0.11 Analisis Perbandingan Volume Penjualan PTPN III

Dengan demikian terjadi peningkatan biaya untuk kkegiatan Panen setelah memperoleh sertifikat RSPO. untuk komponen kegiatan Pengangkutan TBS ke Pabrik juga mengalami peningkatan pada saat sebelum dan setelah memperoleh sertifikat RSPO. Di tahun 2009 hanya dikeluarkan biaya sebesar Rp. 1,865,270.34 Ha TM namun mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 2,079,996.86Ha TM. Pada tahun 2010, biaya produksi PTPN III mencapai Rp. 1,176.84 Milyar. Total biaya ini termasuk biaya sertifikasi RSPO. Rincian total biaya sertifikasi RSPO PTPN III dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Total Biaya Sertifikasi PTPN III Uraian Pembiayaan Sertifikasi RSPO Tahun 2008 2009 2010 Agustus 2011 Biaya Kegiatan Untuk Sertifikasi RSPO - - 165,000,000.00 120,500,000.00 Biaya Keanggotaan RSPO 36,933,260.00 32,473,980.00 30,463,860.00 29,201,980.00 Biaya Sertifikasi Kebun - - 2,674,440,226.50 - Pajak 10 3,693,326.00 3,247,398.00 286,990,408.65 14,970,198.00 Total Biaya RSPO 40,626,586.00 35,721,378.00 3,156,894,495.15 164,672,178.00 Persentase Terhadap Total Biaya Produksi 0.01 0.01

0.51 0.11

Sumber: PTPN III, 2008-Agustus 2011 Lampiran 1 Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 PTPN III mengeluarkan sejumlah biaya untuk pengurusan sertifikat RSPO. Pada tahun 2010 total biaya pengurusan sertifikat RSPO mencapai Rp. 3,156 M. Komponen pembiayaan paling besar adalah untuk biaya sertifikasi kebun yang mencapai US 25Ha, dengan demikian diperlukan biaya sekitar Rp. 2,674 M untuk mensertifikasi 5 unit kebun PTPN III seluas 11,421.91 Ha. Dilihat dari besarnya persentase total biaya sertifikasi terhadap total biaya produksi memanglah tidak terlalu besar yakni rata- rata kurang dari 1 namun dengan besarnya pembiayaan untuk sertifikasi RSPO maka akan berpengaruh terhadap pendapatan PTPN III. Walaupun telah bersertifikasi RSPO, namun dapat dilihat bahwa pendapatan yang dihasilkan dalam ekspor CPO dibandingkkan dengan PTPN II maupun dibandingkan dengan sebelum memperoleh sertifikat RSPO tidak tampak perbedaan yang nyata. Sumber: PTPN III dan PTPN II, 2005-Agustus 2011 Lampiran 1, 2, 3 dan 8 Gambar 16. Perbandingan Biaya Produksi CPO RpTon dari PTPN III dan PTPN II tahun 2005-Agustus 2011 Pada Gambar 16, jika dibandingkan dengan biaya produksi PTPN II, biaya produksi PTPN III memiliki proporsi yang lebih besar. Jika dibandingkan dengan sebelum PTPN III bersertifikat RSPO, perbedaan biaya yang terjadi tidaklah begitu besar, namun jika dibandingkan dengan setelah PTPN 3 bersertifikat RSPO maka perbedaan yang terjadi semakin besar. Dengan demikian hal ini yang menyebabkan tidak adanya perbedaan pendapatan antara PTPN III dengan PTPN II setelah PTPN III bersertifikat RSPO. Walaupun penerimaan yang diterima PTPN III semakin tinggi namun biaya produksi yang ditimbulkan untuk menghasilkan CPO juga semakin besar setelah bersertifikat RSPO sehingga tidak adanya perbedaan pendapatan baik dengan PTPN II selaku perusahan perkebunan tidak bersertifikat RSPO maupun sebelum PTPN III bersertifikat RSPO. Untuk menguji perbedaan biaya produksi yang terjadi pada PTPN II dan PTPN III maka perlu dijabarkan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan masing-masing perusahaan perkebunan dalam memproduksi dan menjual CPO. Biaya produksi PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 20 sedangkan biaya produksi PTPN III dan PTPN II tahun 2010-Agustus 2011 dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 20. Biaya Produksi PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 Dalam Milyaran Rupiah PTPN Biaya Produksi Dalam Milyaran Rupiah 2005 2006 2007 2008 2009 PTPN III 407.55 422.92 205.56 271.59 387.23 PTPN II 68.50 44.44 79.43 16.94 102.76 Sumber: Analisis Data, 2005-2009 Lampiran 1,2,3 dan 8 Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa biaya produksi PTPN III selalu lebih besar daripada biaya produksi PTPN II pada tahun 2005-2009. Untuk PTPN III terjadi penurunan biaya produksi di tahun 2007 namun dikarenakan penerimaan di tahun yang sama juga menurun maka pendapatan PTPN III di tahun 2007 juga menurun. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yang juga diikuti oleh penurunan pendapatan di tahun yang sama. Tabel 21. Biaya Produksi PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 Dalam Milyaran Rupiah PTPN Biaya Produksi Dalam Milyaran Rupiah 2010 Sd. Aguatus 2011 PTP III 615.93 148.63 PTP II 134.99 56.26 Sumber: Analisis Data, 2005-2009 Lampiran 1,2,3 dan 8 Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa biaya produksi PTPN III selalu lebih besar daripada biaya produksi PTPN II pada tahun 2010-Agustus 20011. PTPN III memiliki biaya produksi yang sangat besar pada tahun 2010 hal ini dikarenakan pengurusan RSPO yang menimbulkan besarnya biaya yang terjadi. Untuk melihat perbedaan biaya produksi antara kedua perusahaan perkebunan tersebut dilakukan analisis uji beda rata-rata. Hasil analisis uji beda rata-rata biaya produksi PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 22 dan untuk uji beda biaya produksi PTPN III dan PTPN II tahun 2010-Agustus 2011 dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 22. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Biaya Produksi PTPN III dan PTPN II Tahun 2005-2009 Uraian PTPN III PTPN II t -hitung t -tabel Sig Mean Biaya Produksi Dalam Milyar Rupiah 338.97 62.41 6.126 2.306 0.000 Sumber: Analisis Data, 2005-2009 Lampiran 25 Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi pada PTPN III dan PTPN II terdapat perbedaan nyata pada α = 0.05, nilai t -hitung = 6.126 dan t -tabel = 2.306. Pada rata-rata biaya produksi dapat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi PTPN III lebih besar daripada rata-rata biaya produksi PTPN II. Maka sesuai dengan kaidah t -hitung t -tabel maka keputusannya adalah H ditolak dan H 1 diterima. Sehingga secara statistik dapat dinyatakan ada perbedaan nyata pada biaya produksi PTPN III dan PTPN II dari tahun 2005-2009. Sehingga disimpulkan bahwa sumber perbedaan pendapatan PTPN III dan PTPN II tahun 2005-2009 juga berasal dari biaya produksi. Tabel 23. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Biaya Produksi PTPN III dan PTPN II Tahun 2010-Agustus 2011 Uraian PTPN III PTPN II t -hitung t -tabel Sig Mean Biaya Produksi Dalam Milyar Rupiah 382.28 95.6 1.21 4.302 0.35 Sumber: Analisis Data, 2010-Agustus 2011 Lampiran 26 Dari Tabel 23 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi pada PTPN III dan PTPN II tidak terdapat perbedaan nyata pada α = 0.05, nilai t -hitung = 1.21 dan t -tabel = 4.302. Pada rata-rata biaya produksi dapat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi PTPN III lebih besar daripada rata-rata biaya produksi PTPN II. Maka sesuai kaidah t -hitung t -tabel, keputusannya adalah H 1 ditolak dan H diterima. Sehingga secara statistik dapat dinyatakan tidak ada perbedaan nyata pada biaya produksi PTPN III dan PTPN II dari tahun 2010-Agustus 2011.

5.1.4. Analisis Perbandingan Pendapatan

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Kewajiban Sertifikasi ISPO (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL) Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan Investasi Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Di Indonesia (Studi Pada PT. REA KALTIM PLANTATION – Jakarta)

7 96 190

Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

7 58 77

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 8 60

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 11

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 1

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 9

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 12

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 2

Analisis Implement Asi Prinsip dan Kriteria Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Perkebunan Sawit Rakyat

0 0 11

KEBIJAKAN INDONESIA DALAM TATA KELOLA MINYAK SAWIT: ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL (RSPO) DAN INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL (ISPO) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14