negaranya dan urusannya dalam batas wilayahnya, Negara yang berdaulat memiliki hak dan kewajiban seperti yang dikemukakan diatas, Disamping itu ada juga beberapa hak lain berupa kekuasaan, yaitu : 1. Kekuasaan eksklusif untuk mengendalikan persoalan domestik. 2. Kekuasaan untuk menerima dan mengusir orang asing. 3. Hak-hak istimewa perwakilan diplomatiknya dinegara lain. 4. Yurisdiksi penuh atas kejahatan yang dilakukan dalam wilayahnya, negara- negara anggota PBB merefleksikan persamaan didepan hukum equality before the law yaitu : Setiap negara menikmati personalitas hukum yang sama tanpa membedakan ukuran greografis, jumlah penduduk, kekuatan militer, kekuatan ekonomi dan sebagainya. “ Prinsip kedaulatan mencakup pengertian kedaulatan intern dan ekstern 15 Nkambo Mugerwa, subjecsts of International law, edited by max sorensen, mac Milan, New York, 1968 dalam Boer Mauna, Hukum Internasional, pengertian peranan danfungsi daam era dinamika global, Bandung PT. Alumni, , 2005 hal. 24. 16 Iman Santoso, opcit, hal. 35. Universitas Sumatera Utara internal dan external sovereignity kedaulatan internal dan eksternal ini saling terkait dan bahkan kedaulatan eksternal merefleksikan kensekuensi logis adanya kedaulatan internal. 17 Yurisdiksi adalah kewenangan untuk melaksanakan ketentuan hukum nasional suatu negara yang berdaulat dan ini merupakan sebagian implementasi kedaulatan negara sebagai yurisdiksi negara dalam batas-batas wilayahnya akan tetap melekat pada negara berdaulat. 18 Mengenai Yurisdiksi, masyarakat internasional mengakui bahwa setiap negara mempunyai hak eklusif karena adanya prinsip kedaulatan negara dalam batas wilayah negara yang bersangkutan tanpa ada keterikatan atau pembatasan dari hukum Internasional. Yurisdiksi ini bersumber pada kedaulatan negara yang melahirkan kewenangankekuasaan negara berdasarkan hukum Internasional untuk mengatur segala sesuatu yang ada terjadi dalam negara. Yurisdiksi merupakan atribut kedaulatan suatu negara. Yurisdiksi suatu negara menunjuk kepada kompetensi negara tersebut untuk mengatur orang- orang dan kekayaan dengan hukum nasionalnya pidana dan perdata. Kompetensi ini mencakup yurisdiksi untuk menentukan dan melarang, untuk mengadili dan melaksanakan undang-undang. Yurisdiksi merupakan refleksi atau pencerminan dari prinsip dasar kedaulatan negara, kesamaan derajat dan tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri masing-masing. 19 Yurisdiksi merupakan atribut kedaulatan suatu negara juga diartikan sebagai peran dari pemerintah Indonesia untuk mengatur dan mempunyai kedaulatan penuh secara yuridis terhadap setiap orang yang masuk maupun keluar, baik itu warga negaranya ataupun juga warga negara asing dibidang 17 Brunno simma, ed, the carter of yhe united nations ; a Commentar, oxford university, press, 1995 hal 73-89 dalam Boer Mauna, opcit, hal 38. 18 Yudha Bhakti Ardhiwisastra, Hukum Internasional Bungsu rampai, Bandung; Alumni, 1999 hal. 16. 19 Iman Santoso, opcit hal. 45 Universitas Sumatera Utara Keimigrasian berdasarkan prinsip yang bersifat selektif selective Policy berdasarkan pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. 20 Dalam kaitannya dengan prinsip dasar kedaulatan negara, suatu negara yang berdaulat menjalankan jurisdiksikewenangannya dalam wilayah negara itu. Kedaulatan dan jurisdiksi mempunyai keterkaitan yang erat. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dari suatu negara, ini berarti diatas kedaulatan itu tidak ada lagi kekuasaan yang lebih tinggi Hukum keimigrasian yang bersifat internasional tidak hanya mengatur lalu lintas manusia masuk keluar ataupun pengawasan orang asing disuatu negara, tetapi telah bertalian juga dengan pencegahan orang keluar wilayah Indonesia dan penangkalan orang masuk wilayah Indonesia. 21 Selain fungsi regulasi yang mengandung aspek hukum administratif, hukum Keimigasian juga memiliki fungsi penegakan hukum polisional keimigrasian. Fungsi ini mencakup hal-hal seperti penolakan orang asing untuk masuk wilayah republik Indonesia karena tidak memenuhi syarat, pengenaan tindakan keimigrasian, serta pembatalan izin tinggal, selain tindakan keimigrasian dapat juga dikenakan tindakan administrtif seperti denda administratif. Harus dibedakan bahwa putusan denda disini adalah bersifat administratif yang dinyatakan dengan pejabat administartif bukan pidana denda yang dimaksud dalam pasal 10 KUHP yang diputuskan oleh hakim peradilan pidana. Fungsi penegakan hukum keimigrasian yang bersifat pro yustisia yang merupakan salah satu rangkaian dalam proses peradilan pidana oleh karena itu tunduk pada hukum acara pidana. Keberatan terhadap tindakan penyidikan dapat 20 Ibid, hal 46 21 Bagir Manan “Hukum Keimigrasian dalam sistem hukum nasional” makalah disampaikan pada rapat kerja nasional Keimigrasian, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta 14-15 Januari 2000, hal. 7-9. Universitas Sumatera Utara mengajukan peradilan. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 merupakan bagian hukum pidana administrasi yaitu hukum pidana dibidang pelanggaran administrasi yang diklasifikasikan sebagai tindak pidana administrasi administrative law 22 Penggunaan sanksi pidana pidana dalam hukum administrasi administrative penal law pada hakikatnya merupakan bagian dari kebijakan hukum pidana penal policy. 23 Sejalan dengan perkembangan Keimigrasian, lahirlah Undang-undang tentang keimigrasian terbaru yakni Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 yang mengatur tentang hal ihwal keimigrasian, baik itu tentang orang asing yang masuk dan keluar ataupun warga negara asing yang masuk dan keluar dari wilayah kesatuan republik Indonesia. Teori Kedaulatan digunakan dalam penulisan Tesis ini ialah dikarenakan fungsi dan peranan Keimigrasian dalam Konteks perkembangan dunia saat itu dan sekarang memiliki aspek nasional dan aspek Internasional, Fungsi Keimigrasian memiliki aspek Nasional karena peraturan Perundang-undangan Keimigrasian berfungsi mengatur lalu lintas orang dan melindungi kepentingan nasional. Di sisi lain fungsi keimigrasian juga memiliki aspek Internasional, karena peraturan perundang-undangan Keimigrasian mengatur lalu lintas orang asing dengan menggunakan pendekatan kerjasama Internasional dan harus tetap berpegang teguh prinsip Kedaulatan negara.

2. Konsepsi

Konsep merupakan bagian terpenting dari pada teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara 22 Barda Nawawi Arif, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung, Citra Aditya Bhakti, 2003 hal. 14. 23 Ibid, hal. 15. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing dalam Rangka Pendoportasian Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian (Studi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan)

1 144 148

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

0 0 180

uu no 06tahun 2011 ttg keimigrasian

0 0 52

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

0 0 104

FORMULASI SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN KEIMIGRASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 38

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

0 0 7

PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING DALAM RANGKA PENDEPORTASIAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN (STUDI DI KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA MEDAN) TESIS

0 0 14

BAB II KEBIJAKAN SELEKTIF (SELEKTIF POLICY) MASUKNYA ORANG ASING KE INDONESIA DALAM PERATURAN KEIMIGRASIAN DI INDONESIA A. Kebijakan Selektif Masuknya orang Asing Ke Indonesia. - Kebijakan Selektif (Selective Policy) Masuknya Orang Asing ke Indonesia Berd

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kebijakan Selektif (Selective Policy) Masuknya Orang Asing ke Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

0 0 21

KEBIJAKAN SELEKTIF (SELECTIVE POLICY) MASUKNYA ORANG ASING KE INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

0 0 13