dapat dilakukan dengan model pendekatan grafik dan model pendekatan statistik.
a. Model Pendekatan Grafik
Kriteria keputusan: 1 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu
yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas.
Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013
Gambar 4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
b. Model Pendekatan Statistik Dengan Uji Glejser
Kriteria keputusan: 1 Jika probabilitas 0,05 maka tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas. 2 Jika probabilitas 0,05 maka mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
Tabel. 4.12
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.292 1.955
.661 .512
Materi_yang_diajarkan .374
.267 .304
1.398 .169
Metode_yang_digunakan .104
.200 .082
.519 .607
Sarana_fasilitas_pendukung -.211
.176 -.258 -1.200
.237 Kemampuan_instruktur
.263 .234
.260 1.122
.268 Kemampuan_peserta
-.301 .208
-.342 -1.448 .155
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien
regresi untuk variabel independen adalah 0,169; 0,607; 0,237; 0,268 ; 0,155 atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan
heteroskedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independen yang terdiri dari bukti materi yang diajarkan, metode yang digunakan, sarana fasilitas
pendukung, kemampuan instruktur, kemampuan peserta signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absUt.
4.2.2.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu
adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya mulitkolinieritas adalah : Tolerance 0.1 sedangkan variance inflation factor VIF 5.
Tabel. 4.13
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.716
3.557 -.201
.841 Materi_yang_diajarkan
.693 .487
.216 1.425
.161 .438
2.282 Metode_yang_digunakan
.159 .364
.049 .438
.663 .819
1.221 Sarana_fasilitas_pendukung
.258 .321
.120 .805
.425 .449
2.226 Kemampuan_instruktur
.947 .426
.359 2.222
.000 .384
2.601 Kemampuan_peserta
.498 .378
.217 1.317
.195 .371
2.693 a. Dependent Variable: Kinerja_karyawan
Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013
Pada Tabel 4.13 variabel materi yang diajarkan, metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, kemampuan instruktur, kemampuan
peserta memiliki nilai Tolerance 1,425; 0,438; 0,805; 2,222 ; 1,317 0,1 dan nilai VIF 2,282; 1,221; 2,226; 2,601 ; 2,693 5 maka variabel
tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinearitas.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel
terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≤ 1. Jika
R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti
model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Derajat pengaruh
variabel X
1
, X
2,
X
3,
X
4 ,
X
5
terhadap variabel Y dapat dilihat pada hasil berikut ini:
Tabel. 4.14
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.747
a
.558 .507
2.93220 a. Predictors: Constant, Kemampuan_peserta,
Metode_yang_digunakan, Sarana_fasilitas_pendukung, Materi_yang_diajarkan, Kemampuan_instruktur
b. Dependent Variable: Kinerja_karyawan
Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,747 berarti hubungan relation antara kemampuan peserta, metode
yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, materi yang di ajarkan dan kemampuan instruktur sebesar 74,7, artinya hubungannya cukup erat.
Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 – 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber : Situmorang dan Lufti 2012: 155 2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R
Square sebagai koefisien determinasi. Adjusted R Square sebesar 0,507 berarti 50,7 kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh kemampuan peserta,
metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, materi yang di ajarkan dan kemampuan instruktur. Sedangkan sisanya 49,3 dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Standard Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 2.93220. Semakin
kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
3.9.1.1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Uji-F uji serentak dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
, X
4,
X
5
berupa variabel kemampuan peserta, metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, materi yang diajarkan, kemampuan instruktur dan variabel
terikat Y berupa kinerja karyawan. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut :
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
, X
4,
X
5
H berupa
variabel kemampuan peserta, metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, materi yang diajarkan, kemampuan instruktur dan variabel terikat
Y berupa kinerja karyawan. : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
, X
4
Nilai F berupa variabel
kemampuan peserta, metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, materi yang diajarkan, kemampuan instruktur dan variabel terikat Y berupa
kinerja karyawan.
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
H pada
tingkat α = 5 dengan kriteria sebagai berikut : diterima bila F
hitung
≤ F
tabel
H pada α = 5
ditolak bila F
hitung
≥ F
tabel
pada α = 5.
Tabel 4.16
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
476.918 5
95.384 11.094
.000
a
Residual 378.302
44 8.598
Total 855.220
49 a. Predictors: Constant, Kemampuan_peserta, Metode_yang_digunakan,
Sarana_fasilitas_pendukung, Materi_yang_diajarkan, Kemampuan_instruktur b. Dependent Variable: Kinerja_karyawan
Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.16 dapat dilihat :
1. Pada Tabel 4.17 dapat dilihat nilai F
hitung
adalah 11,094 dimana F
hitung
F
tabel
, yaitu 11,094 3,12 dan tingkat signifikansinya 0,000. Nilai F
tabel
2. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi, yaitu
sebesar 476.918 sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi yaitu
sebesar 378.302. pada tingkat signifikan 95
α = 0,05 sebesar 8.598. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya
0,000 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel independen kemampuan peserta, metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung,
materi yang diajarkan, kemampuan instruktur secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana
Medan .
4.2.3.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari variabel materi yang diajarkan X
1
, metode yang digunakan X
2
, sarana fasilitas pendukung X
3
, kemampuan instruktur X
4
, kemampuan peserta X5 dan variabel terikat Y berupa kinerja Karyawan pada PT.
Narasindo Mitra Perdana Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari materi yang diajarkan X
1
, metode yang digunakan X
2
, sarana fasilitas pendukung X
3
, kemampuan instruktur X
4
H , kemampuan peserta X5 dan
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y berupa kinerja Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan.
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari materi yang diajarkan X
1
, metode yang digunakan X
2
, sarana fasilitas pendukung X
3
, kemampuan instruktur X
4
H , kemampuan peserta X5 dan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y berupa Kinerja Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan.
diterima jika t
hitung
t
tabel
H pada α = 5
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Tabel 4.17
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 3.716
3.557 -.201
.841 Materi_yang_diajarkan
.693 .487
.216 1.425
.161 Metode_yang_digunakan
.159 .364
.049 .438
.663 Sarana_fasilitas_pendukung
.258 .321
.120 .805
.425 Kemampuan_instruktur
.947 .426
.359 2.222
.000 Kemampuan_peserta
.498 .378
.217 1.317
.195 a. Dependent Variable: Kinerja_karyawan
Sumber : Hasil pengolahan data melalui program SPSS v 16.0, 2013 Pada Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa :
1. Variabel Materi yang Diajarkan X
1
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,161 lebih besar dari 0,05.Nilait
hitung
t
tabel
2. Variabel Metode yang Digunakan X artinya jika
ditingkatkan variabel Materi yang Diajarkan maka Kinerja Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y tidak akan meningkat
sebesar 0.693. Hal ini terjadi disebabkan materi yang diberikan kurang dipahami oleh para karyawan sehingga para instruktur dituntut untuk
dapat memberikan suatu materi yang baik dan mudah dimengerti oleh para karyawan dan para instruktur dapat menjelaskan dengan baik
sehingga karyawan dapat mudah menggerti.
2
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap terhadap Kinerja Karyawan, hal ini terlihat dari
nilai signifikansi 0,663 lebih besar dari 0,05.Nilait
hitung
t
tabel
3. Variabel Sarana Fasilitas Pendukung X artinya jika
ditingkatkan variabel Metode yang Digunakan maka Kinerja Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y tidak akan meningkat
sebesar 0,159. Hal ini terjadi karena metode yang digunakan dalam pelatihan harus lebih dapat memberikan penyegaran ke karyawan
sehingga karyawan tetap bersemangat dalam mengikuti pelatihan tersebut.
3
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap terhadap Kinerja Karyawan, hal ini terlihat dari
nilai signifikansi 0,425 lebih besar dari 0,05.Nilait
hitung
t
tabel
artinya jika ditingkatkan variabel Sarana Fasilitas Pendukung maka Kinerja
Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y tidak akan meningkat sebesar 0,159. Hal ini terjadi karena sarana yang digunakan
masih cenderung membuat karyawan bosan dalam mengikuti pelatihan karena sarana fasilitas pendukung yang digunakan masih tidak
menunjang dalam pelatihan dan pendidikan. 4. Variabel Kemampuan Instruktur X
4
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.Nilait
hitung
t
tabel
5. Variabel Kemampuan Peserta X artinya jika
ditingkatkan variabel Kemampuan Instruktur maka Kinerja Karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y akan meningkat sebesar
0,947. Kemampuan instruktur disini sangat berpengaruh karena para instruktur menyampaikan suatu materi yang ke para karyawan tentunya
keahlian para instruktur dituntut sangat baik dalam menyampaikan materi yang ada sehingga karyawan dapat mengimplementasikan materi yang
ada dengan baik di lapangan.
4
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,104 lebih besar dari 0,05.Nilait
hitung
t
tabel
6. Konstanta sebesar 3,716 artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka keputusan pembelian tetap sebesar 3,716.
artinya jika ditingkatkan variabel Kemampuan Peserta maka Kinerja Karyawan pada
PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y tidak akan meningkat sebesar .498. Hal ini terjadi disebabkan para peserta diharapkan mampu
menerima materi yang ada diberikan para instruktur dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel 4.18 pada kolom B yaitu :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
Y = 3.716 + 0.693 + 0.159 + 0.258 + 0.947 + 0.498 +e +e
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan, yang terdiri dari materi yang diajarkan X
1
, metode yang digunakan X
2
, sarana fasilitas pendukung X
3
, kemampuan instruktur X
4
Adhinugroho 2005 melakukan penelitian berjudul “Pendidikan dan Pelatihan Dalam Usaha Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT Sinar Sosro
Kantor Penjualan Wilayah Jawa Barat”. Hasil dari penelitian ini adalah peranan yang diberikan oleh adanya program pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi
kerja karyawan sudah cukup besar, dengan persentase koefiesien determinasinya 44,89. Hubungan antara pelaksaan pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi
kerja karyawan pada perusahaan tersebut sebesar 0,67. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah dan terdapat korelasi positif antara pendidikan dan
pelatihan dan prestasi kerja karyawan. , kemampuan peserta X5 secara bersama-sama atau simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y.
Variabel yang sangat berpengaruh positif dan signifikan dalam penelitian ini terdapat satu variabel Variabel Kemampuan Instruktur X
4
1. Variabel Kemampuan Instruktur X dengan penjelasan
sebagai berikut
4
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.Nilait
hitung
t
tabel
artinya jika ditingkatkan variabel Kemampuan Instruktur maka Kinerja Karyawan
pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan Y akan meningkat sebesar 0,947.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara simultan atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan
yang terdiri dari materi yang diajarkan, metode yang digunakan, sarana fasilitas pendukung, kemampuan instruktur, kemampuan peserta secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan.
2. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara parsial yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Narasindo Mitra Perdana Medan adalah variabel
Kemampuan Instruktur.
2.1 Saran
1. Untuk variable Metode yang digunakan dalam pelatihan harus lebih dapat memberikan penyegaran ke karyawan sehingga karyawan tetap
bersemangat dalam mengikuti pelatihan tersebut.