9. Action Learning
Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil dengan memecahkan permasalahan dan dibantu oleh seorang ahli
bisnis dari dalam perusahaan atau luar perusahaan. Organisasi dapat memilih salah satu atau lebih teknik di atas untuk
diterapkan pada program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kondisi organisasi.Dalam memilih metode pendidikan dan pelatihan, agar efektif perlu
memerhatikan diterapkannya prinsip belajar, yaitu partisipasi, repetisi, relevan, transfer, dan umpan balik. Disamping itu peru memerhatikan biaya, materi,
pelatih dan peserta pelatihan.
2.1.7. Dimensi-Dimensi Pendidkan dan Pelatihan
Menurut Rae dalam Sofyandi 2008:119 dimensi program pendidikan dan pelatihan yang efektif diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah sebagai
berkut : 1. Materi yang diajarkan atau isi pendidikan dan pelatian, apakah isi
program pendidikan dan pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan, dan apakah pendidikan dan
pelatihan tersebut dapat meningkatkan keterampilan dan menunjang pekerjaan karyawan
2. Metode yang digunakan, yaitu apakah metode pendidikan dan pelatihan yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode
pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan gaya belajar peserta.
3. Saranafasilitas pendukung, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah
relevan dengan jenis program pendidikan dan pelatihan. 4. Kemampuan instruktur,yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan
keterampilan penyampaian yang mendorong orang untuk belajar. 5. Kemampuan peserta, yaitu pendidikan dan pelatihan tersebut dapat
membuat peserta bekerja lebih kreatif dalam pelaksanaan tugas- tugasnya.
2.1.8. Kinerja
Menurut Mangkunegara 2009:9, kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pada dasarnya merupakan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan Mathis dan Jackson, 2006:378. Kinerja merupakan tingkat pencapaian karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi
organisasi. Oleh karenaitu, kinerja SDM adalah kemampuan usaha karyawan untuk
menghasilkan hasil kerja output yang secara baik kualitas maupun kuantitas, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Setiap
karyawan dituntut untuk aktif dalam memberikan hasil kerja yang baik agar tercapainya tujuan perusahaan.
2.1.9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Knerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan. Kesedian dan ketrampilan seorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, maka dari hal tersebut dibutuhkanlah program pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
pemahaman kerja yang jelas. Dalam pencapaian kinerja pegawai, faktor sumber daya manusia sangat
dominan pengaruhnya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari hasil kerjanya, dalam kerangka profesionalisme kinerja yang baik adalah bagaimana
seorang pegawai mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya maksud dan tujuan organisasi, misalnya bagaimanamengelola sumber
daya manusia agar mengarah pada hasil kerja yang baik. Menurut Mathis dan Jackson 2006:113 faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja yaitu : 1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, seperti
bakat , minat dan faktor kepribadian. 2. Tingat usaha yang dicurahkan, seperti etika kerja, kehadiran, motivasi,
rancangan tugas. 3. Dukungan organisasi, seperti pendidikan dan pelatihan,
pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja.
Menurut Mangkunegara 2006:13 faktor yang mempengaruhi Pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation, yang
dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Kemampuan Ability
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, pimpinan dan
karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata IQ 110-120 apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
b. Faktor Motivasi Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi
kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif pro terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan
sebaliknya jika mereka bersikap negatif kontra terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja
yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
2.1.10. Indikasi Kinerja