orang asing sebanyak-banyaknya dapat masuk ke daerah ini, tetapi mereka tidak memahami akan istilah selective policy dan dampak negatip yang lebih besar.”
59
Keimigrasian di Indonesia menyangkut 2 dua hal yaitu : 1.
Lalulintas orang antar negara Republik Indonesia dengan negara lain; 2.
Pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah negara Republik Indonesia.
Keimigrasian di Indonesia menyangkut hal ihwal masuk dan ke luar wilayah Negara Republik Indonesia dari orang-orang baik Warga Negara Indonesia
maupun orang asing. Jadi setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia, akan berhubungan dengan keimigrasian melalui tempat yang dinamakan Tempat
Pemeriksaan Imigrasi atau disebut juga TPI, dimana dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi.
2. Lalu Lintas Keimigrasian
Keimigrasian sangat berkaitan erat dengan lalu lintas orang yang ke luar atau masuk ke suatu negara dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1992 yang telah dirubah dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian yang menyatakan bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu
lintas orang masuk atau keluar wilayah Indonesia merupakan hak dan wewenang Negara Republik Indonesia serta merupakan salah satu perwujudan dari
kedaulatannya sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Perangkat dokumen yang lazim digunakan bagi orang yang ke luar atau masuk ke suatu negara adalah Paspor yaitu dokumen perjalanan resmi atau travel
document yang diterbitkan oleh Pemerintah yang memuat identitas pemegangnya
59
Wawancara dengan LIlik Bambang L, Kepala Kantor Imigrasi Klass I Polonia pada tanggal 4 Juni 2012 pukul 10.15 WIB.
Universitas Sumatera Utara
dan dipergunakan untuk melakukan perjalanan antar negara menurut kepentingannya misalnya untuk keperluan dinas, perdagangan, wisata dan lain-
lain.
60
Dalam hal seseorang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri, harus mengurus terlebih dahulu ijin masuk ke negara yang hendak dituju melalui
Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal atau perwakilan yang ditunjuk oleh negara yang bersangkutan. Izin masuk ke suatu negara tertentu lazim disebut dengan
istilah ”visa”.
61
Lilik Bambang L juga mengatakan “ berbicara selective policy bagi orang asing yang telah berada di wilayah Indonesia yang memegang izin keimigrasian
seperti Izin Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, Izin Tinggal Tetap dan perizinan lainnya yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi baik di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
atau pada Kantor-kantor Imigrasi di seluruh Indonesia bilamana mereka akan mengajukan permohonan perpanjangan izin keimigrasiannya tersebut ada hal-hal
yang akan memfilter mereka dan akan diseleksi kembali dengan cara-cara:
1. Secara Administratif.
1. Pengawasan Terhadap Permohonan Perpanjangan Izin Kunjungan dan Izin
Keimigrasian lainnya. Dalam rangka mengamankan kebijakan pemerintah dalam hal pemberian
izin keimigrasian yang dilakukan di seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia agar memperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini :
1.
Dalam proses pemberian perpanjangan izin tinggal harus memeriksa secara teliti tentang kebenaran maksud keberadaan dan kegiatan
pemohon, misalnya : kepada mereka yang potensial akan melakukan praktek prostitusi, kegiatan illegal dan lain-lain yang bertentangan
dengan norma-norma dan budaya daerah;
2. Dalam hal kecurigaan terhadap sponsor fiktif, perlu mengadakan
pemeriksaan lapangan untuk melihat kebenaran dan keberadaan sponsor;
3. Memeriksa dengan teliti seluruh persyaratan formil dan materiil yang
diajukan oleh pemohon atau penjamin, apakah disetujui atau ditolak permohonannya.
2. Pembatasan Perpanjangn Izin Kunjungan kepada orang asing dari
Negara-negara tertentu yang dianggap rawan keimigrasian dan ideologi, Politik, ekonomi, sosial dan budaya Pertahanan Dan Keamanan
Hankam. Sehubungan dengan banyaknya pelanggaran keimigrasian berupa
penyalahgunaan izin tinggal yang dilakukan oleh orang asing yang masuk ke Imdonesia dengan visa yang diberikan melalui proses Clearance House
60
Koerniatmanto, Soetoprawiro, Hukum kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, Jakarta; Gramedia,1996 hal 17
61
Ibid, hal 21
Universitas Sumatera Utara
sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI Nomor M.193-PR.09.03 Tahun 2007 tanggal 08 Oktober 2007 tentang Tim Koordinasi Penilai
pemberi Visa Bagi Warga Negara Asing Rawan dan Surat Departemen Luar Negeri Nomor 102HKIV200655R tanggal 12 April 2006,
disampaikan hal sebagai berikut : 1. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian
dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pelanggaran hukum seperti peredaran narkoba dan lain-lain, agar para Kepala Kantor
Imigrasi menolak setiap permohonan perpanjangan izin kunjungan yang diajukan oleh sponsor dan atau orang lain yang berasal dari
negara-negara yang dianggap rawan sosbudkeimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Surat DEPLU No. 102HKIV200655R tanggal 12
April 2006;
2. Tindak lanjut penolakan pemberian perpanjang dilakukan dengan cara :
a. Memberikan kepada yang bersangkutan izin berangkat atau exit permit only keluar wilayah indonesiake negara asalnya;
b. Melakukan pengawasan terhadap keberangkatan yang bersangkutan keluar wilayah Indonesiake negara asalnya;
c. Melaporkan keberangkatan yang bersangkutan kepada Direktur Jenderal Imigrasi Up Direktur Intelijen
Keimigrasian; 3. Negara-negara yang dianggap rawan dipandang dari sudut
Ipoleksosbud Hankam tersebut antara lain : a. Rawan Ideologi
: Angola, Kuba, dan Korea; b. Rawan Politik
: Israel; c. Rawan Ekonomi
: Kuba, Ethiopia. Irak dan Somalia; d. Rawan Sosial Budaya
Keimigrasian : Albania, Afganistan, Bangladesh
Kamerun, Ethiopia, Ghana, Irak, Nigeria dan
Pakistan. 3.
Edaran Daftar Komite Sanksi Resolusi Dewan Keamana Perserikatan Bangsa-bangsa
Berdasarkan Surat Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Departemen Luar Negeri Republik Indonesia perihal Daftar Komite Sanksi
Resolusi 1267 1999 DKPBB , sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan No 1455 2003, dengan ini di informasikan bahwa :
1. Daftar Komite Sanksi Resolusi 1267 1999 merupakan daftar yang berkenaan dengan orang-orang dan organisasi yang
terkait dengan Usama bin Laden dan Jaringan Al-Qaida dapat diakses melalui situs
http:www.un.orgDocscommitees12671267ListEng.4.1.3.2
2. Daftar ini terdiri dari 2 dua format yaitu pdf yang memuat daftar nama dan organisasi yang terkait dengan Usama
bin Laden dan jaringan Al-Qaida dalam bentuk paragraph, dan format html dalam bentuk tabel.
3. Diharapkan Daftar Komite Sanksi Resolusi 1267 1999 dapat diakses oleh semua Kantor Imigrasi sebagai tindakan preventif
Universitas Sumatera Utara
mengenai kemungkinan ditemukan orang atau organisasi yang terlibat dengan jaringan Al-Qaida di wilayah Indonesia.
4. Pemanfaatan Perangkat Intelijen Keimigrasian
Sebagai salah satu upaya dalam mengatasi pelanggaran dan tindak pidana keimigrasian yang terjadi di wilayah Indonesia. Pemanfaatan perangkat
intelijen tersebut sangat mendukung pelaksanaan tugas-tugas keimigrasian dengan cara :
1. Kepala Kantor Imigrasi dapat langsung mengirim data informasi intelijen kepada Direktur Intelijen dan Bina TPI;
2. Kepala Kantor Imigrasi dapat mengirim informasi intelijen tersebut kepada Kepala Divisi Imigrasi;
3. Untuk acuan dalam mengisi informasi intelijen agar
memperhatikan masalah terkait dengan antara lain : a. Terorisme, dilakukan oleh orang asing dan juga melibatkan
warga negara Indonesia dengan tujuan mengganggu stabilitas negara;
b. Pencucian uang atau money laundring, juga dilakukan oleh warga negara asing yang mencari keuntungan dengan cara
tidak wajar atau melanggar hukum; c. Peredaran narkoba, merupakan sindikat internasional,
terorganisir dan Indonesia merupakan salah satu sasarannya;
d. Perdagangan manusia, kejahatan seperti ini dilakukan antar negara dan terorganisir korbannya wanita dan anak-anak
dibawah umur; e. Penyelundupan manusia, merupakan kejahatan lintas negara
dan pelanggaran keimigrasian; f. Pelanggaran perbatasan, hal ini menyangkut lintas batas
negara, atau kedaulatan negara; g. Dokumen palsu, dokumen yang bukan dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang dan dipergunakan untuk tujuan tertentu;
h. Dokumen yang didapat dengan tidak sah, artinya tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
B. Peran Petugas Imigrasi
Peran dari petugas Imigrasi dalam selektive policy ditunjukkan pula dengan salah satunya yakni pengawasan dilapangan, dimana peran petugas
dilapangan sangatlah menentukan bagi keluar dan masuknya orang asing diwilayah negara Indonesia.
”Pengawasan yang dilakukan oleh petugas Keimigrasian berupa pemantauan secara intelijen dan pelacakan, razia gabungan dengan instansi
terkait mengumpulkan bahan keterangan, laporan masyarakat maupun media, pencarian orang dan alat bukti yang berhubungan dengan tindak
Universitas Sumatera Utara
pidana keimigrasian. Sumber Data Pengawasan Lapangan meliputi Hasil pengamatan, pembuntutan, penyusupan wawancara, intelijen dan
pelacakan, hasil penilaian sumber data yaitu Sumber data pengawasan administratif, hasil penilaian laporan masyarakat, berita mas media cetak
dan elektronik, Hasil laporan instansi pemerintah maupun swasta, dan hasil pengembangan semua sumber data yang ada.”
62
1. Operasi Pengawasan Keimigrasian.